Setelah dokter mengecek kakinya, changbin memilih untuk diam di dalam kamarnya. Setelah di otak-atik dokter tadi, changbin ngerasa kakinya malah tambah sakit.
Changbin nonton sambil makanin pringles yang di bawa oleh hyunsuk kemarin.
Fokus changbin yang semula berada di tv, kini buyar ketika pintu kamarnya tiba-tiba terbuka.
"Aelah, ketuk dulu napa sih" gerutu changbin.
"Lagi nonton yang aneh-aneh ya ? Terciduk nih" ujar chaeyoung.
"Ngawur" sungut changbin.
Chaeyoung duduk di sofa, "gak jalan-jalan lo ?" Tanya chaeyoung.
Changbin menggeleng, "sakit kaki gue" ujarnya.
"Kok bisa ? Bukannya barusan lo di periksa ya ?" Tanya chaeyoung bingubg.
Changbib mengangguk, "ya emang di periksa" jawabnya, "tapi gak ngerti ini kok malah sakit, mungkin karena di pegang-pengang mulu daritadi"
Chaeyoung mengangguk, "bisa jadi"
Changbin melirik chaeyoung, "trus lo ? Ngapain disini ? Udah enakkan emangnya ?" Tanyanya.
Chaeyoung mengangguk, "lumayan" jawabnya.
"Inget makan, jangan nyari penyakit sendiri" ujar changbin memperingati chaeyoung.
Chaeyoung manyun, "dia dateng sendiri kok, guenya jelas gamau padahal" ujarnya pelan, tapi masih dapat di dengar changbin.
Changbin menatap chaeyoung males, "dih, gaje" ujarnya.
Chaeyoung terkekeh, lalu ia berdiri menghampiri changbin, dan duduk di pinggir ranjang changbin.
"Awas kaki gue, goblok !!" Ujarnya panik sambil mendorong chaeyoung agar turun dari ranjangnya.
"Engga kena ih, lebay amat" gerutu chaeyoung setelah turun dari ranjang chanbin.
"Ga ngira-ngira lo kalo duduk, main duduk aja" sungut changbin.
Akhirnya changbin sedikir menggeser kakinya, mempersilahkan chaeyoung untuk duduk dipinggir ranjangnya.
Changbin memperhatikan Chaeyoung, "lo masih rada pucet deh, balik gih ke kamar lo, istirahat yang bener" ujar changbin.
Bukannya sok perhatian atau gimana, tapi chaeyoung emang keliatan banget pucet hari ini, changbin jadi takut sendiri ngeliatnya, ditambah keliatannya chaeyoung ini lesu banget.
Chaeyoung menggeleng, "bosen ah" ujarnya.
Changbin mendesah kesal, "bosen mulu perasaan lo, makanya makan teratur biar gak kambuh lagi itu maag lo, habis itu pulang dari sini" ujarnya.
Chaeyoung cuma diam, sempat membuat changbin bingung, tapi pda akhirnya chaeyoung turun dari ranjang changbin.
"Yaudah gue nurut deh" ujar chaeyoung, "gue balik dulu bin, istirahat" ujarnya.
Changbin mengangguk, "jangan keluyuran" ujarnya.
Chaeyoung mengangguk, lalu ia berjalan kearah pintu kamar changbin
Changbin menoleh ke arah kanan, meliat sebuah apel, ia mengambil apel tersebut,
"Chaeng"
Chaeyoung menoleh,
Changbin melemparkan buah apel tersebut,
Changbin kira, chaeyoung akan berusaha menangkap apel itu. Tapi ternyata, chaeyoung hanya diam dan membiarkan apel itu terjatuh.
Changbin diam, menatap chaeyoung bingung bercampur heran dan kaget.
Chaeyoung keliatannya panik, "maaf bin, refleks gue berkurang" ujarnya lalu segera mengambil apel tersebut dan keluar dari kamar changbin.
Kening changbin berkerut,
Refleks berkurang ? Apa maksudnya ?
💞
Bohong namanya kalo changbin tidak kepikiran omongan chaeyoung tadi. Nyatanya omongan chaeyoung tadi itu membuatnya gelisah.
Banyak perkiraan yang ada di pikiran changbin. Dan semuanya perkiraan buruk.
Changbin mutuskan untuk keluar dari kamarnya, melihat di sepanjang lorong keberadaan chaeyoung.
Tetapi tidak ada
Mungkin di rooftop ?
Changbin melangkahkan kakinya dengan susah payah, tentu ia akan mencari chaeyoung disana.
Tetapi herannya, ketika changbin sampai di rooftop, ia tidak bisa menemukan perempuan itu.
"Lah, dimana dong dia ?" Ujar changbin.
Pada akhirnya changbin harus mencari chaeyoung, segala tempat sudah ia datangi, tapi hasilnya nihil.
Satu tempat yang belum changbin datangi adalah, kamar Chaeyoung.
Tapi sebenarnya changbin sendiri gak yakin kalo chaeyoung ada dikamarnya, masa iya chaeyoung nurutin dia untuk istirahat ? Kayaknya engga deh.
Tapi itu benar-benar tempat yang tersisa,
Changbin melihat jam tangannya, sudah jam setengah delapan. Ini sudah malam, dan ia kembali teringat dengan ucapan chaeyoung yang melarangnya datang ke kamarnya malam-malam.
Changbin berdecak, "bodo amat" ujarnya lalu melangkahkan kakinya masuk ke lorong kamarnya.
Sesampinya di kamar depan kamar chaeyoung, changbin mengintip, kosong.
Changbin mengetuk pintu kamar chaeyoung, tidak ada sautan.
Dan pada akhirnya, changbin memutuskan untuk membuka pintu kamar chaeyoung dan masuk.
"Chaeng ?" Panggil changbin.
Kamar chaeyoung kosong dan sepi,
Changbin mengedarkan pandangannya, sampai ia melihat lampu kamar mandi yang menyala dan pintu yabg sedikit terbuka.
Changbin mendekat kearah kamar mandi dengan, "chaeng ?" Panggilnya.
"Changbin.... tolong gue...."