part 1

53.8K 336 9
                                    

****
Ting tung...
Ting tung__ting tung__ting tung__ting tung..

suara bel tiada henti berbunyi membuat geram siapapun yang mendengarnya.

"bentar!"teriakku dari arah dapur,kuletakkan secangkir gelas yang baru saja kuteguk kemeja "siapa jam segini?"Pikirku mengantung.kakiku sedikit berlari kedepan pintu,sesampainya di depan pintu aku sedikit mendongak melihat melalui lubang yang tersedia di tengah pintu memastikan siapa didepan sana.

"kak?"gemingku tak percaya.dengan cepatku buka pintu untuknya berharap bahwa kakakku baik baik saja diluar sana.

Bruk...

Kak reza langsung roboh ketubuhku,seketika itu juga bau alkohol menyeruak dari tubuhnya keindra penciumanku.
"oh god,apa yang kau lakukan?"ucapku yang berusaha tertatih menahan tubuhnya,dengan susah payah aku berusaha membaringkan dirinya sepelan mungkin kesofa ruang tamu.

"ceritakan!apa yang terjadi sampai kau bisa seperti ini!?!" tekanku kearahnya.

Begitu banyak umpatan yang tertanam di otak ku saat ini namun mengungkapkannya juga sia sia hanya celotehan yang tidak jelas yang dapat ia tangkap dengan kondisi tubuh yang setengah sadar bahkan mendengarkanku pun tidak.

"lihatlah betapa memalukannya dirimu sekarang kak"ucapku kesal sembari beranjak pergi begitu saja setelah melepas kedua sepatunya.

Tanganku lebih cepat di tangkap ketimbang langkah kakiku.
"Temani kakak"ucap kak reza mencekal tanganku.

sungguh penampilan yang sangat memalukan dengan rambut berantakan dan mata yang sedikit lebam.
"aaiiissstt"desisku miris saat melihatnya kembali.

tangannya yang terus menggenggam tanganku membuat alis ku terangkat menunggu apa yang ingin ia bicarakan,tak berlangsung lama ia bangkit dari posisi tidurnya dan ikut duduk di hadapanku saat ini, ia kembali terdiam dengan kepala tertunduk yang sepertinya menahan pusing disetiap ujung rambutnya.

Terlihat perlahan kak reza mendekatkan diri dengan menggeser tubuhnya kearahku,aku yang tau maksudnyapun mengikuti gerakannya menyambut uluran tubuhnya yang kini berada dipelukanku

"syaa"lirihnya serak

Entahlah aku tidak tau pasti apa yang telah terjadi padanya namun yang ku tau kini,selamaku hidup bersamanya ia tak akan memeluk ku tampa alasan yang jelas terkadang ada beberapa tipe orang yang hanya akan memelukmu entah karna hal hal bahagia maupun hal sedih lainnya bisa dikatakan reza termasuk orang tipikal seperti itu,orang yang begitu memerlukan dekapanmu tampa sebuah pertanyaan,atau dapat dikatakan orang yang akan menjadi tunawicara saat sedih dan bahagia.

'ada apa?'tanyaku mengelus lembut punggung belakangnya.ia hanya menggelang lemah menatap wajahku dalam.aku tersentak tanganku terulur cepat menyentuh wajahnya,Oh tuhan keningnya terluka.

"kak?"gusarku khawatir.ia tersenyum lemah kembali menggeleng kepalanya bahwa ia baik baik saja
"kak?ini kenapa?"bentakku menatap keningnya
"kak,sya mohon?ada apa?cerita sama sya,jangan kayak gini"omelku menekan dirinya untuk berkata jujur,namun tembok cina tetaplah tembok cina.ia kembali tersenyum lelah menggelengkan kepalanya.

"yaudah kalau gitu,tidur aja.kok goblok sih udah gede juga"akhirku menyerah"tapi tasya bersihin dulu ya luka dikeningnya,sya ambil p3k dulu"ucapku beranjak

tanganku kembali dicekal"sya__"panggilnya lirih menyuruhku duduk kembali.

Senyumku melebar akupun menggeser posisi dudukku agar semakin mendekat"iya,cerita sama sya ya"tuturku lembut

"bisakah aku menciummu?"tanya kak reza menyentuh kedua pipiku,aku sedikit terkejut kurasa ia belum sepenuhnya sadar.
"en,entahlah kita sudah bukan lagi bocah rasanya sedikit aneh"ungkapku tersenyum tipis

The Silent BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang