"Kerang yang tertutup rapat menjanjikan mutiara yang indah."
~~~Happy reading❤
Hari pertama masuk sekolah setelah libur panjang adalah satu hal yang paling ditunggu murid murid untuk bertemu lagi dengan teman temannya. Sebagian dari mereka bersemangat karena menyadari bahwa mereka sudah naik kelas, menjadi kakak kelas dan memiliki adik kelas baru.
Tapi tidak dengan anak lelaki yang satu ini, Aldiano Rey Barack. Dihari pertamanya dia masuk sekolah kembali, dia malah bangun kesiangan. Bukannya segera bersiap siap dia malah kembali tidur. Entah mimpi seindah apa yang baru saja dia alami.
Rey's POV
"Baru jam 7 tidur lagi ah. Nanti aja sekolahnya. Lagian belum pelajaran juga."
5 menit kemudian alarm terhebat gue berbunyi. Mau denger bunyinya gimana? Gini nih bunyinya
"REY! BANGUN! MAU TIDUR SAMPAI JAM BERAPA! HARI INI KAMU SEKOLAH!"
Ya, itu nyokap gue. Alarm alami dan terhebat yang pastinya selalu berhasil bangunin gue. "Oke mom. Ini Rey udah bangun."
Selesai berbenah diri dan bercermin di kaca ratusan kali mungkin, gue turun kebawah berniat buat sarapan. Eh, tau taunya si nyokap malah udah siap bawain bekal. Katanya gini
"Udah kamu sarapan di sekolah aja. Udah siang juga." Gila gak tuh gue disuruh sarapan di sekolah. Bawa tupperwere gambar hellokitty warnanya pink lagi. Ya kali mom.
"Hah? Gak usah mom. Nanti Rey beli aja. Ini yang udah dibungkus kasih Thalisa aja." Thalisa itu ponakan gue. Anak abang gue, udah gue ceritain kan? Setelah bilang gitu, dengan gerakan cepat gue ngambil roti yang masih ada dimeja makan dan melahapnya habis. Hitung hitung buat ganjal perut."Bye mom. Rey berangkat."
"Hati hati."
"Oke."
Setelah berpamitan gue langsung bawa belahan jiwa gue ke sekolahan. Yap, dia adalah motor kesayangan gue. Gak bagus bagus amat sih, cuma udah pas lah kalo bersanding sama muka tampan gue.
Soal terlambat masuk sekolah, itu mah udah biasa bagi gue. Bahkan kaya udah jadi sarapan setiap harinya. Gue juga kangen ketemu Pak Rudi guru BK sekolahan gue. Secara kan kemarin habis libur panjang.
Dan saat gue sampai disekolahan, gerbang udah ditutup dong. Ya jelas lah, sekarang udah hampir jam delapan. Dengan santai, motor kesayangan gue, gue titipin ke warung sebelah sekolah. Bukan warung sih, malah kaya kantin tapi tempatnya diluar sekolah gitu loh. Dan buat masuk ke sekolahan, gue tinggal manjat tembok. Berharap aja semoga gak ketahuan guru.
Berhasil. Saat ini gue udah di dalem sekolahan. Hari pertama masuk sekolah biasanya pelajaran belum dimulai. Jadi bisa ditebak kelas sekarang gak ada gurunya.
Gue berjalan seorang diri menuju kelas. Disetiap sudut sekolah ramai dengan beberapa murid yang nongkrong. Udah pasti sih ini gak ada pelajaran. Beruntung kalau gitu gue bisa lanjutin tidur nanti dikelas. Disepanjang jalan, banyak banget murid murid yang nyapa gue kaya gini
"Hay Rey!"
"Rey, makin ganteng aja."
"Pagi Rey."
"Halo Rey. Nanti kekantin bareng aku ya."
Dan masih banyak lagi sapaan lainnya. Gue cuma nanggepinnya dengan senyum doang. Kalian tau sendiri lah yang nyapa gue itu spesies siswi yang kaya apa. Mereka adalah salah satu jenis murid yang paling bikin gue risih sekolah disini.
"Woy! Rey! Gue kira gak bakalan masuk sekolah lo hari ini."
"Rey bakal masuk lah. Kan banyak dedek gemes hari ini."
"Jangan samain gue sama elo bambang!"
"Nama gue bukan bambang cilok! Mentang mentang libur panjang lo jadi lupa nama gue gitu ya."
"Alay bangsul."
Mereka yang saat ini jalan sama gue adalah temen temen gue. Gak banyak sih, cuma dua orang. Lagian ngapain temen banyak banyak kalo munafik semua. Ya gak? Dua orang itu pun sarap semua, gak ada yang bener. Ya sama kaya gue.
Yang satu namanya Fendi Bramastya dan yang satu lagi namanya Nando Adi Saputra. Gak ada yang bener dari kami bertiga. Gue suka ngoleksi cewek, Fendi suka sama balap liar, dan Nando temen gue yang satu ini gak jelas banget. Suka berantem tapi hobi ngoleksi semua hal yang berbau hello kitty. Cocok tuh kalau digabungin sama nyokap gue.
Author's POV
Aisyah. Gadis cantik itu hari ini harus merelakan dirinya membantu pengurus perpustakaan. Semester baru dan dia harus disibukkan dengan buku buku paket yang akan dipinjam siswa siswa lain. Sebenarnya bukan dia saja yang membantu pengurus perpustakaan, ada beberapa siswa lain juga membantu.
"Aisyah. Selesai itu nanti tolong temui Bu Rini ya. Ada beberapa buku baru yang harus kamu ambil dimejanya Bu Rini. Dibantu Devi ya."
"Oh iya Bu. Yuk Dev."
Buku yang harus dibawa kedua gadis itu tidak terlalu banyak. Hanya saja ukurannya yang besar besar, membuat mereka sedikit kesusahan membawanya.
"Kamu bawa itu aja Dev. Yang ini biar aku."
"Gakpapa nih? Itu gede semua loh."
"Gakpapa. Yaudah ayo, nanti ditunggu lagi." Baru beberapa langkah mereka keluar dari ruangan Bu Rini, Buku yang mereka bawa berserakan dilantai.
"Aduh! Kalau jalan itu yang bener! Ketabrak kan!"
"Maaf maaf." Aisyah tidak berani mendongakkan kepalanya keatas. Sebab dia sudah tau siapa yang ada dihadapannya sekarang. Seseorang yang selama masa sekolahnya ini dia hindari. Dan saat ini dia harus berurusan dengannya. Orang itu adalah Rey.
Aisyah's POV
Haduh Aisyah, apa yang baru saja kamu lakukan. Cepat pergi sekarang atau masalah akan menimpamu.
"Sekali lagi maaf. Permisi. Ayo Dev." Aku tidak berani menatap Rey, murid yang selama ini selalu aku hindari. Segera kutarik tangan Devi untuk pergi menjauh secepatnya.
"Dasar kutu buku!" Aku masih bisa mendengar Rey dan teman temannya tertawa keras. Saat sudah sedikit jauh Devi melepas paksa genggaman tanganku.
"Kenapa lo gak lawan tadi? Kan mereka yang nabrak bukan kita."
"Aku gak mau dengan sengaja menerjunkan diri ke jurang."
"Hah? Maksudnya?"
"Lupain. Ayo cepet, udah ditunggu ini."
Rey's POV
"Dasar kutu buku!" Gue tadi kesel tapi sekarang malah ketawa. Aneh. Mana Fandi sama Nando ikutan ketawa lagi. "Kalian ngapain ketawa?"
"Ngikutin lo lah." Mereka bener bener sarap emang.
"Btw, mereka cantik juga ya."
"Siapa angle?" Gue nunjuk angle dengan dagu gue. Sedang yang gue tunjuk, entah setan apa yang membuat dia kegirangan.
"Bukan bego! Itu tadi yang didepan ruangannya Bu Rini."
"Gebet lah."
"Yang mana? Kan ada dua. Yang pake kerudung kaya mukena apa yang satunya."
"Kalo Nando mah dua duanya."
"Ih pintar deh mas Fandi. Makin sayang."
"JIJIK!"
🍁🍁🍁
Next gak nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You For The Sake Of Allah
Teen FictionAwalnya hidup gue biasa biasa aja. Semuanya berubah semenjak gue kenal sama lo. "Sebrengsek-brengseknya cowok, pasti pengen dapet cewek yang baik. termasuk juga gue." Aldiano Rey Barack "Kalau cowok brengsek pengen dapet cewek baik. Lantas apakah ce...