Ketika Dukacita-ku Lahir

203 6 0
                                    

Ketika Dukacita-ku lahir aku mengasahnya dengan hati hati, dan mengamatinya dengan kelembutan penuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketika Dukacita-ku lahir aku mengasahnya dengan hati hati, dan mengamatinya dengan kelembutan penuh cinta.

     Dan Dukacita-ku tumbuh seperti semus makhluk hidup, kuat dan cantik dan penuh kegembiraan yang menakjubkan.

     Dan kami mencintai satu sama lain, Dukacita-ku dan aku, dan kami mencintai dunia di sekeliling kami; karena Dukacita punya hati yang baik dan hatiku baik kepada Dukacita.

     Dan waktu kami bercakap-cakap, Dukacita-ku dan aku, siang hari kami lewat dengan cepat dan malam hari kami dikelilingi dengan mimpi; karena Dukacita punya lidah yang fasih dan lidahku fasih dengan Dukacita.

     Dan ketika kami bernyayi bersama, Dukacita-ku dan aku, para tetangga duduk di jendela mereka dan mendengarkan; karena lagu kami sedalam laut dan melodi kami penuh dengan kenangan aneh.

     Dan waktu kami berjalan bersama, Dukacita-ku dan aku, orang-orang menatap kami dengan mata lembutdan membisikkan kata-kata amat sangat manis. Dan afa yang memandang kami dengan iri, karena Dukacita adalah sesuatu yang mulia dan aku bangga dengan Dukacita.

    Tetapi Dukacita-ku mati, seperti semua makhluk hidup, dan sendirian aku ditinggalkan untuk melamun dan merenung.

     Dan sekarang ketika aku bicara, kata-kataku jatuh dengan keras di atas telingaku.

    Dan ketika aku menyanyikan laguku para tetangga tidak datang mendengarkan.

    Dan waktu aku melewati jalan-jalan tak seorang pun memandangku.

    Hanya dalam tidurku aku mendengarkan suara-suara yang berkata dengan nada kasigan, "Lihat di sanaa terbaring orang yang Dukacita-nya sudah mati."

The Poetry Of Kahlil GibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang