06. Boss

1.4K 161 10
                                    

"Gue juga suka sama lo"

Gue mengerjapkan mata berkali-kali sambil menahan nafas. Lalu menepuk pipi gue pelan. Gue gak lagi mimpi kan?

"Tapi boong"

Gue menghembuskan nafas perlahan sambil menutup mata. Kak Taeyong tertawa puas.

"Kenapa? Udah baper?" Kak taeyong mengacak rambut gue. Ck. Dia gak tau seberapa banyak kupu-kupu berterbangan di perut gue tadi. Yaiyalah gue baper. Gue kan suka sama lo kak!

"Ish. Nyebelin banget" gue membuang muka lalu memandang jalanan didepan sana. Masih ramai. Banyak mobil berlalu lalang. Suara klakson kendaraan yang saling bersahutan masih sedikit terdengar walau tidak sebising jika berada di luar cafe.

"Gue juga suka sama lo kak"

Kak Taeyong terbatuk. Pasti tersedak latte. Gue merotasikan bola mata. "Cerobohnya tetep ya. Kan masih panas"

Kak Taeyong hanya tersenyum kecut. Gue menepuk-nepuk punggung lebarnya.

"Tapi gue sadar. Gue cuma bawahan lo. Gak pantes buat suka sama lo"

Kak Taeyong gak menanggapi perkataan gue. Dia masih diam sambil menatap gue dengan ekspresi yang-- entahlah, sulit diartikan.

"Lo nganggep gue bos?"

Gue mengangguk ragu.

"Hm.. kadang gue anggep sebagai kakak sih. Gue lebih sering ketemu sama lo daripada kak Taehyung soalnya" gue mencoba mengalihkan pandangan gue. Sial. Tatapan kak Taeyong selalu memabukkan.

"Kalo gue bos lo, berarti lo harus nurut sama gue, kan?"

Gue menatap kak Taeyong lagi dengan ekspresi bingung. Namun setelah itu gue mengangguk.

"Kalo gitu lo harus nurut sama gue sekarang"

Gue membuat ekspresi seakan bertanya 'hah? Maksudnya?' Setelah itu kak Taeyong mengacak rambut gue.

"Dengerin kata-kata gue. Lo diem ya. Nurut" dia memegang kedua bahu gue dan menatap gue dalam. Anjir ini gue udah deg-degan gak karuan.

"Ka--"

Chu.

Secepat itu, hingga gue gak sempet menghindar. Boro-boro menghindar. Sadar situasi aja enggak. Sekarang otak gue beku. Pipi gue panas dua-duanya padahal yang dicium cuma yang sebelah kiri.

Kak Taeyong tergelak. Kenapa? Ada yang lucu?

"Merah banget muka lo"

Gue otomatis menutup muka gue dengan kedua tangan. Malu lah gila.

"Jangan ditutup. Lucu, gue mau liat" kak Taeyong menarik tangan gue. Gue menunduk. Gila gila gila. Kewarasan gue udah ilang.

"Segitu doang lo malu? Yaampun tambah gemes guee" kak Taeyong terkekeh. Gue mendengus. 'Segitu doang' katanya?

"Kak ih udah" gue menghindar tiap kak Taeyong mencoba meraih dagu gue supaya gue gak nunduk terus.

"Kalau lo nunduk terus, gue cium nih bibirnya"

Gue otomatis mendongak. Ini kak Taeyong ngomong enak bener. Dan sekarang dia malah ketawa.

"Ekhem"

Gue sama kak Taeyong otomatis menengok ke arah pintu cafe. Tangan kanan kak Teyong yang berada di dagu gue dan tangan kirinya yang mencengkeram kedua tangan gue refleks menjauh. Padahal kan anget.g

"Gue ganggu?"

Dia lagi. Ngapain dia disini?

Kak Taeyong segera bangkit dari duduknya.

Bastard ; Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang