8 END

188 28 42
                                    

𝐂𝐨𝐦𝐦𝐨𝐧 𝐬𝐞𝐧𝐬𝐞 𝐭𝐞𝐥𝐥𝐬 𝐦𝐞 𝐤𝐢𝐬𝐬 𝐭𝐡𝐞 𝐠𝐢𝐫𝐥 𝐠𝐨𝐨𝐝𝐛𝐲𝐞.

"NICKO AKU BISA!" Seru Rere yang akhirnya dapat membuat flower crown sendiri.

"Oh tidak aku punya saingan!" Sahut Nicko sengaja mengejek, baru selesai menyiapkan api unggun padahal langit masih cukup terang.

Rere hanya tertawa jahat tapi senang begitu pun Nicko.

"Rere kamu bawa gitar?" Tanya Nicko yang kini duduk disebelahnya.

"Bawa" Jawab Rere mengeluarkan gitar lalu menyodorkan nya pada Nicko.

Nicko pun menerima nya dan mulai memetik senar gitar dengan perlahan. Melantunkan irama yang tenang, menyanyikan lagu yang mereka buat bersama. Sungguh sangat damai.

"Rere aku mau bertanya sesuatu," Ucap Nicko.

"Mau tanya apa?" Tanya Rere mendekatkan duduknya pada Nicko.

Nicko tertawa melihat tingkah Rere, "Aku mau bertanya Rere, bukan mendongeng"

Rere pun terkekeh, "Yang penting aku mendengarkan kamu Nicko"

"Haha, yasudah aku mau bertanya kamu percaya dengan surga dan neraka?" Tanya Nicko seraya berbaring dan menyenderkan kepalanya diatas paha Rere.

"Percaya"

"Bagaimana?"

"Surga itu katanya tempat yang indah dan hanya orang-orang yang berhati baik bisa tinggal disana. Sedangkan neraka sebaliknya. Tapi Tuhan masih baik Nicko, yang dineraka bisa mencuci dosa nya sampai habis, barulah dia bisa ke surga. Namun ada pula yang menetap dineraka jika mereka benar-benar buruk dimata Tuhan. Memang nya ada apa?"

Nicko yang mendengarnya hanya tertawa kecil sambil mendecak, namun masam. Miris.

"Aku tak percaya Tuhan, aku tak percaya surga, aku tak percaya neraka. Tapi setelah mendengarnya darimu, aku percaya." Kata Nicko yang tidak dimengerti oleh Rere.

Rere menatap raut wajah Nicko lekat-lekat. Ada yang aneh. Nicko aneh, benar-benar aneh.

"Nicko.." Ucap Rere yang terkejut kala tubuh Nicko yang membayang.

Nicko yang terkekeh hanya bisa menghela nafas, sambil tersenyum manis.

"Rere lihat aku, kamu sangat begitu pelupa ya. Aku ini hyang, tilem, atau orang yang menghilang. Waktuku disini sudah habis Rere. Baru saja kemarin aku diperingatkan untuk yang terakhir kalinya, sewaktu ada orang yang membawamu, agar aku patuh,"

Sungguh Rere sangat tidak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Maafkan aku Rere, aku tidak bisa bicara banyak. Maaf aku tidak memberitahu mu jika waktuku sudah menipis. Aku terlalu meminta banyak pada leluhur, bisa bersentuh denganmu, bisa memberitahumu tentang anganku, bisa menyesuaikan umur denganmu. Dan dari semua yang aku ingin itu ada timbal baliknya Rere, nyawa. Aku hanya anak kecil yang diasuh dimensi lain, aku anak kecil yang beruntung tidak dimakan. Anak kecil yang ditumbalkan orang tua nya demi kepuasan,"

"Dan sekarang waktuku sudah habis seiring kesepakatan keinginan yang dibayar nyawaku sendiri. Kamu harus tetap hidup Rere. Aku tidak mau membawa mu ke alamku, Biar aku ingin. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku jelaskan, Aku tidak bisa melawan waktu. Semoga kamu ingat kembali apa yang kamu tahu tentang aku,"

"Selepas aku hilang, jaga diri mu baik-baik ya Rere. Kini aku percaya Tuhan. Aku akan tunggu kamu disurga nanti atau pula kamu yang akan menunggu aku disurga nanti, sementara aku mencuci semua dosa orang tuaku dulu,"

"Aku sayang kamu," Ucap Nicko dengan tawa nya yang beralih mengecup bibir Rere untuk pertama kalinya bahkan terakhir kalinya.

Dan saat disitulah perlahan tubuh Nicko menghilang seperti mahkota bunga yang diterpa angin.

Tidak. Rere sedang tidak bermimpi. Rere menyaksikan hal yang belum pernah ia temui dalam hidupnya. Cantik tapi menyakitkan. Dan mungkin sekarang Rere benar-benar percaya dengan hal yang berada diluar kewajaran manusia.

Senyum Nicko sudah hilang. Tawa menyebalkan nya sudah hilang. Canda gurau nya sudah hilang. Sosok nya sudah hilang. Ah, padahal masih baru-baru kemarin Nicko menyatakan rasa lewat angan nya, Rere baru saja bisa membuat flower crown nya, dan Nicko yang tadi baru saja mencium nya. Kini sudah tidak ada lagi. Hidup memang tidak seadil itu. Waktu melesat begitu cepat. Bahkan Rere belum sepenuhnya mengingat masa kecilnya bersama Nicko. Tetapi delapan tahun mengenal Nicko rasanya sangat berharga bagi Rere selamanya.

"Menyebalkan sekali kamu ya Nicko, sengaja membuat api unggun padahal masih terang. Ternyata. Sore ini kamu hilang," Gumam Rere dengan senyum, diiringi tangis yang miris.

ARAKATA • Cole Sprouse ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang