16.doaku di1/3 malam

27.4K 1.2K 17
                                    

Killa terbangun dari tidurnya. Seusai mengalami mimpi yang tidak masuk akal menurut dia. Diliriknya jam yang terletak didinding menunjukan waktu pukul 02:30 dini hari. Waktu yang sangat pas untuk menunaikan ibadah sholat Tahajud.

Killa bangun dari duduknya dan langsung bergegas menuju ke kamar mandi yang berada di kamarnya untuk mengambil air wudhu. Setelah itu digelarnya sajadah oleh Killa, dan ia pun melaksanakan sholat Tahajud dua roka'at yang diawali dengan Takbir dan diakhiri salam.

Setelahnya,, Killa berdoa  mengadu kepada sang kholik atas rasa gunda yang dirasakan hatinya saat ini.

"Allah, bagai mana ini bisa terjadi?. Mencintai orang yang salah, Dan Aku menyadari kalau perbuatan ini salah. aku pun tak tahu perasaan ini muncul sejak kapan? yang pasti saat bersamanya jantung ini selalu meresponnya dengan cepat. Dan aku tak mau membuat rasa ini terlarut semakin dalam...

Ya Allah... Bantu aku untuk melewati semua ini. Aku tak ingin menyakiti perasaan suamiku, dan aku tak ingin rasa ini membunuhku secara perlahan. Ku mohon bantu aku menghapus perasaanku ini kepadanya hiks...

Bantu aku untuk mencintai suamiku dengan tulus hiks..." killa menangis dalam doanya.

Disisi lain, selepas sholat Tahajud seorang laki-laki kini tengah mengadahkan tangannya keatas seraya berdoa meminta kepada sang pemilik hidup dan matinya.

"Ya Allah, kaulah dzat maha pembolak -balik hati seseorang. Luluh kanlah hatinya Ya Allah, agar dia bisa mencintai hamba tulus karena mu. Jagalah dia selalu untukku. Dan Semoga dia selalu berada dijalan Mu, Aamiin, aamiin ya Robbal Alamin."  setelah itu Azzam mengambil mushafnya, lalu dibacanya sampai adzan subuh tiba.

***

Killa pov.

Aku memasukan semua baju yang ada di lemari ke dalam koper milik ku Tanpa tersisa sedikit pun. Ya, hari ini aku akan balik ke Jakarta. Dan ini adalah keputusan yang aku ambil. Aku tak mau menambah dosa gara-gara nyimpan rasa kepada laki-laki selain suami ku sendiri.

Tapi aku tak akan pulang ke rumah. Melainkan ke suatu tempat yang dapat membuat ku menjernihkan pikiran dan hati sebelum bertemu dengan suami ku.

Kini jam menunjukan pukul 05:00. Aku pun langsung keluar dari kamar sambil membawa koper bawaan milik ku. Sebelum pergi aku sempetin buat pamit sama Lilis terlebih dahulu.

Ku langkahkan kaki menuju ke dapur, kebetulan Lilis sekarang berada di dapur."Lis...?" panggil ku sembari menatap Lilis. lilis menengok, dan juga menatap ku dengan wajah bingungnya.

"Kok, mbak Killa bawa koper?"

"Gue pamit ya" terlihat jelas mata Lilis mulai berkaca-kaca. Sungguh aku pun juga ikut sedih meninggalkan Lilis. Karena aku sudah anggap Lilis itu seperti saudara ku sendiri.

"Mbak Killa, gak betah ya disini?" tanya Lilis dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya. Aku menggeleng sambil tersenyum.

"Gue betah kok, betah banget malah. Tapi, gue gak bisa lama-lama disini. Kasihan suami gue di rumah" Lilis mengangguk mengerti setelah itu dia langsung memeluk ku. Aku pun membalas pelukannya. Saat itu juga air mata ku keluar tanpa izin.

"Jangan lupain Lilis ya mbak, nanti jangan sungkan mampir lagi kemari dan ajak suaminya" Lilis melepas pelukannya, setelah itu ia mengelap air matanya dengan tangannya.

"Iya, gue gak bakal lupain lo kok. Insya Allah ya, kalau ada waktu gue ajak deh suami gue dan gue kenalin ke elo." gue hapus sisa air mata yang membekas di pipi.

"Eh, Lis. Tolong bilangin ke pak ujang (penjaga villa) ya buat anterin gue ke terminal" Lilis mengangguk.

***

Disisi lain terlihat seorang laki-laki tengah mengemasi baju-bajunya kedalam koper. Hari ini dia akan mulai tugas kembali diluar kota. Agak berat hati laki-laki itu meninggalkan kota ini. Di tambah ia harus berjauhan dengan sang istri dan juga kedua orang tuanya.

"Zam?, Sudah selesai belum? Butuh bantuan umi gak?" Wanita paru baya berdiri diambang pintu beberapa detik kemudian menghampirinya.

"Gak usah umi, Azzam bisa sendiri bentar lagi juga selesai kok" Azzam tersenyum hangat kearah uminya.

"Kamu ndak pamit sama istrimu?" Tanya sang umi yang kini duduk disebelahnya.

"Jadi umi sud-" Azzam menatap uminya penuh tanya.

"Iya, umi sudah tahu dari abi-mu. Umi juga seneng ternyata nak Killa yang jadi mantu umi" terlihat ketulusan dari pacaran mata umi Fatma saat mengatakan kalimat itu.

"Tapi,, umi masalahnya itu-" Azzam menghela napas kasar.

"Dia masih belum tau?" Azzam mengangguk lesu.

"Sudah gak papa cepat atau lambat dia pasti akan tahu. Buruan berangkat nanti kesiangan loh"

***

"Terimakasih pak Ujang. Sudah repot-repot nganterin Killa" ujar ku saat sampai di terminal bus.

"Sama-sama neng. Neng hati-hati dijalan ya. Salam buat keluarga di rumah juga ya" aku mengangguk.

"Terimakasih pak, iya nanti saya Salamin. Saya masuk dulu ya pak assalammuallaikum" pak Ujang mengangguk.

"Waalaikum salam"

Setelah itu aku langsung naik kedalam bus. Sengaja aku milih pulang menggunakan bus supaya bisa dapat menikmati keindahan pemandangan Alam-Nya agak lama.

Aku memandang kearah luar jendela. Kini awan hitam mulai menutupi sebagian langit biru dan disusul dengan hujan yang turun membasahi sebagian bumi. Tak terasa waktu begitu cepat berputar. Perkiraan ku sekitar 1 jam lagi akan sampai di Jakarta.

Aku merogoh saku celana mencari hp ku, setelah itu aku mengetikan sesuatu dikotak pesan.

Jemput gue di terminal. 1 jam lagi


Setelah mengirim sebuah pesan singkat itu aku langsung taru kembali hp ku kedalam saku. Dan melanjutkan kembali menatap ke arah luar jendela.
.
.
.
.
.
.
Kira-kira siapa sih yang di chat sama killa? penasaran gak?

Gimana? bagus gak? Semoga kalian suka.

Saran dan votenya aku tunggu ya.

Happy reading:)

See you part selanjutnya:*

Salam
Istri sah zayn!

Halal Is My Way[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang