MOS

115 37 23
                                    

Hari ini adalah hari MOS di sekolah baru Kyara. Selepas kejadian di malam Promnight, Kyara memutuskan komunikasi dengan Brandon. Kyara pun tak jadi mendaftar sekolah di SMAN 1, ia takut nanti bertemu Brandon kalau Brandon nekat mencarinya disana. Akun sosial media Brandon pun sudah Kyara blokir, kartu telepon juga sudah ia ganti, sehingga Brandon tidak akan bisa mencarinya lagi, kecuali tanpa tahu malu datang ke rumah Kyara.

Semenjak Kyara putus komunikasi dengan Brandon, dia juga kehilangan jejak Assyla. Akun sosial media Assyla sudah lama tak aktif, nomor teleponnya pun sepertinya sudah di ganti.

"Neng... bangun neng, udah nyampe."kata kenek bus membangunkan Kyara. Waduh malu-maluin, Kyara malah ketiduran karna angin sepoi-sepoi menerpa wajahnya.

"Ah, maaf mang. Nih."Kyara mengeluarkan dua lembar uang dua ribu.

"Astagfirullah telat!"Kyara berlari menuju sekolah yang jaraknya tidak jauh lagi.

"Neng!! Tunggu neng!!"

"Minta nomor hp atau tanda tangannya besok-besok aja mang, saya udah telat."

Akhirnya sampai juga.
"Mana peralatan MOS kamu?"itu pertanyaan pertama saat kakak OSIS melihat penampilan Kyara.

"Itu—" OMG! Kyara baru sadar, peralatannya ketinggalan di Bus, "Ketinggalan kak, maaf."Kyara menundukkan kepala.

Hari yang sial, baru pertama masuk MOS sudah kena hukuman. Kyara di hukum membersihkan aula sekolah dan perpustakaan sekolah, ini mau sekolah atau daftar jadi babu?

Disaat membersihkan perpustakaan, Kyara melihat buku yang menarik perhatiannya. Ia memakai headshet sambil membaca buku, biasalah... orang pintar, bisa melakukan dua hal dalam satu waktu. Saat sedang asyik membaca, tiba-tiba ada yang mengganggunya.

"Kak, boleh minta tanda tangan?"tanya pria itu. Kyara melihat dia memakai peralatan MOS, pertanda bahwa orang itu juga murid baru sepertinya. "Wajahnya oke juga." pikir Kyara.

Lalu Kyara hanya tersenyum, Kyara berpikir Pria itu hanya sekedar menyapanya karena Kyara tak mendengar apa yang dia katakan.

"Kak??"tanyanya sekali lagi.

"Maaf sebelumnya, budek ya? Atau bisu?"kali ini pria itu bicara sambil menggunakan bahasa tangan.

Kyara memutar bola matanya, ia terlalu  malas untuk meladeni orang seperti ini, Kyara tetap membaca bukunya. Tiba-tiba pria itu menarik bukunya. "Gue cuma minta tanda tangan."

Bener-bener nih anak, kalo suka sama gue gausah diliatin gitu dong. Agresif banget, segitu maunya kenalan. Batin Kyara.

Pria itu melambai-lambaikan tangannya ke muka Kyara, berharap ada respon dari wanita itu.

Kyara melepaskan headshetnya, "Maaf, gue baru patah hati, jadi ga bisa secepat itu menerima orang baru. Im so sorry."ucap Kyara dengan mimik wajah berlebihan.

"Ternyata ga bisu?"wajah Pria itu terlihat bingung.

"Engga lah, enak aja lu!"

"Eh sorry-sorry nih ya, gue ini masih liat-liat kalo mau godain cewek, lu itu bukan tipe gue. Gue minta tanda tangan karena ini tugas yang disuruh kakak OSIS, kalo bukan karna itu ngapain gue minta tanda tangan lu."

"Lu pikir gue tertarik sama lu apa? Kepedean banget lu. Ogah! Bisa muntah gue."

Merasa tak terima dihina seperti itu, pria itu membalas "Lu kali yang kepedean, lu pikir gue suka ke elu gitu? Ih amit amit dah."

"Trus kenapa lu dari tadi ngeliatin gue sambil ngelambaiin tangan lu."

"Gue mau minta tanda tangan, itu doang. Pelit amat lu ngasih nya."

Love the Life You LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang