7

253 47 3
                                    

[Mengandung kata-kata kasar]

🌾🌾🌾

"Baik banget gue punya teman!"

"Semangat landara!" sahut resa dari dalam perpus.

Dara berdecak kesal Dan sekarang dia sendirian didepan perpus-bonus cola dengan niat membersihkan sepatunya.

Omfg,jangankan membersihkan melihat saja dara sudah ingin muntah -sial.

"Gue cuma mau bilang,siapin mental dan hati lo sebelum keluar dari perpus.have a nice day baby!" -fuck,jadi ini maksudnya lintang.

Hari sial macam apa ini?

Dara cuma bisa diam,literally diam buat mikir gimana cara ngebersihin sepatunya.

"Hai?"

Dara hampir saja tersedak cola yang diminumnya karna sapaan itu.

"Oh sorry kaget ya? Hehe"

Dara menaikan tatapan melihat orang yang memanggilnya barusan.

Daniel

Siapa yang nggak kenal Daniel?

Cowok yang terkenal dengan kegantengan dan postur tubuh idealnya,yang bisa bikin kaum hawa sesak napas hanya dengan melihatkan abs kotak-kotak diperutnya.

Buat sebagian cewe Daniel adalah hasil karya tuhan yang paling perfect -ah itu terlalu berlebihan,tapi memang begitu adanya.

Wajah yang tampan dengan style rapi yang mengikut jaman dan baju bagian lengan yang digulung hampir sesiku lalu celana abu-abu yang dibotol menambah kesan badboy nya,wajar saja dia jadi rebutan cewe disekolah.

Satu lagi,jangan lupain jabatannya sebagai ketos.

Perfect,he's damn perfect.

"Ngeliatin gue gausah gitu banget,nanti suka"
Daniel yang menyadarkan Dara dari lamunannya.

"Hah,kenapa?"

Daniel tersenyum,lalu terkekeh "Lo tuh kenapa,orang ngomongnya apa lo jawabnya apa"

"Loh- lo mau kemana?!" tanya Dara mulai panik ketika Daniel mengambil sepatunya dan jalan melewatinya.

"Lo denger nggak sih?!" tanya dara mulai kesal.

Daniel tetap saja diam seperti tidak terjadi apa apa.

oke,dara pasrah dan memilih mengikuti cowok itu dengan diam sampai ketoilet -cowok.

"Gue tau lo nggak bakal ngebersihin nih sepatu," Daniel menyalakan keran air,"jadi gue mau bantu" lanjutnya.

Okay,Dara nggak terlalu ngerti kenapa intinya aneh aja.

Satu yang Dara pikirin sekarang,kenapa Daniel mau bantu dia?.

Mungkin Daniel emang baik bukan?

Ya,Wajar sih apalagi Daniel yang notabene-nya sebagai'ketos'

Tapi

Ini terlihat manis.

Paham kan?

Nggak pernah ngobrol sama sekali,cuman sekedar tau tiba tiba dia baik banget.
Berlebihan emang,tapi ya gitu aneh.

"Lo nggak geli?" Dara ngga bisa lepasin pandangan dari tangan Daniel yang sibuk mengurus sepatu itu.

Jujur aja awalnya Dara nggak yakin sama sekali kalo Daniel bakal ngersihin sepatunya.

Tapi ngeliat Daniel yang ngebersihin sepatunya dengan telaten bikin Dara sadar kalo Daniel emang niat ngebantu.

setelah selesai membereskan sepatu itu,Daniel langsung berbalik.

"Enggak,digelitikin baru gue geli" jawab Daniel terkekeh

"menurut lo lucu?" ujar Dara agak tertegun sedikit tidak menyangka dengan selera humor Daniel.

"Lo agak kurang ajar ya,"

"hah?" reflek Dara,demi dewa Dara merutuki kebodohannya sendiri,bisa bisanya dia meloloskan kalimat itu dari mulut lemesnya.

Bagaimana kalau Daniel tersinggung dan memilih meninggalkan Dara dengan sepatu sialnya itu,niat mau bantuin malah disembur —mana nyelekit pula.

Daniel balik fokus kesepatu Dara yang lagi dia bersihin.

Dara sedikit melirik Daniel takut sambil memutar otak memilah milih kata untuk membuka topik pembicaraan,jujur aja ini sangat canggung dan membosankan.

"ah,btw nama gue Landara,Lo belum tau kan?" ujarnya sambil mengulurkan tangan.

Dia langsung menoleh dan menatap tangan yang diulurkan Dara.

"mau?" jawabnya heran sambil menunjukan tangannya yang masih membereskan sepatu bertoping tai itu.

bodoh

Dara mendengus kesal,tadinya dia berniat basa-basi berkenalan tapi justru otaknya sangat lemot,padahal tidak perlu sampai mengulurkan segala,lagian sudah jelas Daniel sedang membersihkan sepatu disampingnya.

"ratu telat,siapa yang ngga kenal?" responnya.

Dara menghela nafas "ya seenggaknya gue tetep sekolah kan? lagi pula ngga ada kata terlambat buat menuntut ilmu" protes Dara.

Gimana ngga protes coba,dia datang telat pasti punya alasan,yah kalo dipikir-pikir secara garis besar alasan keterlambatan itu adalah malas.

Daniel ketawa kecil,"tetep aja telat itu melanggar aturan Landara." ujarnya sambil melempar sepatu itu kearah dara,untung dia menangkapnya tepat waktu kalau tidak sudah dipastikan sepatu mengenai wajahnya.

"tch,hampir kena muka gue!"

"kalopun kena juga engga bakal ngurangin kecantikan lo sepersen pun,percaya deh"

"yang ada gue bakal bimoli,bibir monyong lima senti."

Daniel tertawa dengan jawaban Dara,"kalo gue lempar hati gimana?" tanyanya sambil menaikkan satu alisnya.

"ya gue tangkap lah" —batin Dara.Tidak munafik,jika memang benar terjadi pasti Landara akan menangkapnya detik itu juga.

"hati ayam" tiba-tiba lanjut Daniel.

Sial,hampir saja dia blusshing.

Tertawa, Daniel berhasil membuat Landara hanya dengan lawakan recehnya. Agak konyol sebenarnya,hanya saja dia menyukai itu.

Tampangnya saja yang terlihat cool,nyatanya selera humornya level jongkok. Tidak apa setidaknya hari ini ada alasan untuk Landara tertawa.

Entahlah,sepatu dan tahi kucing bukan awal yang buruk kan?

PIMPLES OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang