Lagu Keberuntungan

2.1K 38 1
                                    

Manusia dan aku adalah kekasihDia mendambanku dan aku rindu padanya,Tetapi astaga!Di anatar kami telah muncul seorang rival yang mencelakakan kami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Manusia dan aku adalah kekasih
Dia mendambanku dan aku rindu padanya,
Tetapi astaga!
Di anatar kami telah muncul seorang rival yang mencelakakan kami.
Dia kejam dan menuntut.
Punya daya pikat kosong.
Namanya Subtansi.
Dia mengikuti ke mana saja kami pergi.
Dan mengamati seperti seorang pengawal,
Membuat kekasihku gelisah,

Kau bertanya di mana kekasihku di hutan,
Di bawah pohon, dekat danau,
Aku tidak dapat menemukannya.
Karena Subtansi telah menyemangatinya ke kota yang bising

Dan menempatkan dia di atas singgasana
Dari kekayaan metal yang berdering-dering.

Kupanggil dia dengan suara pengetahuan
Dan lagu kebijaksanaan.
Dia tidak mendengar,
Karena subtansi telah membujuknya masuk ruang bawah tanah
Dari kepentingan diri, di mana keserakahan berdiam.

Aku mencarinya di ladang kepuasan,
Tetapi aku sendirian,

Karena rivalku telah menjarakannya,
Dalam gua kerakusan dan keserakahan,
Dan menguncinya di sana
Dengan rantai emas menyakitkan.

Kupanggili dia ketika fajar, ketika Alam tersenyum,
Tetapi dia tidak mendegar,
Karena kelebihan telah membius kedua matanya dengan tidur berat

Kugoda dia pada malam hari, ketika sunyi merajai
Dan bunga-bunga tidur,
Tetapi dia tidak menjawab,
Karena ketakutan akan apa yang dibawa esok hari membayangi pikirannya.

Dia mendamba untuk mencintaiku;
Dia meminangku dalam keputusannya sendiri.
Tetapi dia tidak akan menemukanku kecuali dalam keputusan Tuhan.
Dia mencariku dalam monumen kemuliaanya
Yang dia bangun di atas tulang belulang orang-orang lain;
Dia berbisik padaku dari tengah tumpukan emas dan peran miliknya;
Tetapi dia baru menemukan aku dengan datang ke rumah kesahajaan
Yang telah dibangun Tuhan di tepi sungai cinta kasih.

Dia berkeinginan menciumku di depan peti-peti uangnya,
Tetapi bibirnya tidak pernah bakal menyentuh bibirku,
Kecuali dalam kekayaan dari angin sepoi-sepoi murni.

Dia minta aku ikut menikmati kekayaan yang berlimpah ruah.
Tetapi aku tidak akan mengabaikan harta Tuhan;
Aku tidak akan membuang jubah kecantikanku.

Dia mencari kebohongan untuk perantara
Aku hanya mencari perantara dan hatinya.
Dia melukai hatinya dalam selnya yang sempit;
Aku akan memperkaya hatinya dengan semua cintaku.

Kekasihku telah belajar caranya menjerit dan berteriak kepada musuhku, subtansi;
Aku akan mengajarinya bagaimana mencucurkan air mata kasih sayang.
Dan belas kasihan dari mata jiwanya
Untuk semua hal,
Dan mengeluarkan desah puas melalui air mata itu.

Manusia adalah kekasihku;
Aku ingin menjadi miliknya.

The Poetry Of Kahlil GibranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang