Move on adalah serapan dari bahasa Inggris yang bermakna ‘pindah’, tetapi banyak orang yang mengasumsikan kata move disini dengan arti yang berbeda, seperti pindah kelain hati, pindah ke lingkungan lain, ataupun melupakan kenangan yang buruk dari masa lalunya. Tergantung perspektif dan siapa individu yang menggunakan kata ini.
Move on sendiri bersifat general, tidak selalu tentang masalah percintaan tergantung pada setiap individu dalam mengartikannya.
Di sini hal yang kita maksud sebagai move on adalah lepas dari luka batin yang selama ini membelenggu, bangkit dari keterpurukan dan membebaskan diri dari segala hal buruk.
o0o
Penulis diminta menerapi satu keluarga dengan jumlah 4 orang, namun fokus utama dalam terapi ini adalah anak keduanya yang sedang terpukul oleh kejadian istrinya lari dari rumah membawa anak semata wayangnya.
Hal tersebut menjadikan pria bertubuh gempal dan pemilik sifat ceria kontan berubah menjadi pemurung dan penyendiri.
Terpuruk dan selalu mengurung diri dikamar, di sertai menangis dan meratapi kondisi dirinya.
Menangis sambil memegang mainan anaknya, itulah kegiatan hariannya selama 2 minggu terakhir.
Tentunya hal ini membuat panik orang tuanya, hingga orang tuanya yang merupakan salah satu atasan di perkebunan sawit juga ikut dibuat risau dengan kondisi anaknya.
Singkat cerita yang nulis diminta menangani, karena ramai ya sekalian terapinya di massal aja.
Saat mulai terapi kondisinya biasa saja, namun di pertengahan mulai kesedihan yang selama ini di pendamnya keluar dan jadilah lelaki kekar itu menangis sejadi-jadinya. Seperti biasa pakai cara releas emosi, ternyata emosinya begitu "tebal" sampai pemuda yang dulunya periang itu pada kondisi lemas dan pingsan.
Setelah itu disadarkan dan bisa kembali duduk tegak. Namun ketika di cek skala emosinya ternyata masih ada kesedihan.
Disinilah penulis konfirmasi kepada pemuda kekar ini dengan pertanyaan "Mau sampai kapan sedihnya?"
"Sampai ketemu lagi dengan anak!" Jawabnya spontan. Sontak jawabannya membuat kaget seisi ruangan.
Bagaimana tidak, tentu hal itu adalah keputusan yang sangat fatal bagi pria tersebut.
Sebenarnya salah satu pemicu persoalan itu adalah kondisi tanpa pekerjaan alias menganggur setelah beberapa minggu dia memutuskan hubungan kerja dengan perusahaan karet.
Di tambah campur tangan pihak mertua yang memberi tiket dan ongkos kepada istri untuk terbang kembali ke kampung halamannya di lampung.
Kembali ke cerita terapi tersebut, yang nulis cuma memberikan gambaran bahwa jika sedih berterusan, hingga sulit mencari pekerjaan, bagaimana caranya dia memperjuangkan anaknya?.
Bagaimana caranya agar mertuanya kembali percaya untuk menyerahkan kembali anak dan cucunya.
Akhirnya pemuda dengan lulusan S1 di semarang tersebut memutuskan move on demi anaknya, dan dengan sadar berfikir untuk memperjuangkan perekonomian untuk anaknya.
Setelah itu di buat sebuah persetujuan bahwa sedihnya sampai disini saja dan move on mulai saat ini.
Setelah itu di release sisa emosinya dan Alhamdulillah kondisi plong total pun tercapai.
o0o
Dari cerita di atas dapat disimpulkan bahwa move on itu mulai berekasi ketika pelakunya mulai memutuskan penderitaan, kesedihan atau emosinya sampai kapan.
Sebuah kejadian hanyalah sebuah "kejadian" sampai seseorang memaknai kejadian tersebut sebagai "apa". Semuanya adalah persepsi dari orang tersebut.
Penderitaan adalah sebuah "label" yang disematkan, berasal dari sebuah keputusan. Ketika hendak meniadakan label tersebut tentunya juga membutuhkan sebuah keputusan.
o0o
Saat seseorang "tanpa" sadar memutuskan untuk sedih, maka sebaliknya dia jugalah yang memutuskan kapan menghentikan kesedihan itu.
Dan berbagai bentuk penderitaan lain, orang tersebutlah yang memutuskan untuk berubah menjadi bentuk lain. Misalnya betubah menjadi bahagia dan seterusnya.
Segera buat keputusan teman-teman.
Pilihannya ada pada diri sendiri, segera pilih dan putuskan.Segalanya tak ada yang kebetulan, suatu hal terjadi adalah jawaban dari keputusan kita.
"Situ milih apa untuk kehidupan situ?"
o0o
Ada banyak cara bisa digunakan untuk move on. Tapi yang pasti untuk bisa move on itu harus berasal dari diri sendiri. Karena kita adalah pemain utama dari kehidupan kita. Kita pengendali pikiran kita melalui keputusan-keputusan yang kita buat.
Biasanya yang peduli agar kota segera move on adalah orang terdekat kita. Namun percuma mereka menggembor-gemborkan alasan agar kita move on tapi dari dalam diri sendiri tidak ada niat dan tekad yang kuat untuk melakukannya.
Ya begitulah sahabat, bahkan untuk bebas dari persoalan personal pun mesti dimulai dari keputusan kita. Untuk menghentikan pola persoalannya dan menghentikan cara pikir kita terhadap persoalan tersebut.
Berikut ini adalah 3 cara bagaimana kita bisa move on, meski ada banyak cara, tiga ini adalah sebagian cara yang bisa kita terapkan.
1. Yang paling utama adalah ikhlas atau menerima kenyataan.
2. Membuka dan menyesuaikan diri dengan dengan situasi yang baru.
3. Jalani dan nikmati hidup yang terus mengalir
😇😇😇
Begitulah cerita di chapter ini...
Sampai bertemu di chapter selanjutnya..o0o
Terimakasih sudah membaca ☺😇
Semoga bermanfaat ya 😎Mohon dukungan vote nya ya, tombol bintang ⭐ itu sangat bermanfaat buat work ini, semoga kedepannya bermanfaat untuk lebih banyak orang.
Selanjutnya komen dan share jika tulisan ini dirasa bermanfaat buat teman-teman atau orang terdekat mu 😇🤗🙏
Salam Hormat🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Bengkel Jiwa (#Terapi Psikologi Berdamai Dengan Luka Batin)
Spiritual= Tips Berdamai dengan Luka Batin = Sebagai seorang terapis ruqyah dan terapi hati juga sebagai seorang tenaga pendidik di Kota Pontianak, keseharian ketemu client dan siswa. Konten pembicaraan ya tentu sekitar dunia psikologi dan spritual. Hobby la...