Chapter 20

4.8K 434 54
                                    

Detik-detik berlalu begitu lama diruang rapat. Ia menoleh ke samping saat mendengar New menghela nafasnya, tangannya bergerak ke menuju tangan New dari bawah meja dan menggenggamnya. Ia kemudian membisikkan hal yang membuat New menjadi sedikit lebih tenang dari sebelumnya.

Semalam, Tay mendapat telepon dari ibunya yang memintanya untuk datang ke Underworld bersama New. Pagi ini, ia baru mengetahui soal rapat bersama yang diadakan oleh ayahnya dan beberapa malaikat. Tay merasa perbincangan dalam rapat ini semakin panas saat ia melihat urat di dahi ayahnya menyembul keluar.

"Kasus seperti ini tidak bisa dilegalkan, akan ada banyak malaikat dan iblis lainnya yang mengikuti jejak mereka." Ucap salah satu malaikat. Dia menatap ke arah Tay dan New dengan sinis. "Ini salah, hubungan pria dan pria saja sudah salah dimata Surga. Apalagi iblis dan malaikat."

Tay menggebrak meja dengan kedua tangannya, ia sudah berdiri dan menatap malaikat itu dengan matanya yang sudah berubah merah. "Kalian tahu apa soal cinta, jangan bertingkah seakan kau tahu segalanya! Dan berhentilah menatap kearahku dengan tatapan seperti itu!"

"Tay, keluar."

"Papa!"

"Keluar dari ruangan ini papa bilang." Ia menatap ayahnya dan menjilat bibirnya kemudian ia menganggukan kepalanya, menarik tangan New dan berniat untuk membawanya keluar.

"New tetap disini." Kata ayahnya yang membuat Tay berhenti bergerak. Papa ingin membantumu, lepaskan tangan New dan tunggulah diluar. Tay bisa mendengar suara ayahnya dalam kepalanya.

"Tidak apa, Tay. Kau tunggu aku saja diluar, aku tidak masalah." New mengelus tangannya lembut untuk meyakinkannya. Tay menghela nafasnya dan mengusap rambut New.

"Baiklah, aku akan menunggu diluar."

Tay keluar dari ruang rapat, ia menoleh sekali lagi ke arah kekasihnya dan setelah memastikan ia baik-baik saja, Tay menutup rapat pintunya. Ia duduk di kursi dan menunggu hasil rapat. Ia tidak tenang, kakinya terus bergerak, ia menunggu selama 15 menit sampai akhirnya ayahnya dan malaikat-malaikat keluar dari dalam ruangan.

"Papa." Tay menghampiri ayahnya, "Apa hasil rapat kalian?"

"Masuk dan bicaralah pada New."

"Hasil rapatnya?"

"Dia akan memberitahumu segalanya." Jawab ayahnya.

Tay tidak bertanya lebih lagi pada ayahnya, perasaannya tidak enak jadi ia kembali masuk ke dalam ruang rapat. Ketika ia masuk ke dalam, New masih duduk diatas kursi dan matanya menatap lurus ke dinding. Tay menarik kursi disampingnya dan duduk, ia melihat mata merah New, pria itu menangis.

"Hei, apa mereka membuatmu menangis? Apa ayahku mengatakan sesuatu yang menyakiti hatimu?" Tanyanya lembut seraya menyeka airmatanya dengan ibu jarinya. New menggelengkan kepalanya. "Lalu mengapa kau menangis, hmm?"

"Mereka memperbolehkan kita berpacaran."

"Kau serius?!"

"Iya! Ada beberapa hal yang harus disetujui tapi pada akhirnya mereka mengizinkan kita bersama."

"Syukurlah." Tay menarik New ke dalam pelukannya dan menghembuskan nafas lega. New tersenyum kecil dan menyembunyikan kepalanya ditengkuk leher Tay. Keputusan sudah dibuat, memang buruk untuknya tapi jika itu bisa membuatnya terus bersama Tay, New tidak peduli.

"New, tidak bisakah kau mempertimbangkan ini sekali lagi?"

"Ini keputusan finalku."

"Kau akan kehilangan sayapmu, kehilangan kekuatanmu, tidak lagi bisa pergi ke Surga."

"Aku tidak peduli."

The Devil's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang