7.

7.9K 344 4
                                    

"Mi,Erra pengen sarapan nasi goreng." rengek Erra di pagi hari,Ayra yang mendengar rengekan gadis bersanggul itu mengulas senyum.

"Ya udah, tolong iris bawang merah sam tomatnya ya."

"Gak usah pake bawang merah umi,Erra gak suka. Bawang bikin mata Erra perih."

"Aduh,udah gadis kok masih gak suka bawang. Nanti kalau sudah menikah bagaimana nasib masakannya?"

"Erra suka masak gak pake bawang,mami sama mas Rama gak komentar kok.."ujar Erra dengan manjanya, Ayra lagi-lagi mengulas senyum. Lantas wanita setengah baya itu mengusak surai gadis yang tengah duduk bersidekap di meja makan.

"Hm.. Sementara umi bikin nasgor, Erra siap-siap sekolah gih!"

"Siap."

Dengan sigap gadis itu beranjak dari duduknya, ia mengambil langkah dan melangkahkan kakinya menuju kamar yang semalam ditempatinya.

"Umi lagi masak apa?" tanya Rama yang baru saja mendudukan bokongnya.

"Umi mau bikin nasgor."

"Oh.. Erra belum bangun, mi?"

"Sudah,tadi umi suruh Erra siap-siap. Erra udah ngebantuin umi masak dari subuh mula,tapi dia malah request minta dibikinin nasi goreng." jelas Ayra, Rama yang mendengarnya hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia kemudian beranjak dari duduknya hendak membuat kopi.

"Kamu mau ngapain,Dam?"

"Mau bikin kopi."

"Duduk aja,nanti biar umi yang buatin."

"Tapi,umi.."

"Udah gak apa-apa,semalam juga kamu umi suapin." ujar Ayra, Rama tersenyum malu lalu mengangguk dan duduk kembali.

"Makasih ya,umi.."

"Iya,putraku."

Ayra memindahkan nasi gorengnya ke piring porselen yang sudah disiapkan Erra. Piring berwarna putih berpolet biru yang Erra bilang sudah menjadi hak miliknya.

"Umi bikin nasi goreng buat Erra doang?" tanya Rama saat mendapati nasi goreng yang muat di satu piring saja.

"Mas Rama mau juga?" ucap Erra bersuara, gadis yang sudah memakai seragam sekolahnya itu duduk di kursi samping Rama. "Kalau mas mau,aku akan membaginya." tambah Erra, Rama menggeleng.

"Saya mau minum kopi saja." ucap Rama sembari memperlihatkan kopi yang disodorkan Ayra.

"Oh.. Ya udah aku makan dulu,ya.."

Erra pun mulai memakan nasi goreng yang dibuat Ayra,ia tampak lahap menikmatinya. Ayra yang melihatnya pun tak henti-hentinya mengulas senyum.

"Makannya pelan-pelan." ujar Rama yang diam-diam ikut memperhatikan. Erra mengangguk semangat. Lalu ia menyendokkan nasi goreng tersebut dan mengarahkannya ke Rama.

"Aaa.. Mas.. Jangan malu-malu!"

"Saya enggak ma-!"

Satu suapan masuk ke mulut Rama. Erra berseringai.

"Enak ya? Mau lagi?"

"Enggak ah,udah kamu aja yang makan!" ucap Rama sembari beranjak dari duduknya dengan mulut yang dipenuhi nasi goreng.

Erra dan Ayra terkekeh.

Rama menutup pintu kamarnya, ia melangkah ke arah jendela kamarnya yang menghadap langsung ke sebuah kamar di rumah Erra. Ia menyibak gorden berwarna hitam itu.

'Aku maklumi sikap Erra pada mas,tapi tetap saja hatiku tidak bisa berbohong kalau aku cemburu akan kedekatan mas Adam dengannya.'

'Hati manusia itu bisa kapan saja berubah,mas. Sekarang bisa saja mas Adam mencintaiku. Tapi,kita tidak tahu besok atau lusa pada siapa lagi cintamu itu berlabuh.'

Dikhitbah Pak Guru [Tahap REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang