Kinan bingung harus pulang ke rumah atau tidak sebab pertengkaran ia dan ibunya kemarin masih teringiang-ngiang di dalam benak Kinan. Dan pertengkaran tersebut membuat hubungan antara Ibu dan Anak itu sedikit renggang.
Namun pada akhirnya Kinan memilih untuk pulang ke rumah, saat sampai di Rumah Kinan langsung masuk ke kamar lalu menguncinya. Biasanya setelah Kinan pulang sekolah ia selalu setia menunggu Ibunya pulang bekerja di ruang tamu, namun sekarang kejadian seperti itu sudah tidak ada.
Setelah Kinan selesai mandi ia menuju meja belajarnya, disana terpampang banyak sekali note-note yang berisi tugas-tugas kinan. Namun pandangan Kinan terhenti pada note berwarna biru, disana tertulis
"Membuat Puisi Bebas Untuk Pensi"
Dan akhirnya Kinan memutuskan untuk membuat puisi yang ditugaskan oleh Bu Winda. Puisi yang dibuat Kinan kali ini adalah berjudul
'Matahari Yang Melangkah Pergi'
Dibawah rintik hujan yang membasahi bumi
Ku buka sebuah percakapan kecil antara bulan dan matahari
Ku resapi apa yang dulu pernah terjadi
Dulu bulan dan matahari saling mencintai
Mereka takut bila akan di pisahkan nantinya
Tetapi itu hanyalah duluDulu matahari sangat mencintai bulan
Dulu matahari selalu merindukan bulanTapi semenjak matahari kenal bintang
Tak ada lagi bulan didalam hidup matahari
Bulan hanyalah masa lalu bagi matahari
Bulan hanyalah persinggahan disaat matahari kehilangan arti.Matahari begitu egois saat memilih pergi bersama bintang
Bintang pun egois tak memikirkan bulan
Dan kini bulan hanya diam melihat Matahari bersama bintangBulan sadar bulan tak sesempurna bintang Bulan sadar bulan tak seindah paras bintang
Kini bulan harus pergi meninggalkan matahari
Bulan sadar jika ia meninggalkan matahari maka ia tak dapat bersinar di bumi
Bulan lebih memilih redup dan mati dan mengakhiri untuk menyinari bumiDari langit yang sudah usang.
//_\\
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 07.00, dan kini Ibunya belum juga pulang. Setelah Kinan menyelesaikan membuat puisinya Kinan langsung bergegas mengganti pakaiannya, sebab hari ini adalah jadwal rutin kontrol kesehatannya Kinan.
Setelah selesai Kinan langsung bergegas menuju Rumah Sakit Sentra Utama menggunakan taxi, rumah sakit itu adalah rumah sakit andalan keluarga Kinan sejak dulu.
Setelah sampai Kinan langsumg menuju meja receptions
"Malam sus apakah Dr.Wira hari ini sedang bertugas?" tanya Kinan to the point
"Iya tapi sekarang beliau sedang menangani pasien, mba Kinan sekarang bisa langsung menunggu di ruangannya." Jelas suster
Suster di rumah sakit ini memang sudah mengenal Kinan,sebab Kinan hampir setiap minggu datang ke sini untuk Check-Up
"Terimakasih sus, saya permisi" pamit Kinan sopan
Kinan pun langsung menuju ruangan tersebut, setelah sampai Kinan langsung membuka pintu dan benar saja tidak ada orang di dalamnya. Kinan memutuskan untuk duduk di bangku tamu.
Tak lama kemudian seorang dokter masuk"Baru datang? Ka Wira udah tungguin kamu dari tadi" ucap wira perlahan mendekati Kinan
"Maaf ka Kinan lupa" jelas Kinan sambil memberikan senyuman kecil nya
Wira Pratama adalah Dokter yang menangani Kinan sejak kecil. Keluarga Kinan sudah sangat dekat dengan dokter Wira, dan dia adalah dokter pribadi Kinan.
Tiba-tiba wajah Wira mendekat pada Kinan
"Pipi kamu kenapa?" Tanya Wira pada Kinan
"Aku abis silat ka" bohong Kinan sebab ia tak mau ada seorang pun yang tau tentang kesedihannya
"Silat? Kamu ga bohongkan?" Kini Wira tidak main-main dengan ucapannya.
"Engga ka" masih dengan kebohongannya Kinan berdiri.
"Yaudh ayuk periksa"
Wira mengambil alat yang biasa ia gunakan, Kinan hanya menjawab dengan anggukan.
Saat diperiksa Kinan berharap hasil lab akan baik-baik saja sebab tadi ia lupa untuk meminum obatnya. Tidak lama kemudian hasil lab keluar, Wira siap untuk membacakannya.
"Gimana ka?" Tanya Kinan lebih dulu
"Apa yang kamu lakukan tadi?" tanya Wira sedikit marah setelah mengetahui hasil lab Kinan
"Maaf" Kinan pun hanya menundukan kepalanya
"Katakan Kinan jangan diam!" bentak Wira
"Aku lupa minum obatnya ka" jawab Kinan lemas
"Kinan, kamu lupa bahwa 2 tahun yang lalu kamu terbujur kaku kamu lupa kejadian itu?" tegas Wira
"Maaf ka" Kinan hanya bisa berkata itu, mulutnya membisu.
"Kaka ga mau kamu melakukan hal bodoh kaya gini lagi, ini sama aja kamu membunuh diri kamu sendiri" Jelas ka Wira agar Kinan mengerti
"Iya kak " Kinan menganggukan kepalanya dan memeluk Wira.
📛📛📛
TERIMAKASIH SUDAH MEMBACA BEYOND SAMPAI PART ENAM
Jangan Lupa Vote dan Komen:D
KAMU SEDANG MEMBACA
BEYOND
Teen FictionAku bukan perempuan pendusta tetapi.. Masa lalu itu selalu menjebak aku dalam keheningan, Namun itu adalah dunia ku. Siapa pun yang menghancurkannya, akan aku hancurkan juga. Tentang masa lalu dan masa depan yang bertolak belakang, hingga akhirnya...