2.

11.9K 416 24
                                    


Gubrak!!

Erra menggebrak meja Zaki tepat saat bel istirahat berbunyi. Siswi berjepit pita biru itu menatap nyalang siswa keriwil yang sekarang tengah memasukkan buku ke dalam tasnya.

"Ngapain sih?" tanya Zaki sembari menggeser tangan Erra yang berada di atas mejanya. "Maksud lo apa,main ngadu aja sama pak Adam huh?!" Bentak Erra,Zaki menghela nafas."Gue gak ada maksud apa-apa,kok." Kini Zaki menatap netra siswi di depannya.

"Gak ada maksud apa-apa? Lo bilang gak ada maksud apa-apa, terus liat gue merah sampe nangis gitu apa yang lo lakuin bangsat!! LO MASIH MAU BILANG GAK ADA MAKSUD APA-APA?! LO BILANG LO MAU BAIKAN SAMA GUE,TAPI LIAT! LO NABUR API LAGI. LO~ EMANG LAKI-LAKI MUNAFIK,ZA!" suara Erra menggelegar di ruangan persegi itu,sebagian siswa yang akan pergi ke kantin pun mengurungkan niatnya. Dan memilih menonton pertengkaran si ketua kelas dengan sekretarisnya.

"Ngalem dong.. Jadi cewek gak ada manis-manisnya." Erra mendecih mendengar ucapan si keriwil. Ia lantas menaikkan telunjuknya ke hadapan wajah Zaki.

"Lo,bangs-"

Belum sempat Erra melanjutkan kata-katanya, seseorang sudah terlebih dahulu menarik kerah seragamnya.

"Bangs,apa?"

"Bangsat!" Erra menghentikan ucapannya, lantas ia menoleh,dan mendapati Rama yang sedang menaikkan sebelah alisnya.

"Mas.."

"Saya nungguin kamu,ayo ikut!" ucap Rama sembari menarik kerah muridnya,Erra berjalan mundur dengan mata yang masih menatap Zaki.

"Urusan kita belum selesai, gue masih punya dendam sama elo Jubaedah."

"Terserah lo Rukayah!"

"DIEM LO,DASAR EEK GORILA! LIHAT AJA,BAKALAN GUE ANCLUBIN LO KE PERUT BUMI!" Teriak Erra dengan berapi-api, Rama yang sedang menariknya hanya bisa menggelengkan kepalanya. "Diem Era globalisasi,."

"Mas lagi,lepasin ini.. Entar aku jatuh gimana?"

Rama melepaskan pegangannya pada kerah leher Erra,pria itu menghentikan langkahnya lalu bersidekap sembari menatap muridnya.

"Mengumpati guru,bicara kasar kepada teman,hukuman apa yang cocok buat kamu?" tanya Rama sambil menaikkan sebelah alisnya,Erra mempoutkan bibirnya.
"Maaf.."

"Ikut saya!" titah Rama,dengan menurut Erra mengikuti perintahnya. Erra dan Rama berjalan beriringan, keduanya sama-sama terdiam. Sampai di depan sebuah Masjid, Erra bersuara.

"Ngapain ke Masjid? Mas mau ngajakin aku shalat duha?" tanya Erra saat melihat Rama melepaskan sepatunya.

"Kemari!"

"Aku lagi M." jawab Erra tak acuh,Rama membuang nafas.

"M?"

"Males." jawab Erra sembari mencebik,siswi itu tak sadar telah bertindak tidak sopan pada gurunya.

"Males kamu bilang?"

"Hm.."

Rama menahan nafas mendengar jawaban Erra. Astaghfirullah.

"Erra kemari!"

"Gak mau mas,aku gak biasa."

Ya nabi, Rama gereget dengan jawaban siswinya yang satu ini. Ingin sekali ia menjewer telinga siswi di depannya ini. Astaghfirullah Rama,innallaha ma'asshoobiriin.

Sabar Rama,sabar.

"Agama kamu itu apa?"

Erra yang tadinya menatap ke sembarang arah akhirnya menolehkan kepalanya. Ia menatap gurunya datar,namun keningnya seketika berkerut dengan kepala yang dimiringkan ke sisi kanan. "Kristian.." gumam Erra yang langsung membuat kaki Rama melemas.

Dikhitbah Pak Guru [Tahap REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang