Move On

73 18 31
                                    

Kepala Kyara berdenyut hebat, pusing sekali. Bahkan untuk keluar dari kamarpun rasanya dia tak sanggup.

Tokk... tokkk... tokk...

"Kyara? Sayang?"panggil Kiran  sambil mengetuk pintu kamar.

"Masuk aja bu, ga dikunci kok."

"Kamu kenapa? Ya ampunnn Kyara!"teriaknya syok saat memasuki kamar Kyara.

"Nanti Rara bersihin, Bu."

"Bukan masalah itu, sayang. Ibu khawatir sama kondisi kamu. Kamu kenapa? Ada apa, nak? Cerita sama ibu. Kamu tertekan? Apa jangan-jangan ada yang jahilin kamu di sekolah? Ini juga tangan kamu tergores. Kamu hati-hati dong sayang, kamu kenapa?"cerocos Kiran.

"Aku gapapa, Bu." Setidaknya itulah yang kuharapkan, lanjutnya dalam hati.

"Gapapa apanya? Kamu udah berani bohongin Ibu?"

"Bukan gitu Bu, ini cuma masalah sepele kok,"elak Kyara. "Aku beneran gaapapa, Bu. Percaya sama Kyara."

Kiran mengelus rambut Kyara, lalu dia tersenyum. "Semoga beneran gapapa ya? Kamu istirahat aja, badan kamu panas."

Kyara membalas dengan anggukan kepala. "Nanti ibu aja yang bersihin kamar kamu. Sekarang kamu istirahat ya, sayang." Kiran mencium puncak kepala Kyara dengan penuh kasih sayang.

================================

"Kyara.....! Ada temen kamu nyariin tuh."teriak Kiran keesekoan harinya.

"Iyaa Buu..."sahut Kyara sambil bergegas ke ruang tamu.

"Siapa sih? Kok bisa dia tau rumah gue?"pikir Kyara.

Kyara menatap punggung seseorang yang membelakanginya. Kyara membulatkan mata, terkejut melihat sosok orang ini.

"Daffa?"gumamnya.

"Hei, girl."Dafa tersenyum dan memamerkan deretan gigi putihnya, ditambah dengan gigi gingsulnya yang membuat jantung Kyara berdebar. Daebakk! Dia tampan.

"He-hei."balas Kyara kaku.

"Hahaha kenapa syok gitu? Ga pernah liat orang ganteng, ya?"Daffa mengedipkan sebelah matanya.

"Lo tau rumah gue dari siapa?"tanya Kyara tanpa mengindahkan kenarsisan Daffa.

"Gue kan pengagum rahasia lu."guraunya.

"Gue serius. Lu tau dari mana?"

"Kemarin gue ngikutin lu sampe rumah, gue takut lu kenapa-napa."akunya.

"Dasar stalker."ledek Kyara.

"Eh, gue ga ditawarin minum, nih?"Daffa mendelik ke arah Kyara, lalu dia tertawa.

"Haha, mau minum apa lu?"

"Air putih aja, tapi di campur sirup ya."requestnya.

"Loh, gimana? Sirupnya yang di kasih air putih? Atau air putihnya yang di kasih sirup? Yang bener yang mana?"tanya Kyara bingung.

"Salah semua, yang bener itu sirupnya di kasih air, trus di kasih es. Nah itu baru bener."

"Yee dasar... banyak maunya, yaudah di tunggu ya, mas"

"Oke, mba"Daffa tersenyum manis, poin plus penambah ketampanannya.

"Silahkan, Pak."Kyara memberikan segelas air bening kepada Daffa.

"Wahh ini sirup rasa apaan, Buk?"

"Varian baru Pak, sirup rasa air putih. Hehe."seloroh Kyara.

"Bilang kek kalo sirupnya abis, gue dah ngarep tadi minum yang manis-manis. Tapi gapapa deh, gue minumnya sambil ngeliatin elu aja, biar kayak ada manis-manisnya gitu."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love the Life You LiveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang