Chapter 3 (S2)

1.5K 239 48
                                    

God terbangun saat sekujur tubuhnya disiram oleh air dingin. Ia membuka matanya dan menyadari bahwa dirinya telah kehilahan kesadarannya. God sedang berada di sebuah kota kecil dekat Hatyai bernama Khan Khu saat beberapa pria dengan pakaian serba hitam dan sniper menghampirinya, memukulnya dan membawanya masuk ke dalam sebuah van hitam.

Ia terkejut mereka belum membunuhnya. Dan saat ini, kedua tangan dan kakinya diikat ke sebuah kursi, di hadapannya ada lima orang pria dengan tubuh yang kekar.

"Siapa kalian dan apa yang kalian inginkan?!" Serunya sambil mencoba untuk melepaskan ikatan ditangannya, meskipun ia setengah iblis dan setengah manusia, air suci dan vervain tetap mampu menyakitinya.

Pria-pria itu bicara dengan bahasa yang tidak ia kenal. Kemudian salah satu dari mereka, pria dengan kumis mendekat kepadanya dan menyodorkan foto. Keningnya berkerut saat ia melihat wajah orang yang ia cintai disana.

"Ini kan...Gun."

"Apa kau tahu dimana Gun Atthaphan berada?" Pria itu bertanya dengan bahasa Thailand yang terdengar aneh.

God tahu dimana Gun berada, tapi melihat bagaimana mereka memperlakukan dirinya, God memilih untuk melindungi Gun.

"Aku tidak tahu. Dan jika aku tahu, aku tidak akan memberitahumu."

Pria berkumis di depannya melirik lewat bahunya pada seorang pria tampan yang sepertinya adalah bosnya. Pria tampan itu mengangguk padanya.

BUAK!

Saat itu dengan gerakan yang cepat, pria berkumis itu melayangkan tinjuannya pada God. Ia terbatuk dan meludahkan darah dari mulutnya.

"Fuck!" Umpatnya.

"Kami akan bertanya sekali lagi. Dimana Gun Atthaphan berada?"

"Sudah kukatakan aku tidak tahu!"

BUAK!

Ia mendapatkan satu pukulan lagi. God bisa merasakan penyembuhan dirinya namun itu berjalan cukup lama karena vervain dan fakta bahwa dirinya adalah setengah manusia.

"Asal kalian tahu saja, aku tidak akan mengatakan apapun! Kalian tidak akan bisa menemukannya sebelum kalian melangkahi mayatku!" Teriaknya, ia meludah sekali lagi.

Pria tampan itu tersenyum menyeringai padanya. Ia kemudian berdiri, mengangkat tangannya dan anak buahnya memberikan tongkat yang God tahu itu adalah sebuah tongkat yng bisa menghantarkan listrik. Pria itu benar-benar sudah gila.

"Kau tidak akan bisa membunuhku dengan itu, kau tahu aku bisa menyembuhkan diriku sendiri." Ucap God.

"Aku tidak akan membunuhmu, hargamu tidak begitu tinggi dan itu tidak sebanding dengan informasi yang bisa aku dapatkan darimu." Pria tampan itu menarik kursi dan duduk di hadapannya.

God kebingungan, "Harga? Harga apa?"

"Kuyakin kau belum tahu soal itu." Kemudian pria itu menggerakan kepalanya, anak buahnya memberikan tumpukan lembar kertas tebal kepadanya. "Kami semua adalah pemburu iblis, dan ini adalah harga yang akan kami dapatkan jika kami berhasil membunuh semua makhluk supernatural, termasuk malaikat."

Pria tampan itu memperlihatkan kertas yang tertera banyak nama disana, Gun diharga paling tinggi dan dia bahkan bukan seorang iblis.

"Kalian pasti membuat kesalahan, Gun adalah seorang manusia. Murni manusia."

Pria tampak itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi, "Aku tidak peduli soal itu, tuan setengah iblis. Aku peduli pada uang yang akan aku dapatkan jika aku berhasil membunuhnya."

The Devil's BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang