Chapter 5 - Plan B

350 101 371
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar 20 menit kemudian, dua petugas kesehatan datang membawa tandu dan membawa Nat ke rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekitar 20 menit kemudian, dua petugas kesehatan datang membawa tandu dan membawa Nat ke rumah sakit. Suasana di auditorium menjadi tegang selama beberapa saat.

Ajay mendengkus kesal dan mengacak-acak rambutnya. Ia meninggikan suaranya, "Aku tidak mau ada orang yang naik ke atas kubus itu lagi! Itu kubus untuk duduk, bukan untuk berdiri!" Ia memelototi kami semua dan menunjuk ke arah kubus hitam tersebut.

Aku menunduk sambil memainkan kuku-kuku jariku, kedua tanganku bergetar hebat, tangisku hampir pecah. Astaga, aku baru saja mematahkan kaki seseorang secara tidak langsung! Bagaimana jika Aiden tahu kalau aku secara tidak langsung mematahkan kaki pacarnya? Demi Tuhan, aku tidak bermaksud seperti itu!

Ajay menggerutu, "Great! Kita baru saja kehilangan salah satu kandidat terbaik untuk peran princess!"

Anak perempuan yang bernama Erin memelototinya, "Ajay! Nat baru saja mengalami kecelakaan, hanya itu yang kau pedulikan?!"

"Bukan begitu!" Ajay membentaknya, "Aku hanya--" Ia merendahkan suaranya, "Aku ingin drama yang kita mainkan kali ini sukses. Harus! Aku tidak menerima kegagalan."

"Sudah, sudah." Mr. Olson melerai kami.

"I'm sorry, Mr. Olson. Tetapi yang hampir sempurna untuk peran princess hanyalah Nat." Ajay menekuk wajahnya.

"Hei! Lalu kau pikir kami tidak cocok jadi princess?! Kami hanya cocok menjadi pohon?!" Salah satu murid perempuan protes, disusul oleh anggukan banyak perempuan di kerumunan sekitarnya.

Ajay mengusap wajahnya, "No! Bukan begitu maksudku--"

"Tidak masalah, kita bisa mencari kandidat lain." Mr. Olson menjawab.

"Baiklah." Ajay mengangguk lemah.

Untuk beberapa saat ke depan, Ajay dan Mr. Olson melanjutkan pencarian kandidat untuk peran princess. Beberapa murid perempuan dipanggil satu persatu ke panggung, termasuk aku.

"Ajay, bagaimana kalau--" Mr. Olson berbisik di telinga Ajay.

Ajay mengangguk, ia menoleh ke arahku dan Danielle secara bergantian.

Riflettore [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang