satu

141 16 52
                                    

Happy reading!
.
.

"Apapun perasaan kita nantinya, akan kupastikan kita berpisah setelah April"

"Meskipun kita saling mencintai?"

"Ya, setelah april berlalu, kita akan berakhir"
.
.
.

Pria mungil itu tengah berkutat dengan tumpukan tugas yang seperti tidak ada akhirnya. Dia sungguh menyesal mengambil S2 diumurnya yang masih terbilang muda. Tapi mau bagaimana lagi? Kesempatan untuk melanjutkan pendidikan tanpa harus membayar tidak mungkin ia lewatkan.

"Baekhyun! Waktunya makan!" teriak seseorang terdengar jelas padahal pintu kamarnya tertutup.

"Ya, aku akan menyusul soo" ucap pria mungil yang bernama Baekhyun itu, masih tidak bisa lepas dari tugas yang membebaninya. Selalu seperti itu, Baekhyun tidak bisa meninggalkan tugasnya jika belum selesai. Terkadang, pria bersurai coklat madu itu sampai sering melewatkan makan malamnya hanya karena tugas. Kyungsoo—teman satu apartemennya sampai kesal dengan Baekhyun. Bukannya apa, anak itu tidak pernah peduli dengan kondisi tubuhnya, meskipun kuat, Baekhyun juga manusia dan dia butuh asupan makan.

"Jangan sampai tidak makan lagi! aku tidak punya waktu mengurusimu ketika sakit"

Kyungsoo berbohong. Kenyataannya dia tetap menjaga Baekhyun ketika tubuh mungil itu mengalami drop akibat tugasnya yang memang luar biasa banyak. Kyungsoo kadang tidak habis pikir mengapa dosen-dosen Baekhyun begitu kejam memberikan tugas yang bahkan superman saja akan kesulitan menghadapinya.

Setelahnya Baekhyun hanya berdehem tidak melanjutkan ucapan Kyungsoo, terlalu fokus pada laptopnya yang sudah dipenuhi dengan berbagai tulisan jurnal-jurnal internasional yang memusingkan—sedikit banyak menyesal mengapa dia baru menekuni bahasa inggris ketika ia sudah berada pada usia duapuluhan. 

"Aih aku bisa gila..." lirihnya putus asa seraya mengacak rambutnya kasar.

Dddrrtt

CHANWALL

Oh—panggilan itu dari sahabatnya, Park Chanyeol. Baekhyun memberikan nama chanwall pada kontak ponselnya karena pria tersebut sungguh tinggi, bahkan si mungil merasa ketika berjalan dengan Chanyeol dia seperti terlindungi oleh dinding yang tinggi. Berlebihan memang, namun begitulah kenyataannya.

"Byun Baekhyun..."

Nada bicara panggilan seberang menghentikan seluruh kegiatan Baekhyun, seolah pria mungil itu mengerti bahwa sahabatnya itu kini tengah dilanda masalah serius.

"Ya? Kenapa yeol?"

"Bisakah kau datang ke kafe biasa dekat taman kota?"

"Sepertinya kau sedang tidak baik?"

"Ya... kumohon kemarilah, aku sudah disini"

"Baiklah, 15 menit lagi aku akan sampai"

Baekhyun segera mematikan ponsel dan menutup laptopnya. Pria mungil itu mengambil mantel berwarna coklat tua, memakainya bersama dengan piyama, dan bergegas untuk ke taman kota. Tentu si mungil tau kafe itu—kafe dimana dia menghabiskan hari-harinya selepas sekolah bersama Chanyeol. Untungnya kafe tersebut tidak perlu ditempuh dengan kendaraan, Baekhyun hanya perlu berjalan kaki sedikit.

Pria bersurai coklat madu tersebut segera membuka pintu kamarnya dengan sedikit terburu-buru dan melewati meja makan cepat.

"Y-YA BAEKHYUN, KAU MAU KEMANA?!" ujar Kyungsoo berteriak ketika melihat sahabatnya pergi melewatinya begitu saja.

"AKU AKAN KEMBALI SEBELUM PUKUL 10!" Baekhyun menjawab tak kalah keras dan menutup pintu dengan sedikit kasar—memperlihatkan ketergesaannya.

Kyungsoo menatap pintu apartemen dan sedikit mendengus, lagi-lagi Baekhyun melewatkan makan malam—oh bahkan tugas yang selalu diagungkan olehnya. Kyungsoo menggeleng pelan seperti sudah mengerti prioritas nomor satu pria mungil itu—

Beautiful GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang