17. Plan?

5.8K 842 112
                                    

Selagi Mean mandi, Plan keluar kamar. Dia nyari Perth. Nemu di depan pintu belakang kayak biasa. Demen banget dia duduk depan pintu.

Plan ikutan duduk. Kan pintunya lebar lur.

Perth noleh. "Plan? Nanti dimarahin Tuan Muda kamu kesini."

"Gapapa. Aku marahin balik nanti."

Perth monyongin mulutnya, mau ngejek gitu.

"Mentang-mentang mau nikah."

Plan cekikikan.

"Oh iya, Perth. Tadi aku ketemu Saint." Plan jujur.

Beda dengan Perth, dia malah terkesan ga mau denger. Padahal, dulu dia selalu curhat soal Saint ke Plan.

"Kamu bener. Dia emang cantik, anggun. Dia juga baik." Plan tatap lurus ke depan.

"Tadi dia anter aku ke dokter pas aku jatuh. Baik banget, kan?"

Perth noleh. "Saint anter kamu?"

Plan ngangguk.

"Maaf, aku ga tau dia tinggal dimana. Aku juga ga selalu ketemu dia."

"Ga masalah, Plan. Tapi, terakhir aku tau dia suruh kamu jauhin Tuan Muda. Kenapa dia bisa baik ke kamu sekarang?" Perth ngernyit.

Plan senyum. "Iya, dia suruh aku jauhin Mean."

"Terus?"

Plan hembusin nafasnya.

"Perth, aku demam." Plan meringis pura-pura.

Perth jadi bingung. Plan ngubah topik pembicaraan tiba-tiba.

"Terus, kenapa kamu keluar kamar? Tuan Muda mana?"

"Dia lagi mandi."

Perth diem.

"Perth aku boleh minta tolong?"

"Kenapa?"

"Tadi, Saint bawa aku ke rumah sakit Medica. Ada dokter namanya Dokter Earth Pertiwi. Kalo demamku kelewat tinggi pas Mean lagi ke kantor, kamu bawa aku kesana ya?" Plan tatap Perth.

"Harus kesana?"

"Iya. Dari kecil aku ga pernah ke dokter. Jadi, dia satu-satunya dokter yang aku percaya. Mau ya, Perth?"

Perth ngangguk. "Iya bawel! Kamu minta tolong tapi kayak titip pesen mau pergi jauh. Dengki aku dengernya!"

Plan ketawa lirih. Pamit balik ke kamar, takut Mean susul. Soalnya Mean berisik kalo cemburu.

Tepat saat dia buka pintu, Mean hampir aja mau buka pintu. Keduluan sama Plan.

"Apa? Cari aku?" Plan naikkin alisnya.

Liat Mean yang Plan yakin banget dia ga keringin rambutnya. Keliatan masih netes-netes. Kancing piyama naik turun ga beraturan.

Baru ditinggal ke bawah aja Mean udah segini berantakannya.

Ga kebayang kalo Plan pergi dari hidup Mean.

Mean telen ludah. Sadar bucinnya kelewatan.

Plan tarik tangan Mean duduk di sofa, tempat biasa Mean kerjain tugas kantornya.

Tempat ciuman pertama mereka.

Kancing piyama Mean di buka semua sama Plan. Dipasang ulang dari atas.

"Rajin-rajin inget umur ya, Mean."

"Abisnya kamu ga ada di kamar. Aku pikir ilang lagi. Kamu tuh kalo kemana-mana ngomong dong, yang. Biar aku ga panik." Mean dengus.

Tuan Muda Mean ; MEANPLANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang