Fight

326 21 0
                                    

"Selamat ulangtahun, Dekisugi!"

Gandhi terkejut menemukan Senja yang mendadak muncul di kelasnya saat pelajaran belum berlangsung.

Senja memang senang mengejeknya dengan nama salah satu karakter Doraemon yang tayang di TV setiap minggu pagi. Bukan tanpa alasan Senja memanggilnya demikian. Gandhi memang dikenal jenius dan selalu juara kelas.

"Harus gue bilang berapa kali sih, jangan panggil gue Dekisugi! Elo mau gue panggil Nobita?" protes Gandhi begidik jijik menanggapi candaan Senja.

"Yee, enak aja. Gue kan Shizuka!" balas Senja cekikian dengan muka tak berdosanya yang semakin membuat Gandhi putus asa.

"Cih, elo tuh ya udah gede masih nonton kartun aja. Ngapain lo ke sini?" gerutu Gandhi sambil memasang tampang gue-lagi-sibuk-jangan-ganggu-gue-pergi-sana pada Senja yang kini malah menertawakannya.

"Ya ampun Einstein, galak amat sih! Gue ke sini kan cuma pengen ngasih elo ini!" balas Senja memberikan julukannya yang satu lagi sembari memberikan beberapa lintingan kertas padanya, yang Gandhi tidak tahu apa maksudnya.

"Apaan nih?" tanya Gandhi bingung.

"Kupon berhadiah buat loe! Hadiah ulang tahun dari gue." jawab Senja nyengir memamerkan gigi-gigi kelincinya.

Kupon?

Penasaran, Gandhi pun membacanya dengan seksama.

Nyapu.

Ngepel.

Nyuci piring.

Nyiram taneman.

Kurang lebih ada sepuluh kupon yang berisi pekerjaan rumah tangga lainnya.

Oke, tapi Gandhi masih belum paham.

"Sepuluh kupon spesial, dimana lo bebas nyuruh-nyuruh gue kapan aja elo mau. Kreatif kan gue?" Senja menepuk dada bangga dan memamerkan cengiran kudanya.

Oh. Begitu rupanya. Senja mengajukan diri untuk menggantikan pekerjaan rumahnya sebagai hadiah ulangtahunnya.

"Hmm, oke. Makasih ya."

Ekspresi Senja berubah masam melihat ekspresi Gandhi yang datar-datar saja.

"Iiihh sebel deh gue! Capek-capek gue mikir tapi reaksi lo segini doang! Pura-pura bahagia dikit, napa?"

Gandhi tergelitik untuk tersenyum tapi ia masih memasang wajah sok cool di depan Senja. Memang tidak ada hal yang lebih menyenangkan selain menggodanya.

"Hmmh... oke. Makasih ya." kata Gandhi masih dengan ekspresi yang sama.

"Aaarrghh terserah lo aja dah!" jerit Senja memukul Gandhi frustasi karena sahabatnya itu benar-benar membuatnya kesal.

"Paan sih, sakit tau!"

Kedua remaja itu saling dorong satu sama lain sampai Senja teringat sesuatu dan membahas hal yang lain.

"Ngomong-ngomong, entar pulang sekolah jadi nggak? Katanya mau beli kado buat Adek lo?"

Senja membicarakan tentang rencana mereka sepulang sekolah. Gandhi mengajak Senja membeli kue ulang tahun beserta kado untuk adiknya. Karena mereka kembar, ulang tahun Gandhi sudah pasti juga ulang tahun Rin. Gandhi lahir lebih dulu hanya berjarak lima menit dari Rin.

Dan hari ini mereka sudah menginjak usia yang ke enam belas tahun. Gandhi dan Senja berencana mengadakan pesta kecil-kecilan untuk Rin, yang hanya bisa berdiam diri di rumah supaya ia tidak merasa kesepian.

Reverse (Every scar has a story)Where stories live. Discover now