🕊 🕊 🕊
Januari, 2016. Sinar mentari pagi begitu terik seolah sinarnya menyapa kedatangan kami dengan begitu hangat, hari ini adalah hari pertama kami tiba di Bali kami berencana mengunjungi pantai pandawa, surga yang tersembunyi dibalik tebing besar.
Pukul dua belas siang kami tiba di Pantai Pandawa, pantai ini terletak di Desa Kutuh. Tahu tidak apa yang bikin kagum dari pantai ini dibandingkan pantai-pantai lainnya? Menurut Erika sih ketika kita sudah memasuki area pantai ini kalian bakal disambut oleh tebing besar, tebing itu yang akan menghantarkan kalian ke Pantai Pandawa ini, dari sini lah kita bisa melihat keindahan pantai pandawa, Pantai yang menawarkan pemandangan begitu indah, bentangan pasir putih yang bersih dengan air laut yang kebiruan yang mampu membuat mata kita terpana.
Satu hal lagi yang membuat takjub ketika tiba di Pantai Pandawa yaitu di-dinding tebing terdapat tujuh buah pahatan patung, diantaranya patung tikus, patung dewi kunti dan patung pandawa; dharmawangsa, bima, arjuna, nakula dan sadewa.
Setelah mobil terparkir rapi, Erika dan teman-teman segera membuka pintu dengan tidak sabar lalu berlari menuju bibir pantai.
Erika mengamati lingkungan sekitar, ada yang sedang berenang, menyelam, water sport, berjalan kaki menyusuri pantai sembari bermain ombak, berjemur, berfoto dan masih banyak hal lainnya yang mereka lakukan.
“ Huahhhhh.” Kata Erika sembari membentangkan kedua tangan merasakan angin pantai yang menyambut kedatangan Erika dan memeluknya begitu hangat.
“ Suka?.” Celetuk mentari.
Erika mengangguk sembari tersenyum lebar.
“ Mbak Hasna ada cerita nih tentang pantai ini, ada yang mau dengar?”
“ Mauuuuu!!!.” Kami kompak menjawab.
“ Nama pantai ini ternyata terinspirasi dari kisah pandawa yang dimana dulunya selama 12 tahun pernah mengalami masa pengasingan dihutan dan Goa gala-gala. Dari sinilah masyarakat adat Kutuh Bali memiliki motivasi untuk berjuang melepaskan diri dari keterasingan, Mereka bersama-sama saling bahu membahu dan berjuang bersama demi kemajuan daerah ini dengan memecah batu tebing penghalang bukit yang bentuknya besar sekaliiii. Sebagai simbol perjuangan masyarakat adat Kutuh, maka dibuatlah lima buah patung Pandawa Lima dan Patung Kunti di salah satu sisi tebing bukit yang berhasil dibelah.”
“ Wahhhh, indah sekalii.” Celetuk melati.
“ Yasudah, kalian have fun ya. Mbak nunggu disana.” Katanya sembari menunjuk salah satu sunbeds yang letaknya dibawah payung-payung yang sangat besar.
“ Siappppp!!!.” Ucap kami kompak sembari memberi tanda hormat.
Disela-sela bermain air, Erika kembali duduk diatas pasir putih tangan mungil itu bermain ombak yang datang menyapa, “menurut kalian siapa sih orang yang paling bahagia di muka bumi ini?” Celetuk Erika yang membuat Mentari dan Melati menoleh bersamaan lalu berjalan ia duduk disamping Erika.
“ Orang yang selalu bersyukur atas nikmat yang Tuhan kasih kepada kita.” Mentari tersenyum kearah Erika, ia membalas senyum indahnya, kemudian menganggukan kepala pertanda setuju dengan ucapannya.
“ Dan orang yang tidak banyak bergantung kepada manusia, karena manusia sifatnya labil, bikin sakit hati mulu. Pengin jadi ayam warna-warni aja.”
“ HAHAHAHHAHA.” Tawa kami pecah.
“ Aku tahu kok,Er, apa yang kamu rasakan saat ini. Pasti sakit banget kan, kalau aku jadi kamu juga aku bakalan sedih bahkan menangis, gapapa itu manusiawi dan masih dalam batas wajar bukan? Tapi kamu juga harus ingat, ada saatnya kamu harus bangkit, menata kembali apa yang sudah terpecah belah.” Kata Melati sembari merangkul bahuku.
