Chapter 19

2.9K 420 44
                                    

Setiap kali Mek mengingat ekspresi wajah Gun saat dirinya menawarkan tawaran balas dendam selalu membuatnya tertawa. Ia tidak percaya pria kecil yang polos itu akan menganggukan kepalanya dengan cepat, ia juga meminum ramuannya tanpa bertanya terlebih dahulu efek samping yang akan ia dapat.

"Ah, Gun, kau begitu lucu." Ucapnya dengan setengah tertawa.

"Apanya yang lucu?" Ucap Mild yang muncul dari belakang.

"Gun." Jawabnya.

"Kau yang memberikan ramua memory potion untuknya, kan?" Tanya Mild, dari ekspresi Mek yang menahan tawanya, ia tahu itu adalah ulahnya. "Oi, Mek! Kau seharusnya melihat betapa putus asanya Off saat tahu pengantinnya kehilangan seluruh ingatannya! Bagaimana kau akan bertanggung jawab dengan itu, huh?!" Mild memukuli tubuh besar suaminya.

"Aw, tenang sayang." Mek menangkap tangan Mild dan menggenggamnya. "Efef ramuan itu akan hilang dalam hitungan menit."

"Maksudmu?"

"Itu bukan memory potion yang diminum olehnya, itu hanya air madu biasa yang aku taruh mantra biasa. Efek mantra itu hanya akan bertahan selama 2 hari saja." Jelasnya pada Mild.

"Lalu, mengapa ramuanku hilang dari dalam rak?"

"Oh, itu. Karena aku membuangnya."

"Kau membuangnya?! Apa kau tahu berapa banyak waktu yang aku habiskan untuk membuat satu botol kecil memory potion?! You're so dead, Mek!"

"Aku harus membuat semua orang yakin ia meminum itu." Jawabnya, ia mengelus-elus lengan istrinya untuk menenangkannya. Akan sulit jika Mild marah, ia mungkin bisa menggunakam segala sihir hitamnya pada Mek. Mek melihat ke arah jam tangannya. "Time's out, efek mantra itu sudah menghilang sekarang."

"Jadi...mereka akan baik-baik saja, kan?"

"Tergantung."

"Tergantung? Kau bilang mantranya sudah menghilang."

"Sayang, dengar, aku memang memberinya mantra itu untuk menjahili Off dan membiarkannya merasakan apa yang Gun rasakan. Tapi bagaimana hubungan mereka ke depannya setelah ini, itu mereka yang menentukan. Kita hanya bisa mendukung mereka."

***

"Jika kau adalah calon suamiku dan jika kau mengatakan kau mencintaiku, mengapa kau pergi meninggalkanku?" Gun bertanya pada Off namun pria itu hanya berdiam diri di depannya, tangannya terlihat ingin menarik Gun ke dalam pelukannya namun ia ragu, takut untuk menyakiti Gun.

Dan disaat yang bersamaan, Gun merasakan pening dikepalanya, ia berjalan mundur dan menyender pada batu pembatas. Ia terduduk ke lantai dengan kedua tangan menekan kepalanya, Off menghampirinya dengan wajah khawatir.

Dan seperti ada proyektor dalam kepalanya, ia mulai melihat kejadian-kejadian yang sebelumnya terjadi antara dirinya dan Off. Pertemuan pertamanya dengan Off di atap rumah sakit, kontak mata pertama mereka di kantin dan bagaimana tatapannya yang mengintimidasi, saat Off menyelamatkannya dari rak yang jatuh, ciuman mereka, pelukan mereka, segalanya kembali.

Kau adalah pengantinku.

You are an angel to a devil like me.

Menikahlah denganku.

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu saat aku bahkan tidak bisa hidup tanpamu?

Kau akan melupakan segala hal yang terjadi malam ini, kau akan mengingat luka yang ada di perutmu sebagai luka dari panah yang ditembak karena salah sasaran. Kau akan melupakan tentang iblis, malaikat dan pemburu yang ada di kota ini. Kau akan melupakanku, melupakan pernikahan kita....

The Devil's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang