Bara povHari ini gak tau kenapa gue senang banget. Setelah ngobrol sama Felly ditaman, gue anterin dia sampai kelasnya. Awalnya dia nolak tapi coba gue paksa. Untung, karena gue pintar ngerayu cewek jadi dia mau.
Saat sampai didepan kelas.
"Semangat ya belajar nya" Ucap gue dia hanya mengangguk. Dan masuk kelas.
Suara riuh cewek-cewek terdengar dari kelas Felly. Gue yakin pasti cewek cewek pada cemburu ngelihat gue jalan sama Felly.
Gue jalan menuju kelas. Saat lewatin kelas XII IPS 1, gue teringat Reta. Dia masih marah sama gue. Yaudah lah nanti juga cair sendiri.
***
Saat masuk kelas, Felly ditodong dengan beberapa pertanyaan dari teman nya.
"Fell lo dari mana sama kak Bara?" Tanya Anya.
"Lo sama kak Bara ada hubungan apa?" Tanya Clara.
"Oh apa jangan jangan lo udah jadian sama kak Bara?" Ucapan Sheila itu membuat para wanita yang ada di kelas itu meradang.
"Heh Felly lo jangan coba-coba deketin kak Bara. Lo itu anak baru disini. Gak usah caper deh lo. " Ucap Siska teman sekelas Felly.
"Gue gak dekat sama kak Bara kok. Cuman lagi ada urusan." Ucap Felly.
"Awas aja ya lo. Masih gue pantau." Ucap Siska.
Felly tidak menimpali ucapan Siska dia memilih duduk dan membaca buku.
~***~
Felly diam didepan gerbang sekolah menunggu jemputannya datang.
Tiba-tiba mobil hitam berhenti didepan Felly.
"Hai, Felly nunggu jemputan?" Ucap Daffa yang dihadiahi tatapan maut dari Bara.
"Hai kak". Jawab Felly.
"Santai, just kidding." Ucap Daffa lagi.
"Fell gimana kalau bareng aja. Tenang gue anterin. Mumpung temen temen gue lagi gak pada numpang sama gue." Ucap Bara.
"Lah lo gak anggap gue?" Tanya Daffa sambil menatap Bara sinis.
"Ya maksud gue, mungpung gak semuanya ikut sama gue." Ucap Bara terdengar kesal.
"Enggak kak, makasih. Lagian jemputan aku udah datang kak." Ucap Felly.
"Udah datang? Mana? kok lo belum naik jemputan lo?." Tanya Bara.
"Itu kak, yang didepan. Belum masuk karena kan masih ngobrol sama kakak. Aku duluan ya kak." Pamit Felly.
"Oh iya, hati-hati." Ucap Bara. Felly hanya mengangguk dan berlalu pergi.
Tiba tiba terbesit di pikiran Bara untuk mengikuti Felly. Dia ingin tahu dimana rumah Felly.
Bara pun melajukan mobilnya. Mengikuti mobil yang dinaiki Felly.
"Heh lo mau kemana? Lo amnesia apa gimana sih? Kita kan mau ke rumah lo. Kenapa lewat sini?." Ucap Daffa. Dari tadi dia hanya memainkan handphone nya. Dan baru sadar bahwa Bara melajukan mobil nya bukan kearah rumahnya atau pun rumah Bara.
"Lo bisa diem gak sih? Gue lagi ngikutin Felly. Ntar lo gue anterin pulang." Ucap Bara.
"Lo niat banget kayaknya deketin Felly." Ucap Daffa tak ada jawabam dari Bara. "Emang lo udah yakin sama perasaan lo?" Tanya Daffa lagi.
"Belum. Gue belum terlalu yakin. Tapi gak tau kenapa gue penasaran banget sama dia." Ucap Bara.
"Lo gak niat buat main mainin dia kan." Ucap Daffa.
"Ya enggak lah. Lo kenapa sih nuduh gue mulu? Lo suka sama Felly?" Bara berkata dengan emosi.
"Santai bro. Gue akui dia cantik. Dia juga pintar. Dia lugu. Tapi gue gak suka sama dia. Ada cewek yang lebih menarik dimata gue." Ucap Daffa, " lo gak perlu khawatir gue gak bakalan deketin dia." Ucap Daffa lagi.
"Gue belum yakin sama perasaan gue. Justru gue takut kalau gue cuman pengen mainin dia doang.
Walaupun gue udah mulai tobat tapi tetep aja kan gue suka ada perasaan pengen nyakitin cewek. Ya tapi bukan nyakitin Felly." Ucap Bara.Saat Daffa ingin berkata lagi, tiba-tiba mobil yang dikendarai Bara, mengerem mendadak.
Bara memberhentikan mobilnya didepan rumah berpagar hitam dan bernuansa putih dan coklat.
"Ngapain lo berhenti?" Tanya Daffa.
"Tadi gue liat mobil Felly masuk ke rumah itu." jelas Bara. Daffa mengangguk sebagai jawaban.
"Jalan melati nomor 59". Batin Bara.
Bara melajukan mobilnya meninggalkan tempat itu. Daffa heran dengan tingkah Bara, Bara tidak pernah seperti itu sebelumnya.
"Terus kita pulang?" tanya Daffa. Bara mengangguk.
"Terus ngapain kita kesini? Buang buang waktu aja." Ucap Daffa.
"Terserah gue lah kalau lo keberatan, silahkan turun dari mobil gue." Ucap Bara sinis.
"Iya maaf-maaf. Baperan lu ah." Ucap Daffa dengan cengirannya.
____***____
Felly sedang bersiap- siap untuk tidur. Namun mamanya berteriak dari balik pintu.
"Felly, nak diluar ada teman kamu. Sana samperin." Ucap mama Felly.
"Siapa mah?" tanya Felly.
"Gak tau. Cowok."
Setelah mendengar perkataan mamah nya dia berjalan keluar.
"Eh pak ada apa ya?" Ucap Felly.
"Benar dengan mba Felly?"
"Iya"
"Ini mba ada kiriman paket untuk mba Felly." Ucap bapak itu.
"Dari siapa pak?" Tanya Felly sambil meraih kotak tersebut.
"Saya tidak tau mba. Permisi" Ucap bapak itu dan berlalu pergi.
Felly yang masih bingung pun masuk kedalam rumah.
"Dari siapa Fell?" tanya mamanya.
"Gak tau mah barusan yang nganterin driver ojek online." Ucap Felly.
"Loh anak muda yang tadi kemana?" Tanya mamanya.
"Anak muda yang mana mah?" Felly terheran heran.
"Anak muda yang tadi bawa mobil warna hitam." jelas mamanya.
"Maksud mama siapa sih? Tadi waktu Felly kedepan gak ada siapa-siapa cuman ada driver ojek online. Nganterin paket katanya sih buat Felly. Tapi gak tau dari siapa." jelas Felly.
"Masa iya mamah salah liat" tanya mamah.
"Aku gak tau. Ya udah mah Felly keatas dulu ya." Ucap Felly.
Saat sampai dikamarnya Felly membuka kotak itu.Ternyata didalamnya hanya ada sebuah kertas.
"Kirain apaan, cuman kertas doang tapi dibungkus sama kotak sebesar ini." Ucap Felly memggerutu.
Felly menggambil kertas yang dilipat itu. Felly membaca tulisan dikertas itu yang ternyata adalah beberapa untaian kalimat.
Fellysha aguilera hazein. Nama dari seorang wanita yang cantik. Percayalah, cantik itu relatif.
Dan menurutku kamu cantik, sangat cantik.Perlahan senyum Felly mengembang. "Siapa yang mengirim surat ini?" Batin Felly.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU ARE MY DESTINY
Teen FictionMencintai seseorang membutuhkan perjuangan. Mengingat diri ini tak sebaik orang orang diluaran sana. Namun yang ku percaya usaha tidak akan mengkhianati hasil. ~ Bara Alvaro Zylgwin ~ Menentukan pilihan bukanlah hal yang mudah. Ditolak tak enak, dit...