“ Aku tahu, Saghara itu sayang bangetttt sama kamu, tapi sayangnya sudah melebihi batas dan gak bisa dikendalikan lagi, makanya dia bingung musti gimana mempertahankan kamu. Tapi aku bangga banget sih sama kamu, kamu udah mengambil langkah yang tepat. Proud of you, cuyunggggkuuu!.” Kini giliran Mentari yang memeluk Erika, ia bangga mempunyai sahabat seperti mereka, sahabat yang ada disaat kita sedang sedih bukan sahabat yang kehadirannya ketika berada di titik senang saja, sahabat yang mampu membuat kita tersenyum kembali dengan cara unik yang mereka punyaa.
Usai dari Pantai Pandawa kami singgah ke GWK ya walaupun pas udah sampe GWK nya mau tutup, alhasil kita kesini cuman melihat pertunjukan tari barong dan kecak selebihnya di isi dengan jalan-jalan sore sembari menikmati matahari terbenam di GWK ini.
Setelah dirasa puas, kami memutuskan untuk check-in hotel. Kami tiba disalah satu hotel yang terletak di Jalan Gatot Subroto, Denpasar, Bali awalnya kami berniat menyewa tiga hari dua malam disalah satu hotel yang letaknya di Jalan Pantai Kuta, Kuta, Badung, Bali, namun seribu sayang semua kamar sudah penuh dengan turis mancanegara maupun turis domestik mengingat musim liburan sekolah.
🕊 🕊 🕊
Hari kedua di Bali, kami berencana ingin menjelajahi Bedugul. Sebelum tiba di Bedugul kami mampir makan siang disalah satu restaurant. Menurutku restaurant ini memiliki tempat yang sangat unik, kenapa? Pada umumnya restaurant memiliki ruangan yang dimana terhubung oleh anak tangga yang menanjak keatas, namun berbeda dengan restaurant kali ini, restaurant ini memiliki tempat khusus makan yang dimana anak tangga-nya turun kebawah, dan yang membuat ku takjub yaitu pemandangannya yang tak pernah ku jumpai, yaitu perkebunan dari segala sayuran dan buah-buahan, so pasti disini suhu nya sangat dingin, jadi cocok kalau kalian mampir kesini memilih menu ayam betutu dan teh hangat. Sembari makan, kalian juga disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, Erika yakin sih, kalian gak bakal nyesel kalau datang kemari.
Kemudian selesai makan siang, kami kembali melakukan perjalanan menuju lokasi tempat wisata Danau Bratan, Danau ini merupakan salah satu danau yang terkenal di Bali, letaknya di kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Danau yang menawarkan pemandangan alam yang berpadu dengan keindahan Pura Ulun Danu. Kami tiba di Danau Bratan ketika adzan dhuhur berkumandang sehingga kita memutuskan untuk beribadah sejenak, Erika menaiki tangga masjid Alhidayah sembari ngos-ngosan, tapi terbayar lunas ketika menyentuh airnya , dingin,sejuk dan menenangkan. Usai solat Erika berjalan mengelilingi lingkungan masjid ini, dan yang membuat takjub yaitu ketika tiba di halaman masjid semua rasa capekmu akan terbayar lunas ketika melihat pemandangan Danau Bratan tampak indah dari ketinggian ini, kala itu kabut sedang menyelimuti sehingga menambah kesan yang sangat super duper keren bangetttt.
Kemudian perjalanan hari ini ditutup dengan, berbelanja disalah satu pusat perbelanjaan di Bali, kalian pasti bisa nebak kan dimana? Ya, Joger!
🕊 🕊 🕊
Hari ini adalah hari terakhir kami di Bali, sedih pastinya harus meninggalkan Bali, dan yang membuat ku sedih yaitu hari ini merupakan hari terakhir kami bersama, pasalnya esok Erika harus berpisah dengan si kembar. Erika yang harus melanjutkan kehidupan di kota kelahiran, begitupun dengan si kembar.
Kami akan menghabiskan sisa waktu yang kita punya dengan menikmati pertunjukan tari barong Batubulan, kemudian ditutup dengan berbelanja di oleh-oleh Krisna, selanjutnya Erika akan diantar oleh Mbak Hasna dan si kembar ke Bandara Ngurah Rai untuk terbang ke kota gudeg.
Baliiii, tunggu Erika kembali. Erika akan sangat-sangat merindukanmu...
📌Yogyakarta, 5 Mei 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
PAUS & MATAHARI [ SELESAI✔️ ]
Short StoryRanu Wijaya, laki-laki berpawakan tinggi nan dingin. Hanya ada satu gadis yang mampu meluluhkan hatinya yang tak tersentuh dan bagaikan es, gadis yang mampu memenuhi rongga pikiran laki-laki itu, gadis semasa kecil yang hilang ketika gempa bumi dan...