Sahabat yang berbahagia...
Penting bagi kita untuk menerima kenyataan bahwa kita pernah salah dan berdosa, entah kepada pasangan atau kepada Allah. Karena jika seseorang menolak kenyataan ini maka akan menjadi luka batin dengan pemicu akar penolakan.
Biasanya mereka akan menolak kebaikan kebaikan yang hadir dalam hidup mereka, bahkan kadang merasa tidak layak untuk menjadi seorang ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suami nya.
Waktu itu pernah meruqyah satu keluarga dengan keluhan istrinya kadang-kadang marah tanpa alasan kepadanya, dan sering minta pisah pada suaminya.
Saat mau di ruqyah Ibu tersebut tidak terima dan merasa seolah-olah sedang di sidang dan jadi pihak terdakwa. Hal ini umum terjadi pada orang-orang yang selama ini menyimpan perasaan bersalah, dikarenakan ego merasa bersalah nya terpicu dan muncul rasa takut ketahuan.
Saat di ruqyah reaksinya tidak ada yang aneh-aneh. Namun saat di terapi hati ternyata ada luka batin yang muncul dari penolakan terhadap diri sendiri, sehingga berakibat merasa tidak layak untuk beribadah kepada Allah, merasa tidak layak menjadi seorang istri dari suami yang baik, merasa tidak layak untuk menjadi seorang ibu bagi anak-anak yang baik, dan sebagainya.
Penolakan ini terus berlanjut disimpan selama bertahun-tahun sehingga menjadi tumpukan emosi yang sangat besar. Akhirnya meledak keluar jadi pemicu pertengkaran rumah tangga dan selalu minta pisah dengan suami tanpa alasan yang jelas.
Banyak kasus seperti ini meski dengan kasus yang berbeda namun memiliki pola dasar yang sama yaitu dipicu dari perasaan bersalah, perasaan berdosa, perasaan kotor dan tidak layak. Semua perasaan ini berasal dari menolak kenyataan diri bahwa diri berdosa, dan malu mengakuinya kepada Allah ataupun kepada pasangan. Sehingga ketika berhadapan dengan Sang suami luka batin tersebut kembali menganga dan emosi terhadap dirinya sendiri kembali muncul.
Bahkan banyak lagi hal lain misalnya dengan menyakiti atau menghukum diri sendiri karena merasa layak mendapatkan hal buruk sebagai ganti kesalahan yang pernah dilakukan.
Obatnya adalah mengakui kesalahannya kepada suaminya dan mengakui perasaan bersalahnya serta menerima semua perasaan bersalah itu kepada Allah.
Jadi waktu itu terapi yang saya berikan kepada pasangan tersebut adalah memberikan kesempatan kepada pasangan tersebut untuk saling mengakui kesalahan saling bermaaf-maafan. Mengakui semua penyesalannya dan sang suami mengikrarkan menerima semua kesalahannya. Selanjutnya sang istri berdamai dengan diri nya sendiri.
Sungguh sederhana terapinya tapi ketika dilakukan efek yang dirasakan luar biasa. Semua belenggu lepas dengan sendirinya. Bahkan dapat dirasakan secara fisik, dari tubuhnya yang semula berat menjadi ringan, yang semula merasa dihimpit dan diikat menjadi terbebas dan lebih damai dengan diri sendiri.
Catatan :
Sebenarnya penyebab dari luka batin yang berasal dari perasaan bersalah adalah di satu sisi orang tersebut ingin mengakui kesalahannya terhadap pasangan namun takut pasangan tidak bisa menerima kesalahan tersebut dan akhirnya terus terperangkap dalam dilema tersebut.
Itulah pentingnya kenapa kita harus bisa menerima kesalahan diri kita. Mengakuinya dihadapan pasangan dan Allah, tentunya untuk menghindari kita terperangkap dengan luka batin yang kita buat sendiri.
Semoga Allah Yang Maha Kuasa selalu melindungi kita dari kejahatan diri kita sendiri dari keburukan yang kita datangkan sendiri dan dari musibah yang kita tarik sendiri tanpa sadar. Amin ya robbal alamin.
⭐💥⭐
Jika dirasa tulisan ini bermanfaat silakan di vote, comment dan share ke teman-teman kalian.
Salam bahagia lahir batin
Resiyanto
Dan silahkan follow agar sahabat tidak ketinggalan karya lainnya.
Terimakasih
Terimakasih
Terimakasih
KAMU SEDANG MEMBACA
Bengkel Jiwa (#Terapi Psikologi Berdamai Dengan Luka Batin)
Spiritual= Tips Berdamai dengan Luka Batin = Sebagai seorang terapis ruqyah dan terapi hati juga sebagai seorang tenaga pendidik di Kota Pontianak, keseharian ketemu client dan siswa. Konten pembicaraan ya tentu sekitar dunia psikologi dan spritual. Hobby la...