20. bertemu kakel

25.5K 1.3K 65
                                    

"Yuk, malah ngelamun terus" Sarah menepuk pelan bahu ku. Membuat aku kembali lagi ke alam sadar. "ngelamun apa'an sih?, laki lo?" Sarah mengangkat alisnya.

Huffftttt...

"Gak ada" jawab ku singkat. Males aja kalau dia mulai bahas tentang suami. Aku aja belum pernah bertemu sama suami sendiri. Masa sudah main ngelamunin dia sih!.

Tapi yaaa... Kok aku jadi penasaran banget ya?. Seperti apa ya muka suami ku?, cakep gak ya? Akhlaknya gimana ya? terus pekerjaannya apa?.

Ada yang tau gak sih siapa suami ku?kalau kalian tahu coment disini ya?.

Ouh iya tentang masa lalu ku dengan sang penyelamat. Kami tidak pernah bertemu lagi semenjak kejadian itu. Padahal aku sangat berharap bisa bertemu dia lagi. Kalau tentang rasa ku kedia sih sudah hilang semenjak aku mulai mengenal Dimas. Duh jadi males banget nih. Cuma gara-gara nama Dimas disebut!.

'Masa lalu biarlah menjadi masa lalu. Jangan kau ingat kembali, buatlah masa lalu itu menjadi pengalaman sekaligus pelajaran yang berharga dihidupmu'. Betul tidak? Ya jelas betul dong. Killa gitu hehehe....

***

"Hai" Sarah melambaikan tangannya kearah seseorang laki-laki yang tengah duduk di salah satu bangku yang ada di ujung cafe. Orang itu tidak sendirian di sana, melainkan ditemani seorang teman laki-laki nya.

Tangan ku kini ditarik Sarah untuk menghampiri mereka.

"Udah lama nunggu?, maaf ya tadi jemput sahabat aku dulu"

Duh... aku jadi merasa gak enak nih sama calonnya si Sarah. Sarah pake jujur segala lagi, kalau habis jemput aku.

Aku menatap Laki-laki berkaca mata yang aku yakini kalau dia itu calon nya Sarah. Ia kelihatannya seperti orang baik-baik. Ya iyalah orang baik. Kalau bukan orang baik-baik mana mau Sarah sama dia!. Emang dasar oneng ini otak!.

Setelah itu aku melirik kearah laki-laki satunya yang sedang menunduk sambil mainin hp. Dengan posisi duduk membelakangi ku. Sehingga hanya punggungnya yang bisa ku lihat.

Kok aku kaya gak asing ya sama postur tubuh laki-laki itu. Apa mungkin aku pernah ketemu sama  orang ini ya?. Ah,, gak mungkin banget lah.

"Gak papa kok, kita baru aja nyampe" jawab laki-laki berkaca mata.

"Ouh iya, ini kenalin sahabat aku" Sarah melirik ku "ini Adit, calon suami gue la" lanjutnya kemudian melirik laki-laki berkaca mata tadi.

"Adit" laki-laki itu memperkenalkan dirinya.

"Killa" aku menangkupan tangan didada. Yang dibalas menangkupkan tangan juga oleh Adit. Disaat bebarengan seorang laki-laki yang duduk nya membelakangi ku langsung menengok kearah belakang.

"Killa?, ini beneran Killa?" tanya laki-laki itu. Membuat aku mengeryitkan dahi bingung.

"Maaf siapa ya?" beneran aku gak tahu siapa laki-laki itu. Tapi, aku juga merasa gak asing lagi sama tampangnya.

Laki-laki itu tersenyum kearah ku "biar gue bantu ingat ya?, kakel waktu SMA yang sering ngasih kamu permen coklat"

"Ouh" jawab ku seadanya. Males aja keinget jaman SMA. Bawaanya keinget sama Dimas. Padahal kan aku pengin membuang jauh-jauh memory itu.

Kalau kalian anggap aku masih cinta sama Dimas, gak bisa muve on sama dia?. Kalian salah! Aku sudah tak ada lagi rasa dengan Dimas. Aku hanya benci sama dia karena dia berani baperin aku tapi malah jadiannya sama orang lain, emang dasar TUMAN!.

"Ayok duduk, kalian mau pesan apa?." Aku sama Sarah pun duduk di kursi yang masih kosong.

"Apa aja deh yang penting halal dan gak beracun" ujar Ku, yang langsung dapet pelototan dari Sarah.

"kebiasaan kalo ngomong langsung nyeplak aja." bisik Sarah yang masih bisa didengar oleh Adit.  Adit hanya menanggapinya dengan senyuman.

"Mbak" Adit mengangkat tangannya untuk memanggil pelayan. Tak lama pelayan itu menghampiri meja kami dan mencatat semua pesana kami setelah pelayan itu meninggalkan kami.

"Ouh iya ada satu orang lagi yang pengin aku kenalin sama kalian. Dia belum datang kayaknya sebentar lagi deh." Adit melirik jam tangan yang melingkar dilengannya.

Tanpa Reno ketahui, ya nama kaka kelas ku itu Reno Sbastian. Sedari tadi aku itu sempat memerhatikannya melalui ekor mata ku. Kalau Reno itu dengan terang-terangan menatap ku penuh... Akhh aku gak bisa jelasin. Pastinya kalian sudah pada tahu. Asli aku merasa risih kalau diliatin seperti itu. Ditambah statusku yang kini telah menjadi istri orang membuatku merasa berdosa kepada suamiku sendiri. Karena telah membiarkan orang lain menikmati kecantikan wajahku.

"Kamu cantik" lirihnya yang masih bisa aku denger. Aku langsung melirik  Sarah dan calon nya. Yang masih sibuk dengan urusan mereka. Untung mereka gak denger.

"Maaf, dijalan macet tadi"

Deg...

Suara itu?, pasti bukan dia kan? Aku memutuskan untuk menatap keasal suara itu. Dan benar dugaan ku!.

Mata kami sempat bertemu cukup lama. Saling memandang lebih dalam, yang memiliki arti tersendiri.

"Masya Allah, begitu sempitkah dunia ini?"
.
.
.
.
.
Kalau suka jangan lupa coment,vote ya
Aku tunggu loh

Happy reading guys:)

See you part selanjutnya:*

Salam
Istri sah zayn!

Halal Is My Way[TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang