kesalahan

3.8K 401 13
                                    

-○-

Lalisa Jung. Anak berandal dari sekian puluh berandal disekolah. Tipe berandal pasaran yang sering bolos, menjahili guru bahkan merokok disekolah. Berandalan yang biasa bagi sebagian berandalan kelas kakap. Tetapi tetap saja, seorang anak gadis berandalan akan tetap dicap sebagai gadis yang tak baik.

Awalnya Lisa selalu menjunjung tinggi sebuah kata yang melekat didirinya. Don't judge people by cover. Awalnya...

Hingga dirinya merasa. Pandangan orang-orang padanya sama buruknya seperti dirinya.


















Kriieeett

Lalisa membuka pelan pintu aula besar tersebut. Kepalanya menengadah, menyembul dari balik pintu. Setelah merasa tak ada seorangpun didalam aula besar itu ia masuk, menutup pelan pintu dibelakangnya. Yang selanjutnya ia menghela nafas lega memeluk tote bag yang sedari tadi dibawanya.

Lisa lantas berjalan. Matanya mencari-cari. Mencari tempat yang pas untuk menyembunyikan tote bag ditangan nya.

Alasan nya karena hari ini adalah hari razia yang dilakukan guru-guru juga OSIS. Lisa dan teman-teman satu geng nya tahu bahwa tentu saja dirinya yang akan dijadikan objek pertama yang diperiksa  lebih dulu.

Maka dari itu. Berkat salah satu anggota OSIS yang telah diancam teman-teman nya, ia mengetahui kapan razia dadakan itu dimulai.

Semua hidup dan mati teman-teman geng bahkan teman sekelas ada didalam tas Lisa.

Segala hal yang dilarang.

Sebenarnya Lisa hanya membawa satu benda yang sebenarnya, hanya diselipkan kedalam celana dalam nya pun tak akan terlihat. Tetapi teman-teman nya yang lain membawa hal bermacam-macam yang membuat semuanya nampak mustahil disembunyikan. Maka dari itu Lisa membawanya dalam satu wadah, dan bertujuan menyembunyikan semua benda terlarang teman nya.

Gadis itu berjalan pelan, menyusuri setiap deretan-deretan kursi. Ia mendengus, mengingat mengapa dirinya mau melakukan ini.

Apalagi rengekan Roa yang benar-benar mengusiknya. Gadis itu tidak pernah absen membawa alat kecantikan seperti catok dan hairdryer. Sementara Sejeong yang dengan tados nya memasukkan satu kotak pensil berisi alat make up nya ditas Lisa. Sisanya anak-anak laki-laki yang berbondong memasukkan satu kotak rokok dan pematik kedalam tas Lisa. Oh tentu juga satu kotak rokok milik Lisa.

Lagi-lagi Lisa mendengus. Seakan semuanya adalah tanggung jawab nya.

Langkah Lisa terhenti saat ia hampir mendekati sisi depan panggung aula itu. Matanya menyipit menatap tirai besar berwarna merah yang menutup setengah panggung. Lisa menyandang tasnya, lalu menaiki panggung tanpa perduli dengan tangga kecil yang tidak jauh dari posisinya.

Telinganya dapat mendengar dengan jelas, lantunan lembut dari suara yang ia duga dari sebuah piano. Ya memang disana ada sebuah grand piano. Tetapi Lisa penasaran... musik ini terlalu melankolis baginya. Dan sungguh menghayutnya.

Maka dari itu Lisa membuka tirai merah itu dengan kasar. Menatap menyelidik pada seorang siswa yang duduk dibangku kecil menghadap piano.

Gerakan siswa itu terhenti, ia sontak menoleh pada Lisa. Menatap tanya pada Lisa.

Lisa menghela nafas. Ia fikir ada hantu disini.

Stories Of Her IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang