Home

12.7K 976 122
                                    

Jeongin mengusap-usapkan kedua tangannya pelan. Pipinya memerah karena cuaca yang semakin dingin.

Perlahan ia mengusap perutnya yang sedikit membuncit itu dengan penuh perasaan.

Mata Jeongin berkaca-kaca sedih. Hey,siapa yang tidak sedih saat melihat pendamping hidupmu bercumbu dengan sekertarisnya sendiri.

Jeongin mengusap pipinya yang sudah basah karena airmatanya itu.

'Ini udah sering tapi kenapa rasanya masih sakit juga.'batin Jeongin sambil meremat dadanya.

Dengan gontai ia terus berjalan hingga akhirnya mencapai pintu rumahnya.

Segera Jeongin menghapus airmatanya lalu mengambil nafas panjang sebelum tersenyum ceria.

Perlahan Jeongin memasuki rumahnya itu lalu langsung menuju dapur untuk melepas dahaganya.

Jeongin sedikit terkejut saat melihat Hyunjin duduk di kursi meja makan sambil terus memandangi ponselnya khawatir.

Jeongin melangkah sebelum berdehem agar membuat atensi Hyunjin beralih padanya dan ternyata itu berhasil.

Hyunjin menghampiri Jeongin dengan wajah leganya lalu memeluk tubuh mungil istrinya itu. "Aku khawatir Je. Kamu kemana aja sampe-sampe gak bisa dihubungin."cerca Hyunjin yang benar-benar terlihat khawatir.

Jeongin terkekeh sambil mengusap punggung lebar milik suaminya itu. "Uhhh...suamiku ini khawatir ya."goda Jeongin dengan raut jahilnya.

Hyunjin yang melihat itu mendelik kesal. "Kamu kemana aja sayang. Ini udah malem."ucap Hyunjin penuh tekanan.

Jeongin tersenyum manis sambil menatap wajah Hyunjin. "Maaf ya tadi aku lupa kabarin kamu kalau aku main di rumah Jisung sampe lupa waktu. Ponsel aku juga udah habis dayanya."

Hyunjin yang mendengar itu menghembusakan nafasnya lalu mengacak rambutnya frustasi.

"Lain kali jagan sampe lupa. Aku bener-bener khawatir sama kamu dan juga baby."ucap Hyunjin sambil mengelus perut Jeongin yang sedikit membuncit itu.

Jeongin terkekeh senang. "Kamu udah makan kak ?"tanya Jeongin Hyunjin yang kini mencebikan bibirnya berlagak imut.

"Aku belum makan. Aku mau dimasakin sama istri cantikku ini."ucap Hyunjin sambil menjawil jeongin.

Jeongin hanya menggeleng-geleng meliha kelakuan ayah dari calon anak mereka itu.

"Kamu tunggu disini ya biar aku masakin."titah Jeongin yang suda bersiap-siap untuk memasak untuk suaminya.

Hyunjin mengangguk senang lalu kembali duduk di kursi. Malam ini mereka lewati dengan canda tawa yang dapat membuat perasaan keduanya menghangat.

Biarlah Hyunjin berselingkuh dengan orang lain, Jeongin berharap suatu saat perhatian dan cinta Hyunjin akan utuh untuk dirinya dan calon anak mereka nanti karena Jeongin yakin Hyunjin akan selalu berakhir kembali bersamanya karena ia adalah 'rumah' untuk Hyunjin.

Oneshoot HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang