EPS 13 : BELATI

127 12 4
                                    

Hari ini adalah hari dimana Ranu akan mengikuti lomba basket antar sekolah, ia dan tim basket SMA N Cendana sudah bersiap di lapangan basket. Suasana sekitar suddah terlihat sangat ramai terlebih di bangku penonton yang tampak antusias dengan segala macam alat perkusi.

Bola mata Ranu menelisik satu persatu dibangku penonton, mencari seseorang yang kedatangannya ia tunggu-tunggu, iya Erika Khanza. Gadis itu katanya akan datang bersama Abang Qianu namun sampai sekarang ia tak kunjung datang.

Ponsel yang berada digenggaman milik Ranu berdering, pertanda ada telephone masuk dari seseorang. Ranu mengernyitkan dahi, nomer tak dikenal. "Siapa?" Tanya nya pada diri sendiri, ia menekan tombol hijau pada layar ponsel miliknya.

" Halo?" Sapa Ranu pada seseorang disebrang sana.

Hening, tak kunjung ada jawaban.

" Siapa?" Tanya Ranu berikutnya.

Masih tetap hening, tak kunjung mendapat balasan dari seseorang disebrang sana.

" Ranu." Tepuk Albara pada punggung sebelah kanan Ranu.

" Siapa?" Tanya Albara.

Ranu mengangkat kedua pundaknya.

" Ayo, buruan udah ditunggu anak-anak kita mulai bersiap! Ada yang ingin dikatakan Pak Johnny sebelum perlombaan dimulai" Kata Albara sembari merangkul pundak sahabatnya itu.

Ranu segera mematikan ponsel miliknya, kemudian berjalan beriringan dengan Albara disisi kanannya, menuju tempat dimana teman-teman nya sudah berkumpul.

🕊️ 🕊️ 🕊️

Pagi ini entah kenapa Erika malas sekali keluar kamar, ia sebenarnya sudah bersiap sekitar satu jam yang lalu, Nabila memintanya untuk cepat-cepat datang ke tempat perlombaan basket, namun ia takut jika bertemu dengan Mawar bersama gerombolannya. Bukan apa-apa, Erika hanya ingin menjalankan aktivitasnya disekolah dengan normal, tidak ingin menganggu kehidupan orang lain, namun kenyataannya dirinya lah yanh malah mendapat ketidaknyaman.

" Dek, gak jadi pergi, kamu?" Teriak Abang Qianu, badannya masih dibelakang pintu kamar milik Erika, yang terlihat hanya kepalanya saja.

" Yaa! Ketuk pintu terlebih dahulu. Bikin kaget aja!."

" Ketuk pintu, jidatmu!." Bang Qianu menghampiri Erika yang masih santai diatas kasur empuk miliknya, lalu tangan nan kokoh itu menyentil dahi milik Erika.

" Ish, kasar"

" Sedang apa kau? Buruan ayo berangkat! Abang temenin, sekalian reuni sama temen-temen." Katanya sembari menarik kaki Erika.

" Sabarrr dong!."

Laki-laki itu berjalan ke arah cermin, melihat dirinya melalui pantulan kaca sembari berkacak pinggang, " Gileeee, cakep bener gue!." Katanya bangga, sesekali tangannya menyigar rambut sembari merapikan jambul andalannya.

" Pede bener. Cakep-cakep jomblo juga sama wae weh."

" Lambemu ra di filter." Celetuk Abang Qianu, sembari menonyor kepala Erika.

🕊️ 🕊️ 🕊️

Tak butuh berapa lama, mereka berdua tiba di tempat pertandingan. Ketika menginjakan kaki di anak tangga, Erika lagi-lagi bertemu dengan Mawar dan komplotannya, mereka menghadang Erika yang kala itu berjalan sendiri hendak duduk dibangku penonton bersama sahabatnya, Nabila. Abang Qianu izin ke kamar mandi, sebelum mereka berpencar ke bangku penonton.

" Tumben sendiri ? ga buntutin Ranu?" Katanya terdengar sadis.

" Maumu tuh apasi?" Balas Erika greget, pasalnya ketika ia bersama Ranu, ia selalu diancam keberadaannya, namun jika ia sendiripun malah menerima pojokan dari si Mawar.

PAUS & MATAHARI  [ SELESAI✔️ ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang