12.paketan B

28.3K 1.3K 20
                                    

Mata Killa terpaku saat menatap benda kecil didalam kotak hitam itu, mendadak jantungnya berdebar cukup kencang. Mulutnya secara tak langsung melongo alias terbuka saat menatap benda kecil itu, buru-buru ia tutup kembali mulutnya. Takut ada lalat yang masuk. Kini Matanya menangkap sebuah surat yang terlipat sangat kecil dan cukup rapih didekat benda itu. Dibukanya kertas itu lalu ia baca isinya.

Pakailah jika kau menganggap ku dan menghargai ku sebagai suamimu. Sebenarnya aku sangat ingin memakaikannya langsung cincin itu di jari manis mu. Tapi...,, kau tau lah...

Setelah membaca isi surat tersebut. killa langsung mengambil cincin itu dan ia kenakan pada jari manisnya. Ia memandangi lekat tangannya yang terlihat cantik memakai cincin itu. Dalam hatinya ia sangat menyukai cincin pemberian dari suami rahasianya.

***

Killa pov

Malam ini malam yang sangat berbeda dari malam sebelumnya. Mengingat malam sebelumnya status ku masih singel. Dan malam ini status ku sekarang berubah, Sebagai seorang istri.

Aku menatap miris bulan di langit yang terlihat gelap. Ia tak pernah merasa kesepian walaupun bintang tak hadir menemaninya. Terkadang aku merasa bingung dengan bulan, ia tak pernah lelah selalu berputar di orbitnya, yaitu mengelilingi bumi. Dan bumi pun sama halnya dengan bulan, selalu berputar mengelilingi matahari.

Aku hanya bisa membayangkan bagaiman menjadi matahari. Yang memiliki daya pikat tersendiri. Membuatnya selalu dikelilingi banyak planet. Dan sekarang diri ku sangat menyesalinya, karena saat ini aku sedang jauh dari kata 'seperti matahari'. Karena aku tengah meninggalkan zona kehangatan yang diberikan oleh keluarga ku sendiri. Dan itu hanya gara-gara seorang laki-laki. Laki-laki yang telah memberikan goresan luka dihati ku.

Hufttt...

Aku menghela napas lelah beberapa kali. Menerima kenyataan luar biasa dalam hidup ku saat ini. Aku ingin sekali pulang ke rumah. Tapi, apa mungkin hati ku sanggup? Jawabannya belum pasti. Karena jujur, aku sendiri pun tak bisa memahami hati ku sendiri.

***

Kini malam semakin larut, aku masih bertahan di balkon kamar yang udaranya semakin dingin. Tiba-tiba saja perut ku berbunyi. Padahal aku sudah makan tadi, tapi kok lapar lagi ya?. Apa mungkin gara-gara tadi aku makanya sedikit ya?, jadi cepat lapar.

Aku mutuskan meninggalkan balkon kamar. Melangkahkan kaki ku menuju ke dapur, siapa tahu ada sisa makanan di sana. Tapi, ternyata di dapur tidak ada makanan sama sekali. Ku buka lemari es siapa tahu ada bahan masakan yang bisa ku masak.

Tapi, tidak ada bahan makanan sama sekali yang ada hanya mie instan. Dan aku itu paling anti sama yang namanya mie instan, karena dulu aku pernah keracunan gara-gara makan mie instan di kantin sekolah

Tok...tok...

Aku mengetuk pintu kamar Lilis,"Lis...udah tidur"
Lilis mau gak ya nemenin keluar beli makanan? Moga-moga dia mau. Kalau gak mau aku bakal tetep tarik dia buat nemenin hahahaha... (ketawa jahat)

"Ada apa mbak?"

"Lis temenin gue yuk, beli makanan diluar. Gue lapar nih" ucap ku yang sudah pasang wajah polos sama puppy eyes terbaik milik ku.

"Udah malam, mbak"

"Lis pliss" aku memohon sambil menangkup kan kedua tangan di dada. Lilis terlihat menghela napas lelah, setelah itu ia pun mengangguk.

"Bentar mbak aku mau ambil jaket dulu" ujar Lilis masuk kembali kedalam kamarnya.

***

Author pov.

Didekat perkebunan teh terlihat dua orang gadis tengah berjalan beriringan tanpa takut terancam bahaya dimalam hari. Saat mereka sudah melewati kebun teh yang sepi itu, kini mereka harus melewati perumahan warga yang agak sepi karena jam menunjukan pukul 10.00 malam.

"Lis, kok sepi bener ya?" ujar Killa sambil mengusap lengannya untuk menghangatkan diri.

"Aku kan sudah bilang. Ini udah malam mbak jadi sepi"

"Mau gimana lagi, gue lapar Lis" ujar Killa dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Satu fakta yang belum kalian ketahui tentang Killa. Dia itu orangnya suka mau nangis kalau kelaparan dan merasa ketakutan seperti saat ini.

"Duh,, kok  mbak malah nangis sih. Jangan nangis ya. Kita beli makan ya di warung mang Udin" bujuk Lilis saat melihat Killa meneteskan air matanya. Killa mengangguk sambil menyeka air matanya.

Saat mereka hampir sampai, mereka dikejutkan dengan sekumpulan  laki-laki di pos ronda. Yang terlihat genit kepada mereka. Ingin rasanya mereka puter balik lagi ke villa tapi sudah dicegat oleh salah satu dari mereka. Membuat Lilis dan Killa merasa terancam dan ketakutan.

"Cewek cantik mau kemana sih malam-malam gini?" ujar pria berbadan kerempeng. Yang semakin mendekati mereka.

"Mau ngapain lo?" tanya Killa berani.

"Jangan marah-marah dong cantik, nanti cepat tua loh" ujar pria kerempeng itu yang tangannya lancang ingin memegang dagu Killa, dengan sigap langsung killa tepis sebelum tangan sialan itu menyentuh wajahnya.

"Mending neng nemenin abang disini" ujar laki-laki botak yang tengah duduk di pos ronda.

"Ogah, yuk Lis kita pergi" ucap Killa menarik tangan Lilis buat ninggalin mereka. Tapi, sebelum Killa dan Lilis pergi. Tangan Killa langsung ditahan sama pria kerempeng itu.

"LEPASIN TANGAN SIALAN LO, SEBELUM GUE TERIAK!"

"Silahkan aja teriak, gak bakal ada yang dengar"

Disisi lain seorang laki-laki yang tak sengaja lewat sempat melihat dua orang perempuan yang tengah diganggu oleh pereman di kampungnya. Mata laki-laki itu menatap tajam penuh emosi saat melihat pereman itu mencekal salah satu tangan perempuan. Ia pun langsung menghampiri mereka untuk menolongnya

"Lepaskan tanganmu dari istriku!" ujar laki-laki itu tegas dan penuh penekanan di setiap katanya.
.
.
.
.
.
.
.
Siapa sih laki-laki itu?, main ngaku killa itu istrinya.

Hallo semua,apa kabar?gimana part ini bagus gak?
Saran sama comentnya ya?

Happy reading guys:)

See you part selanjutnya:*

Salam
Istri sah zayn!

Halal Is My Way[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang