Changbin menutup pintu kamarnya, memperhatikkan lorong depan kamarnya dari ujung ke ujung.
Ia menghela nafasnya, biasanya chaeyoung akan tiba-tiba muncul. Tapi dua hari ini tidak, chaeyoung tidak pernah keluar kamar.
Dan changbin tidak pernah ke kamar chaeyoung.
Bukannya tidak mau.
Tapi changbin tidak kuat. Ngilu.
Untuk kakinya, sebenarnya sudah tidak terlalu membatasi pergerakkan changbin. Jadi kadang, changbin bisa berjalan tanpa harus pakai tongkat.
Changbin berjalan keluar lorong, niatnya untuk membeli minuman di mesin minuman di kantin.
Mata changbin tiba-tiba terfokus pada segerombolam suster dan dokter yang berlarian memasuki lorong kamarnya.
Mata changbin melebar, ia langsung membalikkan badannya dan berjalan secepat mungkin untuk kembali ke lorong kamarnya.
Changbin menghela nafasnya ketika segerombolan dokter dan suster itu masuk di kamar paling ujung.
Bukan kamar chaeyoung.
Changbin mengacak rambutnya, dia selalu gelisah dengan sesuatu yang berhubungan dengan chaeyoung.
Changbin menarik nafasnya,
Mungkin ini udah waktunya untuk kembali menemui chaeyoung.
💞
Changbin menundukkan kepalanya, ia tidak berniat mengintip dari kaca pintu. Tangannya mengetuk pintu kamar chaeyoung pelan.
"Iya masuk" sahut dari dalam.
Changbin memejamkan matanya, mempersiapkan dirinya. Akhirnya changbin membuka pintu kamar chaeyoung.
"Eh, changbin" ujar chaeyoung terkejut.
Changbin menghela nafasnya ketika menyadari jika perempuan itu sangatlah pucat dan kurus, tidak seperti biasanya.
"Tumben bin..." ujar chaeyoung pelan.
Changbin tidak membalas, ia menarik satu kursi dan meletakkannya di samping ranjang chaeyoung, lalu ia duduk.
Changbin hanya dia menatap chaeyoung dari samping, beda dengan chaeyoung yang malah kelihatannya gugup.
"Chaeng" panggil changbin.
"Hmm ?"
"Coba hadep sini" ujar changbin.
Chaeyoung menoleh pelan, matanya langsung bertemu dengan changbin. Chaeyoung gugup, dengn pelan ia memposisikan miring menghadap changbin.
"Gimana ?" Tanya changbin.
"Gimana apanya ?" Tanya chaeyoung balik.
"Kadaan lo sekarang" jawab changbin.
Chaeyoung menggeleng kecil, "sama aja" ujarnya, "gak membaik" tambahnya.
Changbin menghela nafasnya, "pasti membaik" ujarnya yakin.
Chaeyoung menatap mata changbin, "kenapa yakin ?" Tanyanya.
Changbin tersenyum, "karena lo chaeyoung" jawabnya.
Chaeyoung diam,
"Lo masih chaeyoung yang gue kenal dua minggu yang lalu, bukan chaeyoung yang lemah kayak sekarang" ujar changbin.
Mata chaeyoung mengerjap pelan, lalu ia tertawa, "chaeyoung yang kelayapan di rumah sakit siang-siang ?"
Changbin terkekeh, lalu ia mendekatkan wajahnya, "chaeyoung yang ngenalin rooftop ke gue" bisiknya.
Changbin memundurkan wajahnya lagi, "ayo cepetan sehat, nanti kita ke rooftop lagi" ujar changbin.
Wajah chaeyoung mendadak sedih, "kemungkinannya kecil bin, kemungkinan gue untuk mati malah lebih besar" ujar chaeyoung pelan.
Changbin menggeleng, "dokter itu bukan tuhan chaeng" ujarnya, "mereka gak berhak nentuin umur kamu cuma berdasarkan analisis penyakit lo"
Chaeyoung diam, menatap mata changbin dalam, lalu ia tertawa tipis.
"Lo mau cerita-cerita sama gue gak ?" Tanya changbin, alis chaeyoung terangkat, "cerita apa ?"
"Banyak hal yang bikin gue penasaran" ujar changbin, "kenapa lo gak pernah ngijinin gue ke kamar lo malem-malem ?"
"Kan lo udah ngalamin sendiri" ujar chaeyoung, "gue tiap malem ngedrop" ujarnya, "gue gak pingin lo liat gue dalam keadaan seperti itu"
Changbin menghela nafasnya, sebenernya ini udah dia duga, "terus, kalo misalnya gue gak ke kamar lo waktu itu, siapa yang bakal nolong lo ?" Tanya changbin.
"Gue sendiri" jawab chaeyoung yang membuat changbin bingung, "gue sendiri yang bakal nanganin" tambahnya.
"Gila lo" sungut changbin yang tidak habis pikir.
Chaeyoung terkekeh,
"Oh iya lagi satu" ujar changbin,
"Apa ?" Tanya chaeyoung.
"Lo inget waktu gue ngelempar apel ke lo ?" Tanya changbin, chaeyoung tampak berpikir, tapi setelah itu dia mengangguk.
"Lo bilang refleks lo berkurang, maksud lo ?" Tanya changbin.
Chaeyoung tersenyum, "salah satu efek dari kemoterapi itu, refleks berkurang bin" jelas chaeyoung.
Changbin mengangguk mengerti,
"Chaeng" panggil changbin.
"Hmm ?"
"Lo udah gak bisa keluar kamar lagi berarti ?" Tanya changbin.
Chaeyoung diam menatap changbin, lalu ia tersenyum dan menggeleng, "gue udah gak kuat" ujarnya.
Changbin menatap chaeyoung dalam, "chaeng..."
"Lagian lo bakal keluar rumah sakit kan sebentar lagi" ujar chaeyoung.
Changbin menunduk, "gue gak mau" ujarnya, "gue belum mau keluar rumah sakit"
Chaeyoung menggeleng, "lo harus pulang, lo gatau apa seberapa pinginnya gue keluar dari rumah sakit" ujar chaeyoung.
Changbin diam, lalu inmengangguk
Chaeyoung tersenyum,
"Tapi nanti lo sering seringin jenguk gue ya"
![](https://img.wattpad.com/cover/183560584-288-k42034.jpg)