[Aiden POV]
"Aiden?"
Aku membuka kedua netraku secara perlahan saat mendengar seseorang memanggilku, kemudian melihat-lihat ke sekitarku.
Rupanya aku tertidur di rumah sakit, tepatnya di ruangan Nat menjalani rawat inap. Jam dinding menunjukan pukul delapan malam, entah berapa lama aku tertidur. Nat berbaring di ranjang rumah sakit, sedangkan aku duduk di kursi tunggu tepat di sampingnya.
"Kau masih di sini?" Tanya Nat.
Aku memalingkan pandanganku ke arahnya, ia mencoba untuk duduk tegak di atas ranjang, namun usahanya sia-sia karena kakinya dibalut oleh gips. Dengan cepat aku membantunya untuk duduk.
"Jangan banyak bergerak, Nat."
"Badanku pegal-pegal karena berbaring seharian!" Nat mengerutkan bibirnya, ia terlihat sangat menggemaskan.
Aku tertawa kecil dan mencubit hidungnya, "Berhenti membuat raut muka yang menggemaskan di depanku!"
"Kau pasti lelah. Bridget dan Glen tidak mencarimu?" Ia kembali bertanya.
Bagaimana aku bisa pulang dengan tenang sedangkan ia berbaring tidak berdaya di ranjang rumah sakit?
"Orang tuaku tahu aku di sini, mereka malah menyuruhku menemanimu. Aku akan pulang saat Scott datang." Jawabku.
"Ayahku lembur di kantor hingga jam sembilan malam. Are you okay with this?"
"It's okay, Nat. I'm worry about you! Kalau bisa aku lebih baik menginap di sini dan menjagamu hingga kakimu sembuh!"
Nat tertawa kecil, "Dan bolos sekolah?"
"Yeah!"
"Bolos latihan band juga?"
Aku terdiam sejenak, "I-itu--"
"I'm so lucky to have you by my side. Thank you." Nat berbisik.
Aku tersenyum tipis, kemudian menunduk dan mendekatkan bibirku ke arahnya. Rasanya aku ingin memberinya sebuah ciuman sebagai pengganti ucapan 'you're welcome'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Riflettore [END]
Teen FictionDi hari pertamanya bersekolah, Nicole Jenkins mendaftarkan diri untuk bergabung dalam ekstrakurikuler teater atas saran Rory Silva, cinta monyet masa kecilnya. Selain dapat menghabiskan waktu bersama Kesatria Berkuda Putih yang tampan, ia juga harus...