08. Little Devil

1.5K 159 7
                                    

"Lepasin! Seneng banget sih lo narik-narik tangan gue!!" emosi gue kembali tersulut dan Beomgyu diem aja seolah siap gue marahin.

"Liat nih seragam gue! Gara-gara mulut licik lo, gue kena lagi! Mau lo apa? Lo bilang lo gak akan nyebarin, tapi apa?! See? Emang lo tuh brengsek ya kaya si Guanlin! Oh atau bahkan lebih? Lo tuh ya emang Bangs--"

Chu

Entah kenapa gue langsung diem. Otak gue bener-bener gak berfungsi sekarang. Setelah beberapa detik, dia menjauhkan bibirnya.

"Cerewet lo. Jangan sama-samain gue sama Guanlin" dia berkata dengan santainya setelah mencuri first kiss gue dengan kurang ajarnya.

"Dan apa? Gue lebih brengsek dari guanlin? Oh come on Chaerin, he is the real bastard. You haven't realized that?"

Gue emang masih syok, tapi gue tetep bisa ketawa atau lebih tepatnya ngetawain kata-kata Beomgyu.

"I'm sorry sir, but you can talk with my hand" gue mengangkat tangan gue ke depan wajahnya. Dia menatap telapak tangan gue dengan heran. Sampai akhirnya gue melipat jari-jari gue, menyisakan jari tengah yang tetap berdiri kokoh ditengah. Dia tampak kaget.

"You're the bastard here, mr. Choi. You came and messed up my day. And now you got my first kiss. How dare you, mr. Choi Bastard Beomgyu!"

Beomgyu tersenyum miring. Lebih seperti menyeringai dimata gue. Lalu dia perlahan mendekat kearah gue sambil menggenggam jari tengah gue.

"Oh, you're so brave. Don't you know what this pretty middle finger means?"

Gue tertegun mendengar kata-kata Beomgyu. Gue mencoba melepaskan tangan gue yang jari tengahnya makin di cengkeram kuat.

"Lo harusnya berterima kasih karena gue nyelamatin lo dari setan kecil tadi . Dan lo malah kaya gini sekarang? Keterlaluan lo" dia terus berjalan yang membuat gue mundur perlahan. Hingga akhirnya punggung gue menabrak tembok.

"Dengar ya, nona Kim. Lo jangan semudah itu menyimpulkan bahwa gue yang nyebarin berita tentang kakak lo yang gak normal itu. I'm pretty sure, it's not me. Terserah lo percaya atau engga tapi seperti yang gue bilang di rooftop, let's see"

Gue takut. Tapi gue rasa sangat salah jika gue diem. Gue balas senyuman miring Beomgyu dengan senyuman mengejek.

"Really? Did you save me from the little devil? I mean, lo bilang lo nyelamatin gue dari Jeongin? Oh, god please. Open your eyes Mr. Bastard. Lo bilang Jeongin setan kecil padahal yang setan itu justru elo sendiri! Ngaca!"

Gue mencoba melepaskan tangan kanan gue dan mendorong dada Beomgyu menggunakan tangan kiri. Tapi hasilnya nihil. Kekuatan laki-laki selalu lebih besar dari perempuan. Dan sekarang dia malah tertawa.

"Silahkan bilang apapun sesuka lo. But make sure you will not call me bastard again"

Dia merenggangkan cengkeramannya dan mengusap jari tengah gue.
"And, don't you dare show this pretty middle finger in front of my face again"

Dia melepaskan cengkeramannya dan berbalik.

"Atau lo akan menyesal"

Gue mencoba mengatur nafas sambil menatap kepergian Beomgyu dengan sedikit emosi. Kemudian gue berjongkok untuk mengambil tas yang tergeletak di tanah. Gue memperhatikan seragam gue lagi. harus ngomong apa nanti ke Kak Taehyung?

"I need your explain"

Gue mendongak,
Oh, god. Not this time.

+×+

Gue masih nunduk. Chenle udah memijat keningnya.

"That was not a little things, Chaerin. Kenapa lo sembunyiin dari gue?"

Gue akhirnya berani menatap Chenle. Setelah kepergok di halaman belakang sekolah dengan baju kotor, gue gak bisa menghindari Chenle lagi.

Gue tadi cuma cerita kalau gue kena bullying karena anak-anak disekolah udah tau latar belakang gue. Tentu Chenle juga tau latar belakang gue. Tapi gak seluruhnya. Dan gue gak nyebut nama Beomgyu sama sekali. Sekarang cowok itu punya hutang ke gue karena gue menjaga namanya agar tetap bersih.

"Ini udah keterlaluan. Gue harus bilang ke bokap--"

"Jangan le. Gue udah cukup sakit hati dibilang manfaatin kalian. Gausah berbuat apa-apa lagi buat gue. Biar gue selesain sendiri"

Chenle menatap gue gak percaya.
"No, no.. it's not about that. Bullying emang udah tahap yang serius. Gak peduli siapa pun yang dibully kalau emang dia gak salah tapi malah di ganggu, tetep aja namanya kejahatan. Gue gak bisa diem aja Chae"

Gue menunduk.

"Kalaupun si Jeongin yang dibully dan dia emang gak salah, gue bakal tetep laporin kasus ini ke pihak sekolah. Apalagi elo sahabat gue Chae. Lagian lo selalu nolak bantuan dari gue. Manfaatin apanya coba. Mereka tuh mulutnya belum pernah di lakban pake dolar apa ya"

Gue tertawa. Astaga masih sempet-sempetnya ya ni anak.

"Nah gitu dong ketawa. Kan makin cantik"

"Uhuk.. uhuk"

Gue tersedak air liur sendiri. Chenle ngomong apa barusan?
"Apaan si uhuk.. Le.."

"Ya emang lo cantik Chae. Salah gue dimana?" Chenle menggaruk kepalanya layaknya orang bodoh.

"Udah deh. Gue mau pulang. Pasti dicari kak Taehyung" gue berdiri.

"Biar gue anter" Chenle ikut berdiri dan menarik tangan gue.

"Gausah Le, ngerepotin. Gue dibolehin mandi disini, dipinjemin baju, ngebersihin seragam, numpang istirahat dan lo mau denger cerita gue aja gue udah ngerasa berhutang tau gak" Chenle merotasikan bola matanya.

"Dan sekarang lo malah mau nganter gue pulang? Nanti gue bayarnya pake apa, Le?"

Chenle malah menjitak kepala gue. "Ngaco. Kayanya efek bullying-nya sengaruh itu ke elo ya. Santai aja Chae. Kita-kita beneran sayang sama lo. Kita tau lo tuh gak pernah mau nyusahin orang. Kita juga ikhlas bantu lo. Jangan dengerin apa kata orang-orang itu lagi Chae. Gak berguna sumpah"

Gue cuma mengangguk. Gue bener-bener merasa bersyukur karena punya sahabat yang baik-baik.


"Oh iya hampir lupa. Lo tadi di belakang sekolah gak sendiri kan? Sebelumnya ada Beomgyu juga kalau gue gak salah liat. Kalian abis ngapain?"

Bastard ; Choi BeomgyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang