I Love You

3.4K 308 4
                                    

Jeongin mendelik kesal kepada Hyunjin karena sedari tadi ia tidak melepaskan pandangannya dari Jeongin.

"Jangan liatin kayak gitu, sebentar lagi buahnya selesai dikupas."kata Jeongin pelan sambil terus mengupas lalu memotong apel untuk Hyunjin.

Hyunjin tersenyum kecil,"Nanti pokoknya kamu jangan nikah lagi ya."

Mengangkat sebelah alisnya bingung, Jeongin menatap Hyunjin aneh lalu ia segera membawa buah yang sudah dipotongnya itu kearah Hyunjin.

"Nikah lagi? Jangan bercanda deh."

Hyunjin hanya mengangkat bahunya acuh lalu mulai memakan apel yang disediakan oleh Jeongin.

Seketika ruangan hening. Tidak ada satupun percakapan diantara mereka. Hyunjin sibuk memakan apel sedangkan Jeongin mulai sibuk dengan ponselnya.

"Je, aku takut."

Jeongin yang mendengar perkataan Hyunjin segera menghentikan kegiatannya dan mencurahkan perhatian untuk suaminya tersebut.

"Takut kenapa?"

"Aku gak mau ngerasain sakit lagi. Operasi kali ini pasti bisa ngilangin sakitnya kan?"tanya Hyunjin penuh harap.

Jujur saja Jeongin tidak tahu apakah operasi ini akan berjalan lancar atau tidak dan lagi ia tidak tahu apakah ini adalah langkah akhir untuk penderitaan Hyunjin atau bukan. Ia hanya berharap ini adalah terakhir kalinya Hyunjin menderita karena sakit jantung nya ini.

"Aku nggak tau. Tapi yang aku tau kamu pasti sembuh. Aku percaya itu."kata Jeongin yang membuat Hyunjin tersenyum.

"Sebenernya yang aku takutin itu kalau aku nggak bisa ngedampingin anak kita untuk menikah nanti. Pokoknya nanti Yuna nggak boleh nikah sebelum lulus S2."kata Hyunjin yang membuat Jeongin terkekeh geli. Ia tahu betapa posesifnya Hyunjin jika menyangkut tentang anak mereka ini yahh walaupun bukan anak kandung tetapi Yuna itu adalah harta berharga untuk mereka berdua.

"Iyaa aku tau, lagian Yuna belum ada calonnya. Udah gak usah mikir yang kejauhan."

Hyunjin membuat mimik wajah yang mengejek. "Aku ngomong biar kamu inget. Jadi kalian nggak bisa bersekongkol lagi dibelakang aku."

Jeongin hanya mengangguk malas. "Oh iya, kamu udah hubungin si mbak mantan kamu itu belum??"

"Buat apa hubungin dia?"

"Loh? Biasanya kan kamu ngabarin dia kalau mau operasi supaya bisa nungguin kamu. Mau aku telponin?"tawar Jeongin sambil mengacungkan ponselnya.

Hyunjin menggeleng pelan."Apaan sih?! Aku udah nggak berhubungan lagi sama dia."

"Hah?"

Hyunjin menghembuskan nafas ya panjang lalu menatap Jeongin dengan tatapan yang sedih. "Maaf, aku suami kamu tapi masih berhubungan sama mantan aku. Kita juga udah punya anak. Aku sadar kalau ini bisa aja nyakitin kamu, dan aku baru sadar setelah selama ini."

Jeongin terkekeh. "Syukur deh kamu sadar setelah 21 tahun menikah."

Hyunjin hanya menatap suami yang selama ini menemaninya itu dengan tatapan bersalah.

"Besok siang aku mulai operasi."kata Hyunjin.

"Aku tau."

"Ada satu hal yang selama ini belum aku ucapin buat kamu."kata Hyunjin dengan wajah yang memerah.

Sebelum kembali berkata Hyunjin mengambil nafas yang panjang. "I love you Jeongin. Maaf aku gak bisa jadi sahabat dan suami yang baik untuk kamu. Aku egois pakai pernikahan kita buat nutupin hubungan aku sama dia."

Jeongin mengerjapkan matanya. Ia sedikit tidak percaya Hyunjin mengatakan hal tersebut. Hyunjin yang ia tahu adalah seorang yang angkuh dan susah untuk mengungkapkan perasaannya.

Melihat tidak ada respon dari suaminya itu Hyunjin segera menutup seluruh badannya dengan selimut. Sungguh ia sangat gugup dan malu di saat yang bersamaan. Sebelumnya ia tidak pernah menyatakan cinta untuk Jeongin, ini pertama kalinya.

Jeongin mengusap matanya yang berair. Sungguh ia sangat terharu, perjuangannya selama 21 tahun ini terbayar sudah dengan pengakuan cinta yang diberikan oleh suaminya ini.



***

Hyunjin menatap Jeongin dan Yuna secara bergantian dengan senyuman lebar.

"Papa pokoknya jangan pikirin apa-apa dulu. Pokoknya nanti setelah operasi papa kan bakal dirumah sakit buat pemulihan, nanti aku temenin papa pas pemulihan."ucap Yuna sambil memeluk Hyunjin yang duduk diranjang rumah sakit.

"Gak usah pikirin papa dulu, kamu sebentar lagi ada uas. Pikirin uasnya, awas aja kalau sampai ipk kamu turun."kata Hyunjin sambil mengacungkan kepalan tangannya didepan wajah putrinya yang cemberut itu.

"Ihh, papa jahat masa mau pukul anaknya yang cantik ini."

Hyunjin melengos malas mendengar perkataan putrinya itu.

"Ayo Yuna, kita keluar. Sebentar lagi papa bakal dibius."kata Jeongin sambil menarik Yuna agar melepaskan pelukannya dari Hyunjin.

Jeongin dan Yuna segera beranjak keluar dari ruangan tapi sebelum Jeongin keluar ruangan Hyunjin memanggil namanya.

"Jeongin!!"

Jeongin membalikkan badannya lalu tersenyum lebar saat mendengar perkataan Hyunjin. "Inget ya jangan nikah lagi. Awas aja kamu kalau nikah lagi, nanti aku gentayangin."

Jeongin hanya mengangguk sambil tertawa dan ia segera keluar dari ruangan.




***







Ini khusus buat ucapan terima kasih karena udah mendukung oneshoot ini yang masih banyak kekurangan dan juga jarang update cerita hehe.

Maaf karena jarang update karena aku ngerasa tulisan aku nggak berkembang dan aku juga ngerasa tulisan aku tuh bertele-tele jadi aku agak gimana gitu mau update ceritanya.

Udah segitu aja ya :)

Love you guys ❤️💜💙💚💛

Oneshoot HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang