•Extra Part : Public Figure's Wife•

101 5 0
                                    

Steffi terbangun dari tidurnya. Penyebab utamanya bukan karena hari sudah mulai terang. Tapi marcello,suaminya. Ya masa tiba-tiba nyium leher steffi gitu? Kan geli.

"Nggh, sayang. Diem ah!" lenguh Steffi.

"Sebentar aja, sayang. Asupan pagi." rengek marcello.

"Nggak! Minggir, aku mau mandi."

Marcello hanya cemberut meratapi  istrinya yang melongos begitu saja ke kamar mandi.

Setelah Steffi mandi, gantian marcello yang masuk ke kamar mandi. Tapi baru aja Steffi keluar, cup!  Marcello nyium pipi Steffi. Dan itu berhasil pipi Steffi merona merah.

"Hihi,lucu banget sih istri aku." goda marcello sambil menyubit hidung steffi.

Steffi hanya mendengus kesal dan berlalu begitu saja menuju lantai bawah untuk menyiapkan sarapan.

•••

Mereka berdua menikmati sarapan dengan khidmat. Nggak repot kok sarapannya, cuman roti selai sama susu hangat.

Marcello sengaja menyuruh Steffi menyiapkan sarapan yang sederhana. Seperti roti selai atau nasi goreng. Yang penting kenyang.

"Cukup? Mau tambah lagi selainya?" tanya Steffi penuh perhatian.

"Nggak, makasih ya. Aku mau latihan dulu." pamit marcello sambil berdiri dari duduknya.

"Ih, tunggu dulu dong, sayang. Ngobrol-ngobrol dulu." cegat Steffi.

"Aduh, nggak bisa istriku. Waktu kumpulnya jam 8 pagi. Aku udah telat 15 menit ini." jawab marcello.

"Ih, yaudah deh. Aku kesana ntar ya."

Akhirnya mereka berpisah di pintu besar rumah Marcello yang baru dibelinya setelah menikah dengan Steffi.

Steffi membereskan piring bekas sarapannya dengan lesu. Rumah kembali sepi,cuman steffi dan beberapa pelayan yang ada di rumah.

Kalo kalian mau tau bagaimana marcello sebagai seorang suami. Dia itu super protective sama steffi. Dia melarang keras istrinya keluar rumah tanpa ditemani pelayan atau supirnya.

Misalnya,kalo Steffi mau belanja. Marcello pasti temenin dia kemana-mana. Atau misalnya marcello nggak bisa nemenin Steffi, pasti dia menyuruh beberapa bodyguard untuk menjaga Steffi dan beberapa asisten untuk membawa semua tas belanjaan Steffi.

Marcello itu type suami yang sangat protective tapi sayang kepada istrinya itu. Walaupun begitu Steffi tetap Cinta mati sampai akhir hayatnya.

"Sini, nyonya piringnya. Biar saya aja." kata seorang pelayan dan mengambil alih piring di tangan Steffi.

"Oh, makasih ya. Kalo begitu, saya ke kamar dulu." pamit Steffi sopan dan berlalu menuju kamar.

Steffi menghela nafas pelan dan kembali meratapi nasibnya sebagai seorang istri dari pemain bola internasional.

Pasti selalu ditinggal pergi kemana-mana sama suaminya. Suasana rumah mewah dan besar pasti sepi. Ya walaupun Steffi tau semua itu demi memenuhi kebutuhannya. Harian,bulanan,bahkan travelling.

Tapi kalo dipikir-pikir udah hampir 5 bulan mereka menikah, belum kunjung dikasih kepercayaan sama Tuhan untuk mendapat buah hati.

STELLO [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang