EPS. 6 [Keinginan]

36 15 12
                                    

Perhatian!

Bagi yang belum mengubah tampilan backround berwarna hitam, silahkan ubah dulu untuk pengalaman baca yang lebih menyeramkan.

Petunjuk 👇

Keesokan harinya, Pacar A masih terus memikirkan hal yang di inginkan oleh Pelaku itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya, Pacar A masih terus memikirkan hal yang di inginkan oleh Pelaku itu. Dia tidak mau kehilangan seseorang yang berharga lagi baginya.

Flashback POV

"Aku ingin...




























Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























Kau yang mengaku kalau kau pelaku pembunuhan itu semua."

Pacar A "APA?! ENAK SAJA! Kau sudah gila apa?! Tidak bisa! Yang melakukan nya itu kan adalah kau!"

"Kalau begitu aku akan membunuh pacar mu. Dan juga rekan²nya. Bagaimana? Setuju?"

Pacar A "Ggrr!!! Kau!!! Bagaimana mungkin kalau aku mengaku aku lah pelaku nya?! Tidak ada motif apapun! Kau sendiri kenapa membunuh mereka?!"

"Aku memiliki alasan yang tidak boleh semua orang tau, termasuk kau. Aku ingin dia yang pertama mendengar nya."

Pacar A "Apa kau ingin aku memberi tau apa yang sebenarnya pada polisi tentang mu?"

"Silahkan saja, kalau kau ingin aku membunuh mu dan semua rekan mu.  Dan lagipula kau tdk punya bukti apapun."

Pacar A kemudian mengepal tinjunya,  dia sangat kesal pada Pelaku itu. Dia tidak tau harus bagaimana lagi. "Baiklah, tapi kau janji kau tidak akan membunuh mereka."

Pelaku itu kemudian tersenyum, "Bagus. Baiklah, aku akan janji dan membuktikan nya."

Normal POV

April "Daniel... Daniel... Daniel!!!"
Daniel (Pacar April) "Hah?! Eh, kamu.  Apa?"
April "Daritadi melamun terus, knp?"
Daniel "Eh. Enggak kok, aku... Ngelamun nin kamu."
April "Gk mungkin, aku kan disini daritadi."
Daniel "Hehehe, lagi nge halu. Oh ya, aku mau tanya sesuatu ke kamu boleh?"
April "Tanya apa?"

Daniel "Kalau... Aku ninggalin kamu... Gmn?"
April "Ya aku gk bisa lah, aku bakalan sedih. Kamu kenapa sih tanyain itu ke aku? Kamu mau ninggalin aku?"
Daniel "Bukan gt, aku cuman nanya."
April "Bener ni? Jangan sampai kamu ninggalin aku ya."
Daniel "Gk akan, mana mungkin aku ninggalin kamu?"
April "Makasih udh jadi org yang paling berharga dihidup aku. ^^"
Daniel "Makasih juga karna udh jadi in aku org yang paling berharga di hidup kamu. ^^"

"Yayayayaya, ayo Juliet!" ucap Herlyna sembari menarik tangan April. "Urus Romeo mu nanti saja."
April "Eh-eh-eh, Arh! Sampai nanti Daniel!"
Daniel "Sampai nanti. Hm.."

Herlyna dan April pun pergi ke tempat nongkrong nya mereka. Mereka hanya berdua, Isabel katanya ada urusan sebentar sehingga dia akan datang terlambat. Sementara Vera sedang tidak ingin keluar rumah katanya.

Herlyna "Mau pesen makanan dulu gk? Sambil nunggu s Isabel."
April "Mau, aku udah laper nih daritadi. Mbak!! Kamu mau pesen apa Her?"
Herlyna "Aku mah mau yang biasa. Sama minumnya yang Lemon Tea."
April "Aku pesen sama kaya Herlyna aja."
Pelayan "Ok. Tunggu sebentar ya."

Herlyna "S Isabel lama ya, ternyata ada yang lebih ngaret daripada aku."
April "Iya yah. Wkwkwkwk. Ya tapi kan dia dah bilang kalau dia bakal telat, soalnya ada urusan mendadak."
Herlyna "S Vera lagi ni. Katanya mager, lagi gk mau keluar. Ah, bilang aja dia gk mau barengan sama kita."
April "Hm... Iya jg sih, belakangan ini dia kaya yang mau ngejauh dari kita. Dia itu kenapa sih?"
Herlyna "Iya, aku penasaran. Nah tu Isabel."

Isabel "Maaf aku telat. Kaya yang aku bilang tadi, ada urusan mendadak."
Herlyna "Jaga adek ya?:v"
Isabel "Heheheh, Iya 😂"
April "Terus terang aja lah, kalau kau jaga adek. Napa ada bilang ada urusan mendadak? Kan dah biasa:v"
Isabel "Tanggung, aku lagi ngurusin adek aku. Jadinya ribet."
Herlyna "Ouh..."

Isabel "S Vera mana?"
Herlyna "Katanya dia lagi mager. Gk mau keluar rumah."
Isabel "Ya... Wajar mungkin. Soalnya dia belakangan ini kaya yang keliatan sedih gt. Ditambah kejadian 2 hari yang lalu."
April "Yang pembunuhan itu lagi? Lah. Itu kan orang lain, dan seharusnya yang sedih itu kan ibunya temen mama kamu. Soalnya itu kan anak dari temen mama kamu. Ngapain dia sedih?"
Isabel "Ya... Kalian gtw apa yang terjadi waktu itu. Kalian sih, aku telpon gk dijawab. Dan pasti nya cuman diangkat dan gk langsung ke TKP."

Herlyna "Emang ada apa?"
Isabel "Dia, dimarahin sama kakaknya. Cuman gara² dia gk ngasih tau kasus² yang banyak kaya gini."
Herlyna "Kakaknya itu lho aku mah geleh, asli pengen ngebacok:("
April "Adiknya gimana adiknya?:v"
Herlyna "Kalau adiknya mah pengen nge bom 😂"
Isabel "😂😂😂hahahah. Kalau orang mya denger gmn hoy?"
Herlyna "Gampang, tinggal nge bom 😂"
Isabel "😂😂😂. Eh. Kalian dah pesen makanan?"
April "Udah daritadi. Kamu cepet pesen."
Isabel "Ya. Ok."

Disisi lain, Daniel berada di Kosan nya yang duduk di kursi belajar dan dia sedang menulis dibuku hariannya dengan pulpen hijau. Kemudian dia menangis sambil menulis kan sesuatu.

To be continued...

The Eien Ni [TEN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang