Sepulangnya bertemu dengan Saghara, Erika menceritakan semuanya kepada sahabatnya yaitu Mentari dan Melati. Mereka mendukung Erika untuk menyudahi hubungannya bersama Saghara. Hubungan yang mungkin sudah dikatakan tidak sehat lagi, Si kembar mengajak Erika untuk berlibur ke Bali, katanya sih untuk liburan terakhir kita bertiga sebelum Erika pindah ke Yogyakarta.
Entah kenapa pagi ini, Erika mengawali dengan malas-malasan. Nanti sore Erika singgah ke Bali sedangkan Papa dan Mama singgah ke Yogyakarta.
Seperti pagi ini Mama sudah menyiapkan segala hal keperluan Erika, sedangkan Erika? Gadis itu hanya bergelung diatas kasur sembari menutupi pipi bekas tamparan dari Saghara yang masih membekas.
" Wah, anak gadis Mama jam segini masih belum bangun." Derap langkah kaki Mama berjalan menuju tempat tidur, jantungkl Erika berdegub dua kali lebih lipat, bagaimana jika nanti Mama menanyakan bekas tamparan ini? Apakah Erika harus jujur? Bagaimana jika membuat Mama marah?
"Nak, ayo bangun! Mandi!." Katanya, sembari menarik Erika dengan lembut.
" Iya,Mah."
" Ya Allah, kenapa itu matanya? Kakak begadang lagi?" Kata Mama sembari memegang rahang Erika dengan lembut.
" Aww" Erika meringis kesakitan ketika Mama tak sengaja memegang bekas tamparanku.
" Bekas tangan siapa ini? Berani-beraninya..."
Erika segera menghambur ke pelukan Mama, air mata yang semalam mengalir deras kini kembali berurai, Mamah hanya memeluk Erika, pelukannya begitu hangat. Sesekali beliau mengusap punggung mungil milik Erika " Gapapa,gapapa. Kakak udah aman, disini ada Mama yang selalu menjaga Kakak."
" Mah... Kak-kakak pu-putus sa-sama Sa-Saghara." Kata Erika sesengukan.
Sembari mengusap rambut Erika dengan penuh kasih sayang, Mama menatap Erika dengan tersenyum, " Gapapa, Kakak sudah mengambil langkah yang baik. Kakak juga berhak buat bahagia!."
Erika tahu pasti Mama merasa sedih. Anak yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang, bahkan ketika Mama marah kepada Erika, beliau tidak akan pernah sekalipun menyakiti, apalagi melakukan kekerasan fisik.
" Mah, jangan bilang ke Papa ya. Kakak takut Papa khawatir."
Mama hanya menganggukan kepala sembari tersenyum, kemudian kami saling berpelukan sembari menangis bersama, " Maafkan Mama, Mama gak bisa menjaga Kakak dengan baik."
🕊 🕊 🕊
Sore hari ini Erika berangkat ke Bali menggunakan jalur darat, memesan paket wisata di salah satu biro perjalanan wisata. Sedangkan Mama dan Papa sudah meninggalkan kota Semarang untuk kembali ke Yogyakarta.
Sepanjang perjalanan Erika hanya menatap kaca jendela mobil dengan tatapan kosong. seolah sederet per-tokoan adalah hal yang paling menarik ku lihat.
Seharusnya Erika harus seperti itu, bukankah masa lalu akan berjalan menjauhi kita? Seperti per-tokoan itu yang wujudnya sudah tak nampak lagi.
Sudah lebih sehari, Erika tak bertukar kabar dengan Saghara. Sengaja aku memblokir nomor disalah satu aplikasi pesan berwarna hijau itu, sebenarnya Erika bukan tipe orang yang senang memblokir orang, namun kalau orang itu sudah kelewat batas jalan satu-satunya yang ku ambil yaitu dengan cara memblokir. Bukannya terdengar seperti anak kecil yang tak pandai menyelesaikan masalah, namun ada kalanya kamu memperhatikan psikismu, membiarkanmu berdamai dengan diri sendiri, membiarkanmu untuk memberikan waktu sendiri, nanti jika dirasa sudah baik, kau buka lagi blokirannya. Jikalau dirasa tak nyaman, yasudah blokir saja. Itu hak-mu, tak usah kau dengarkan kata orang lain, dirimu juga berhak untuk bahagia bukan?
Kalau kalian tanya apakah Erika merindukan Saghara? Jawabannya tentu pasti, tapi ego yang terlampau terlalu tinggi, sudah berapa kali Erika harus mengalah setiap kali bertengkar?, sudah berapa ribu makian yang ia lontarkan kepada gadis itu? sudah berapa ratus air mata ini terus mengalir menangisi sosoknya?. Kini Erika harus memutuskan, sudahilah!
" Pantas saja, rembulan cahaya nya redup sekalii. Nampaknya disini ada yang bersedih." Celetuk Mentari, dia pandai sekali membuat suasana yang tadinya cangung melebur menjadi tawa.
Erika menoleh ke arahnya sembari tersenyum, senyum yang mungkin terlihat ku paksakan.
" Udah, Er. Kita saatnya senang-senang. Kamu harus bangkit, buktiin ke Saghara kalau kamu perempuan yang tangguh. Kau unggah saja foto-foto bahagiamu esok di sosial media! Kita harus merayakan perpisahan kita dengan bahagia bukan?." Kini giliran Melati yang membuat Erika kembali tersenyum haru. Segera Erika menghambur kedalam pelukan sahabatnya ini, " Terima kasih sudah hadir didalam duniaku, jangan pernah lupakan aku."
🕊 🕊 🕊
Pukul setengah empat pagi kami tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur sembari menunggu kapal yang akan menyebrang ke Pelabuhan Gilimanuk kami menyempatkan untuk datang ke Mushola.
Usai beribadah, kami mengikuti arahan dari tour leader dari pihak biro perjalanan wisata, yang Erika ketahui bernama Mbak Hasna. Mbak Hasna menyuruh kami segera menaiki kapal, dengan langkah penuh semangat Erika menaiki tangga, mengabadikan moment matahari terbit diatas kapal dan ku unggah di media sosial dengan caption " Selamat pagi pulau Dewata." bukan bermaksud pamer, tetapi untuk mengabadikan moment saja.
Tak perlu menunggu waktu lama, satu notifikasi pesan masuk, " Ciee liburan ke Bali, jangan lupa oleh-olehnya ya."
Deg!
Saghara mengirimi pesan, sesaat seperti ada gelenyar aneh yang mengalir didalam tubuh Erika, jantung gadis itu berdetak dua kali lebih lipat. Harus di balas apa?
Dan ujungnya hanya di balas, " Hehe, iya."
Selepas sesi foto, kami bersama-sama mengabadikan moment kebersamaan kami melalui kamera dan gawai, kami bertiga menanti mata hari terbit diatas kapal ini, perpaduan yang sangat indah, biru tua, biru muda, orange dan juga kuning. Lalu warna tersebut seperti dipantulkan diluasnya hamparan air ini, bahkan suara ombak-pun mampu membuatku merasa damai dan tenang.
Erika menghirup udara dengan sebanyak-banyaknya, lalu menghempaskan dengan perlaha, dan " Sagharaaaa Mahendra Putra kamu cowok paling brengsek yang pernah aku kenal, Hehehee." Gadis itu terkikik setelah menyadari tingkah konyolnya ini.
📌Yogyakarta, 28 April 2020
🕊 🕊 🕊
Ekspresi Saghara ketika Erika teriak, "Sagharaaaa Mahendra Putra kamu cowok paling brengsek yang pernah aku kenal"
Saghara : Senyumin aja, tunggu tanggal mainnya, Er. HAHAHAHAHA
Hallo gais, dapat salam dari Ranu, gimana puasanya lancar ?
KAMU SEDANG MEMBACA
PAUS & MATAHARI [ SELESAI✔️ ]
Short StoryRanu Wijaya, laki-laki berpawakan tinggi nan dingin. Hanya ada satu gadis yang mampu meluluhkan hatinya yang tak tersentuh dan bagaikan es, gadis yang mampu memenuhi rongga pikiran laki-laki itu, gadis semasa kecil yang hilang ketika gempa bumi dan...