EPS. 4 [Desi sudah sadar?]

31 11 4
                                    

Perhatian!

Bagi yang belum mengubah tampilan backround berwarna hitam, silahkan ubah dulu untuk pengalaman baca yang lebih menyeramkan.

Petunjuk 👇

Setelah Mengetahui Desi sudah sadar,  mereka dan kepolisian langsung menuju Rumah Sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah Mengetahui Desi sudah sadar, mereka dan kepolisian langsung menuju Rumah Sakit. Dimana Desi dirawat. Tak lama, mereka pun sampai. Sekarang mereka sedang berada di lorong rumah sakit. Menuju ke kamar Desi.

Kemudian mereka sampai, mereka melihat Desi yang sedang terduduk diatas kasurnya dengan balutan perban dikepala nya. Desi melihat ke arah mereka. Mereka semua tersenyum kepadanya.





































Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

































Desi "Eh? Kalian? Silahkan duduk."
Isabel "Terimakasih. Bagaimana keadaan mu?"
Desi "Aku baik² saja, maaf repot² datang kemari."
Herlyna "Tak apa, kita kan teman."
Polisi "Maaf, boleh aku bertanya padamu?"
Desi "Kenapa tidak?"
Polisi "Apa yang kau lakukan saat di sekolah?"

Desi "Saat itu... Aku dipaksa oleh Hani untuk mengantar nya ke Toilet. Jadi aku terpaksa melakukan nya. Aku menunggu nya di luar Kamar mandi. Sekitar 5 menit, dia pun keluar. Lalu ada seseorang yang memukul ku dari belakang, sehingga aku pingsan. Tapi dalam keadaan itu, aku masih setengah sadar. Aku memegang kepalaku, rasanya sangat sakit. Hani langsung menolong ku. Tetapi dari arah belakang, ada seseorang dari belakang Hani yang tidak aku kenal membawa kapak dan menebaskannya ke Hani. Aku merasa pusing sekali seolah² bumi terguncang, aku tak sadar kan diri. Hanya itu yang aku tau."

Polisi "Baiklah, Terima kasih atas informasinya. Kami akan keluar, jaga dirimu baik² ya."
Desi "Eh, iya."
Isabel "Akan kami tunggu kau masuk sekolah."
Desi "Terimakasih, dokter bilang aku boleh pulang besok kok."
All "Dadah."

Mereka pun keluar dan sedang berjalan di lorong Rumah sakit, melewati kamar² pasien. Mereka menuju ke pintu keluar, lalu ditengah² perjalanan Polisi memulai percakapan.

Polisi "Aneh."
April "Ada apa?"
Polisi "Kapak yang digunakan pelaku itu... tidak ada di TKP sama sekali."
Herlyna "Apa artinya?"
Polisi "Apa mungkin dia berbohong?"
Isabel "Entahlah, setahu ku Desi anak yang jujur."
April "Bukannya yang di TKP itu tidak ada senjata tajam?"
Herlyna "Iya. Bagaimana bisa Desi bilang seperti itu?"
Polisi 1 "Pak, apa kita akan mempercayai nya?"
Polisi "Untuk sementara ini, kalian jangan dulu percaya pada siapapun. Termasuk kalian ber-5, kalian tdk boleh percaya pada siapapun. Dan kami juga tidak bisa percaya pada kalian. Walau kalian sudah membantu kami."
Herlyna "Baik, kami Faham pak. Terima kasih karna sudah membiarkan kami membantu. Kami akan segera pulang."
Polisi "Baiklah, hati² yah."
All "Ya."

Mereka pulang dengan Mobil pacarnya April. Satu per satu mereka diantar kan pulang. Lalu 1 minggu pun telah berlalu, sekolah mereka sudah selesai liburnya. Jadi tidak ada waktu lagi untuk pergi bersama². Sementara itu, di lorong yang gelap, ada 2 individu. Laki² dan perempuan. Desi menghampiri lelaki itu.

Desi "Mana janjimu? Kau bilang kau akan membayarku. Kau tau? Aku hampir saja ketahuan. Untung saja saat itu Vera yang dituduh, bukan aku."
"Heh. Seperti biasa, aku akan selalu menepati janjiku. Ini, bayaran nya."
Desi "Heh😏 Terimakasih. Omong omong, apa kau tidak berniat membunuh Vera apa?"
"Awalnya aku akan membunuhnya, tapi aku akan bermain-main dulu dengannya 😏"
Desi "Apa dia mengenalmu?"
"Tentu saja, tapi dia tidak menyadari nya. Mungkin dia sudah melupakan ku."
Desi "Perempuan yang seperti itu sebaiknya kau tinggalkan saja. Tidak ada gunanya kau mengejar nya."
"Belum coba belum tau, Kalau aku menyerah. Maka usahaku ini akan sia² saja."
Desi "Baik lah terserah padamu, tapi aku tak akan ikut lagi. Apa kau tau? Kepalaku menjadi korban karna ulahmu. Dan aku lah yang harus menyembunyikan kasus mu itu."
"Pergilah. Aku sudah membayar mu bukan?"
Desi "Baiklah, aku akan pergi."
"Jangan lupa kau tidak boleh memberitahu kan hal ini pada siapa². Kalau tidak, kau tau kan apa akibatnya?"
Desi "Iya aku tau."

Desi pun pergi dari lorong itu, meninggal kan lelaki itu sendirian.

To be continued...

The Eien Ni [TEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang