Part 11

27 3 0
                                    


Mencintai itu tak perlu dikatakan...
Hanya perlu dirasakan ...
Mulut tak usah berucap
Tapi hati yang berbicara...

***

Fiuh......

Bara menghela nafasnya. Memejamkan mata. Kenapa jadi serumit ini. Bara memijat pelipisnya.

Sekarang Bara bingung. Hatinya sangat ingin mendekati Felly. Tapi ia juga tak enak jika harus mengingkari janjinya pada Reta.

Flashback on

"Oh...jadi lo temenan sama dia, kenapa gue ngerasa lo sama Felly lebih dari sekedar temen ya?" Tanya Reta. Dan detik itu Bara hanya diam mematung. Tak tau harus menjawab apa.

Setelah lama Bara diam, akhirnya Bara bersuara.

"Gue sama Felly tuh emang temenan. Gak lebih dari itu. Gue rasa lo tau kan kebiasaan gue. Gue kan suka main-mainin cewek." Ucap Bara.

"Oh jadi lo cuman mau main-mainin Felly." Ucap Reta sambil tersenyum sumringah.

"Engg___ gimana ya? Ya gitu deh." Ucap Bara akhirnya. Ucapan Bara itu tidak sesuai dengan hatinya.

Reta pun tersenyum puas dengan ucapan Bara.

"Gue boleh minta sesuatu gak sama lo?"Ucap Reta.

"Emangnya gue pernah ngelarang lo buat minta sesuatu sama gue." Tanya Bara. Reta pun tersenyum. Bara memang selalu ada untuk nya.

"Gue minta lo jangan terlalu dekat sama Felly ya. Gue gak mau aja lo dapet masalah lagi gara-gara lo dekat sama Felly." Ucap Reta.

"Mmm__ gimana ya?" Ucap Bara.

"Ayolah Bara. Lo taubat biar gak dipindahin ke London." Ucap Reta.

"Sekarang ini gue lagi proses taubat." Ucap Bara.

YOU ARE MY DESTINYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang