Gue menarik nafas dalam-dalam. Inhale, exhale. Gue harus tenang. Akhirnya gue melanjutkan langkah kaki gue ke kelas.
Sekolah masih sepi, mungkin karena ini masih pukul 05.34 jadi sekolah benar-benar sepi. Mungkin cuma gue dan beberapa petugas kebersihan sekolah yang udah sampai sekolah karena pak satpam pun gak keliatan di depan.
Gue masuk kelas dan langsung duduk di bangku gue. Sambil memperhatikan sekitar, gue menurunkan masker yang sedari tadi menutupi bagian bawah wajah gue. Gue menyentuh bagian ujung kiri bibir bawah gue. Masih perih sedikit.
Gue mengambil cermin kecil yang sering gue bawa ke sekolah lalu menatap luka kecil di bibir gue melalui cermin. Kak Taeyong sialan.
Gue merutuki kebodohan gue. Kenapa gue diem aja tadi pagi? Bahkan saat kak Taeyong menggigit ujung bibir bawah gue, gue juga diem aja dan malah-- ah gue gamau inget itu lagi.
Setelah nyium gue, kak Taeyong minta maaf karena kebablasan. Gue yang masih kehabisan nafas cuma diem aja sambil ngumpulin oksigen sebisa gue. Untung kak taehyung gatau.
Tapi... bibir kak Taeyong...
Hmm..
Astaga gue mikir apaan?!
Walaupun kak Taeyong bukan yang pertama, tetep aja dia yang paling intens.
Gue merinding mengingat kejadian tadi pagi.
Gila. Gue udah gila.
Gue sampe gabisa tidur dan pergi sekolah pagi-pagi biar gak ketemu kak Taeyong. Gue malu. Bahkan sama diri gue sendiri.
Kak Taeyong enak langsung tidur nyenyak di sofa. Lah gue? Sampe sekarang jantung gue temponya masih gak jelas.
Gue mencoba buat lupain apa yang terjadi tadi pagi. Bisa-bisa otak gue eror kalau mikirin kak taeyong terus.
Gue mencoba membuka akun instagram yang sudah hampir tiga bulan gak gue cek. Selama itu juga beberapa medsos notifikasinya gue non-aktifkan karena social media emang toxic. Yap, ganggu waktu belajar gue.
Begitu gue masuk akun, notifikasi gue membludak. Serasa selebgram aja gue. Lalu gue buka profile account dan menyadari bahwa followers gue bertambah dari sebelumnya.
Gue kembali melihat notifikasi yang masih terus bermunculan. Kayaknya ada yang gak beres.
Lalu sebuah DM menarik perhatian gue. Dari akun dengan username choibcg. Kayanya gue tau dia siapa.
choibcg
| Lo online?
| Oh god. Udah bagus lo off
| Jangan baca komentar di
postingan-postingan lo.
| nonaktifkan komentar
05.47Dia.. kenapa si? Ada apa dengan komentar di postingan gue? Ada yang salah?
Akhirnya gue memberanikan diri untuk melihat komentar di salah satu postingan gue. Foto gue sama kak Taehyung.
sjy.xoo gatau diri
yeonsjws @.xwyws nih yang ini nih. Penjilat. Visual mereka.... Sayangnya gila semua.
xiaxue gapunya malu
jeonheejeon gapunya muka
yubiyuu enak ya manfaatin temen-temennya
kkkyou keluarganya gaada yang bener
shtstuff adiknya gak bener, kakaknya juga gak bener. Sayang banget cakep padahal. Tapi gademen cewe. Yuck.
jinjjaaaw orang tuanya gabisa ngedidik anaknya dengan benar. Menjijikan.
Bahkan di beberapa postingan gue sama sahabat-sahabat gue, mereka memberikan komentar brutal. Bahkan mereka menjelek-jelekkan sahabat gue. Gue benci itu.
Gue melemparkan ponsel ke meja lalu menutup mata gue. Dan sekarang gue nangis.
Shit.
Sebuah notifikasi DM dari akun yang sama kembali muncul.
choibcg
| hei
| lo gak apa-apa kan?
| Kenapa di read doang?
05.51Gue gak tertarik untuk membalasnya dan lebih memilih untuk melamun hingga akhirnya nada dering ponsel gue bunyi dan menyadarkan lamunan gue. Sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal menenuhi layar.
Dengan enggan, gue menerima panggilan itu lalu menempelkan ponsel gue di telinga kiri. Mencoba menarik napas dalam. Semoga gue gak sesenggukan nanti.
"Ha.. halo? Ini... siapa?"
Gue kembali mengatur napas.
"Lo, gak baca komentar itu kan?"
Gue diem.
"Ah shit. You did it, right?"
Gue tau suara ini. Kenapa dia sok peduli?
"Chae, kenapa lo diem aja?"
"Apa urusan lo?"
"Lo.. nangis Chae? Suara lo sengau"
Sialan. Gue diem lagi.
"Lo masih dirumah? Mau gue jemput?"
Gue tetap diam.
"Diem. Jangan kemana-mana. 10 menit lagi gue sampai"
Lalu sambungan telepon di putus.
Pikiran gue kacau. Bahkan gue di teror di sosmed.
Beomgyu. Dia kenapa peduli? Apa dia khawatir? Gak mungkin.
Dia mau jemput gue kerumah? Oh silahkan. Gue udah di sekolah.
Ya tuhan... Hidup gue kenapa jadi kaya gini?
Gue kembali menutup wajah gue dan membiarkan tangan gue, bahkan masker gue basah. Gue capek. Apa harus gue jauhin sahabat-sahabat gue? Gue gatau harus gimana. Gue cuma bisa nangis sekarang.
"Chae? Lo gapapa kan?"
Seseorang mencoba menjauhkan tangan gue yang menutupi wajah. Gue mendongak, dia Choi Beomgyu.
"Lo gapapa kan? Jangan nangis. Ada gue sekarang"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bastard ; Choi Beomgyu
Fanfic"Bukan lo yang salah. Emang guenya yang bajingan" Warn! [!] Harshword [!] 16+ [!] Bahasa semi baku [!] Baca aja dulu [!] Gatau deh pokoknya gitu Airinrene2, 2019