Sorry

3.4K 293 21
                                    


Kedua tangan Hyunjin bergetar hebat saat melihat sosok yang baru saja ia tabrak bercucuran darah. Jalanan sangat sepi dan hanya ada ia dan orang yang tergeletak dijalan akibat ulahnya.

Hyunjin memukul kepalanya panik dan ia segera menggendong pria yang ia tabrak ke mobilnya dan segera menuju rumah sakit terdekat. Setelah sampai dirumah sakit Hyunjin sibuk menelepon kedua orangtuanya dan ia berusaha mencari ponsel milik pria yang ia tabrak tetapi ia tidak menemukannya.

Entah sudah berapa lama Hyunjin menunggu dengan tubuh yang bergetar ketakutan, ia tidak bisa membayangkan jika orang yang ia tabrak ternyata meninggal. Hyunjin tidak mau masuk penjara.

"Hyunjin!"pekik mama nya yang berlari kearahnya.

"Kamu mabuk lagi?! Liat akibatnya!"kata Seulgi marah.

Hyunjin hanya menunduk karena rasa bersalah yang tinggi. Ia bahkan tidak bisa mengucapkan kata maaf.

"Dengan keluarga korban?"tanya dokter yang menangani pria yang Hyunjin tabrak.

"Saya yang bertanggung jawab dok."kata Seulgi laku dokter itu menceritakan semua keadaan pria yang sedang dipindahkan ke ruang rawat inap itu.

Semua yang diucapkan oleh dokter itu seketika membuat tubuh Hyunjin membeku dan Seulgi menutup mulutnya tak percaya.

"Karena kecelakaan ini, korban tidak bisa mengandung karena....."

Telinga Hyunjin berdenging tidak mendengar perkataan dokter itu selanjutnya.

Setelah dokter itu pergi, Seulgi terduduk lemas dikursi tunggu sambil menangis. Hyunjin berjongkok didepan mama nya dan ia mulai menangis serta meminta maaf.

"Maaf. M-maaf."

Seulgi berdiri sambil menatap Hyunjin yang masih berjongkok hingga bersujud meminta maaf.

"Minta maaf ke dia bukan ke mama."kata Seulgi kemudian ia segera pergi meninggalkan putranya yang masih meraung-raungkan kata maaf entah untuk siapa.












***

Hyunjin mengusap wajahnya yang baru saja terkena tonjokan yang berasal dari suami pria yang ia tabrak. Sedangkan Jeongin-pria yang Hyunjin tabrak- menangis kencang saat mendengar jika dirinya tidak akan bisa mengandung.

"Bajingan! Kenapa?!"teriak Guanlin sambil menangis.

"Kenapa harus Jeongin?! Hah?!"

Hyunjin tidak melawan ataupun berusaha melindungi dirinya sendiri karena ia sadar jika ia memang salah karena telah menghancurkan kehidupan seseorang.

"Pergi!"kata Jeongin marah sambil menunujuk pintu.

"M-maaf."hanya kata maaf yang bisa Hyunjin ucapkan.

"PERGI!"teriak Jeongin sambil melemparkan benda-benda yang berada di sampingnya.

Bibir Hyunjin bergetar menahan tangis, ia tahu jika kata maaf saja tidak cukup. Ia ingin mengucapkan banyak hal tapi ia tahu jika itu tidak akan membantu. Ia adalah seorang penjahat.

Hyunjin menatap sepasang suami yang sedang memeluk dan menangis bersama itu dengan tatapan bersalah. Perlahan ia mulai keluar dari ruangan itu.















***

"Pagi! Hari ini saya bawa bunga mawar sama sup ayam buat kamu. Jangan lupa dimakan ya, bunga nya juga sudah saya taruh di vas."kata Hyunjin saat melihat Jeongin yang sudah bangun dari tidurnya itu.

Jeongin hanya mengangguk singkat. "Kamu nggak kerja?"

Hyunjin tersenyum, "Kerja dong cuma saya mampir sebentar kesini karena saya mau tau kamu mau mulai terapi hari ini."

Oneshoot HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang