Pentingnya Sikap Menerima

150 13 0
                                    

Menerima luka batin adalah kunci kebebasan dari luka batin tersebut.

Karena berdasarkan pengalaman saya sebagai terapis di Bengkel Jiwa maupun sebagai penerapi diri sendiri. Ternyata setelah diterima, pikiran mulai melepas fokus terhadap persoalan itu secara otomatis. Seolah pikiran telah menganggapnya selesai. Sepertinya mekanisme ini adalah mekanisme otomatis. Jadi jika mau bebas maka terimalah apa yang hendak kita bebaskan dari pikiran.

Karena jika seseorang belum bisa menerima dirinya memiliki luka batin maka hasilnya ya emosi lagi. Dan pikiran akan terus melekat dengan luka batin tersebut.

Praktek aja...
Target yang mau di lepas misalnya apa?
Tentukan dan setelah itu buat keputusan menerima.

Misal :
Target : Melepas emosi terhadap si A
Terima : Emosi terhadap si A

Gimana caranya?
Cukup akui dan buat keputusan...

Ya Allah, hamba mengaku selama ini menyimpan emosi terhadap si A, mohon izin Ya Allah hamba terima semua emosi terhadap si A ini. Terserah sampai kapan emosi ini ada hamba rela.

Setelah itu tinggal lakukan sedikit action entah menepuk dada atau sekedar minum air putih sambil menyadari bahwa menerima emosi terhadap si A.

Begitu aja, selamat mempraktekan ya.
Jika ada detox, bawa santai aja.

Detox bisa berupa panas, pusing, atau tegang. Santai aja. Terima juga detoxnya.

⭐💥⭐

Inilah paradox pikiran, semakin di tolak semakin melekat, namun jika di terima dia lepas dengan sendirinya.

Begitulah yang sering saya temu saat melakukan terapi hati pada client yang datang.

Catatan :

Doa bisa menyesuaikan dengan kebutuhan kita, lanjut aja praktek jangan ragu.

Setiap poin bisa di ulang-ulang sampai plong dengan sendirinya. Ingat ya sahabat jangan maksa dalam terapi ini. Semakin maksa ya semakin melekat lagi...

Bengkel Jiwa (#Terapi Psikologi Berdamai Dengan Luka Batin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang