Changbin berjalan pelan kearah mesin minuman, diam cukup lama di depan mesin itu karena dia masih berpikir minuman apa yang bakal dia belikan untuk chaeyoung.
"Nak"
Changbin menoleh kaget, "eh iya maaf nek, nenek duluan aja" katanya.
Nenek sofia senyum, "belikan nenek air dingin" katanya sambil memberi changbin uang.
Changbin mengangguk, lalu mengambil uang nenek sofia dan mulai menggunakan mesin minuman itu.
"Chaeng.... gimana ?"
Mendengar pertanyaan itu tubuh changbin langsung diam, "s-sehat"
"Mana ada orang sehat dirawat di rumah sakit" kata nenek sofia, benar juga.
"Sudah baikkan maksud saya" kata Changbin sambil memberikan sebotol air dingir ke nenek sofia.
Nenek sofia mengangguk, "kenapa bisa ngedrop sampe segininya ya ? Padahal semenjak ada kamu, dia makin sehat"
Changbin cuma bisa diam mendengar omongan nenek sofia.
Tidak tau harus merespon seperti apa.
💞
Changbin memandang sendu susu kaleng yang ia beli tadi, niatnya untuk chaeyoung tapi entah kenapa setelah ngobrol dengan nenek sofia tadi, ia langsung tidak ingin bertemu chaeyoung.
"Loh, kamu gak beres-beres ?"
Changbin menoleh, "beres-beres apa ?" Tanya changbin ke mamanya.
"Lusa kan kamu balik changbin" jawab mama changbin sambil sibuk merapihkan barang-barang changbin.
Changbin menghela nafasnya, kenapa berat sekali kayaknya untuk ninggalin rumah sakit ?
"Kenapa ?" Tanya mama changbin yang sekarang sudah berdiri di depan changbin yang duduk di pinggir kasur.
Changbin menggeleng, "engga kok"
Mama changbin mengelus kepala tunggalnya itu, "berat ya ninggalin chaeyoung"
Changbin diam,
"Kamu bisa tiap hari kesini" kata mama changbin.
"Tapi changbin jadinya gak selalu ada buat dia" ujar changbin pelan.
Mama changbin senyum, "chaeyoung pasti ngerti" katanya.
Changbin kembali menghela nafasnya berat,
"Udah jangan ngehela nafas mulu, kayak bapak-bapak banyak masalah aja" omel mama changbin, "sana ke kamar chaeyoung, keburu dingin susunya"
Changbin mendongak menatap mamanya, "dih, apaan sih ma, ini punya changbin kok" elak changbin.
"Seo changbin" ujar mama changbin, "kamu kira mama gak tau kamu orangnya gimana ? Kamu lahir dari rahim mama lho"
Changbin berdecak, "iyaiya udah gausah di candain akunya" gerutu changbin lalu berdiri dari duduknya.
"Inget semangatin dia ya bin"
💞
Changbin mengintip ke dalam kamar chaeyoung melalui jendela pintu, lalu akhirnya ia membuka pintu.
Menampilkan chaeyoung yang lagi tidur di atas kasur dengan memakan potongan buah melon.
"Melon ? Siapa yang ngasih ?"
Chaeyoung menoleh kaget, "ngagetin" gerutunya pelan.
Changbin terkekeh, "dapet melon darimana ?" Tanya changbin setelah duduk di kursi sebelah kasur chaeyoung.
"Sisa makan siang tadi" jawab chaeyoung.
Changbin mengngguk paham, "makan jangan sambil tiduran chaeng" tergurnya.
Chaeyoung terkekeh, "ribet ah kalo mau duduk, kepala gue pusing juga lumayan" katanya.
Changbin menghela nafasnya, "lusa gue keluar dari rumah sakit"
Ekspresi muka chaeyoung yang awalnya keliatan seneng itu langsung berubah, "lusa ya ?" Tanyanya memastikan.
Changbin mengangguk, "lusa"
Chaeyoung diam untuk beberapa saat sebelum akhirnya dia senyum, "seru dong ? Langsung kuliah kan lo ?" Tanganya.
Changbin mengangguk, "besoknya gue langsung kuliah"
Chaeyoung mengerjapkan matanya smabil menatap changbin antusias, "kuliah itu gimana sih ?" Tanya chaeyoung.
Changbin memasang wajah jijik, "gak perlu tau deh lo, gak enak pokoknya"
"Iiiihh tapi gue pingin tau" rengeh chaeyoung.
Changbin terkekeh, "kuliah itu, banyak tugas, banyaakkkkkk banget sampe rasa-rasa gak bakal dapet tidur"
Alis chaeyoung terangkat, "lebay pasti"
Changbin menggeleng, "bukan lebay, tapi emang bener" kata changbin, "emang sebanyak itu tugasnya"
Chaeyoung akhirnya percaya, "terus lo ngerjain tugasnya apa engga ?"
Changbin nyengir, "kap gue bisa ya gue kerjain, kalo engga ya liay punya temen hehehehehe"
Chaeyoung meringis pelan, "pokoknya lo mulai sekarang harus rajin, sampe nanti juga harus rajin" kata chaeyoung, "gue ingetin sekarang"
Changbin diam sebentar, "kenapa ingetinnya sekarang ?"
Chaeyoung mengalihkan pandangannya, "kan gak ada yang tau bin..."
Changbin menghela nafasnya lagi, "mulai pesimis lagi, lo gak inget gue bilang apa ?"
"Siapa yang pesimis sih ? Gue kan cuma bilang gak ada yang tau" balas chaeyoung.
Changbin berdecak, "pokoknya mulai sekarang gue gak ngasih lo make kalimat itu" ujar changbin tegas.
Alis chaeyoung twrangkat sebelah, "kalimat apa ?"
"Kalimat 'gak ada yang tau' itu" ujar changbin bikin chaeyoung terkekeh.
"Siapa lo ngatur ngatur gue ngomong" kata chaeyoung.
"Gue... changbin.... penyemangat hidup lo. Bener kan ? Hehe"