Chapter 2 (S2)

1.6K 248 35
                                    

"Kenapa nama istriku bisa ada di daftar ini?" Off bertanya lagi, ia melirik kepada Nicky, lalu pada Arm dan tidak ada diantara mereka yang mengatakan apapun padanya.

Saat itu, pintu ruang rapat terbuka dan dewan-dewan masuk ke dalam, disana juga ada ayahnya Off. Ayahnya Off duduk di salah satu kursi, ia menganggukan kepalanya kepada Nicky. Dan Nicky memberitahu iblis-iblis lainnya untuk ikut duduk.

Ayahnya Off membersihkan tenggorokannya sebelum memulai.

"Seperti yang kalian sudah ketahui, saat ini kaum kita sedang diincar oleh seorang benefactor. Ia bahkan menggunakan uangnya untuk menyewa seluruh pemburu dengan menjanjikan bayaran yang tinggi dari setiap nyawa yang ada. Dan bukan hanya iblis saja yang ada dalam marabahaya, tapi juga malaikat dan penyihir."

"Tapi kenapa mereka mengincar malaikat juga?" Lee bertanya.

"Itu masih belum bisa diketahui."

"Dan bagaimana dengan Gun?" Off bertanya, ia terlihat serius. "Apa menurut papa benefactor itu melakukan kesalahan? Nama Gun tidak seharusnya ada disana."

"Untuk itu papa juga masih belum punya jawabannya. Karenanya untuk saat ini, aku minta kalian semua untuk berhati-hati dan berjaga-jaga. Pemburu yang datang ke Paiboon bukan hanya pemburu biasa, sebagian dari mereka ada assassin, dan senjata yang mereka gunakan juga tidak main-main." Ucap ayahnya Off, ia mengeluarkan kertas-kertas dan menunjukannya kepada semua orang. "Mereka menggunakan hunting rifle, dengan peluru yang terbuat dari campuran air suci dan vervain."

Off melipat tangannya di atas meja, ia memperhatikan gambar di kertas itu. Rasa khawatirnya memuncak. Jika satu peluru mampu melukai para iblis dengan sangat parah, maka peluru itu bisa membunuh satu manusia dalam sekali tembakan. Dan ia takut, takut kalau Gun akan terluka.

Off tidak lagi fokus kepada rapat, pikirannya hanya tertuju pada istrinya. Mereka tidak boleh tinggal di rumah sekarang, disana tidak aman. Ia harus mencari tempat perlindungan untuk Gun.

"Off." Ayahnya memanggil, ia tidak mendengarnya. Ia bahkan tidak sadar jika saat ini hanya tinggal dirinya dan ayahnya saja yang ada di ruang rapat. "Off Jumpol." Ayahnya memanggil sekali lagi.

"Ya? Maaf, aku tidak mendengar papa memanggil tadi."

"Apa yang sedang kau pikirkan sampai kau tidak mendengar papa memanggilmu?" Tanyanya, sebelum Off sempat menjawab ia bertanya lagi. "Apa kau sedang memikirkan Gun?"

Off menarik nafasnya dalam, "Hmm, aku mengkhawatirkannya."

"Papa akan mencari tahu alasan namanya ada di daftar itu." Ia menyisir rambutnya dengan kasar ke belakang dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, lalu ia menatap ayahnya. "Katakan, papa tahu ada sesuatu yang ingin kau katakan pada papa."

"Aku tidak ingin ia berada dalam bahaya. Tapi sepertinya berada di dekatku dan tinggal bersamaku adalah alasannya terus berada dalam bahaya. Pernikahan kami baik-baik saja, kami menjalani kehidupan yang fantastis, pergi kuliah layaknya pasangan yang diimpi-impikan orang dan pergi berkencan setelah pulang kuliah. Aku ingin menjalani kehidupan yang normal bersamanya tapi sepertinya kami ditakdirkan untuk terus melarikan diri dan bersembunyi."

Ayahnya Off mengerti. Ia melihat pertumbuhan mereka selama dua tahun pernikahan mereka. Dan, ya. Mereka terlihat bahagia, sangat bahagia lebih tepatnya. Ia tahu betapa anaknya mencintai Gun, dan sebaliknya. Ia menginginkan yang terbaik kedua anaknya.

"Begini saja, untuk sementara waktu bagaimana jika kita menitipkan Gun di rumah Mild? Disana ada portal sihir yang tidak dapat dilihat oleh para pemburu. Kalian tidak perlu melarikan diri terlalu jauh."

The Devil's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang