"Mungkin sekarang aku hanya diam, tapi jika kamu mulai bermain-main, aku akan tunjukkan cara permainan yang lebih menyenangkan."
-unknown-Happy reading❤
🍁🍁🍁
Aisyah's POV
Aku sudah sampai di sekolah. Sudah terlambat, dan kurasa aku tak akan bisa masuk ke dalam. Tapi dugaanku salah.
"Pak, bukain gerbangnya pak, plissss." Bujuk Rey kepada satpam sekolah. Dia membuka tasnya, memberikan sebungkus rokok lantas berkata "Nih, buat bapak. Bukain ya pak, kasihan ini yang di belakang mau sekolah, masa gak dibukain." Masih saja mengejekku.
Aku hanya diam melihatnya sedang bernegosiasi dengan pak satpam. Tanpa kuduga, beliau menuruti permintaan Rey. Dibukanya gerbang dan kami pun masuk ke dalam sekolah. Tak lupa aku mengucapkan terima kasih kepada Pak Satpam itu.
"Kalau ketahuan Pak Yogi gimana? Ini kan udah telat." Kataku padanya setelah sampai di parkiran. Pak Yogi itu guru BK tergalak yang ada di sekolahku.
"Udah santai aja. Pak Yogi itu udah kaya bapak gue sendiri. Sini ikut gue lewat sini, biar gak ketahuan banyak guru." Katanya.
Aku dan Rey mengendap-endap untuk masuk ke gedung sekolah. Hebatnya, tidak ada guru yang mengetahui kami. Apakah karena aku bersama Rey? Si rajanya murid telat sekolahanku?
Saat sudah sampai di samping gedung kelasku, Rey menitipkan tasku ke temanku yang duduk dekat jendela. Sepertinya pelajaran sudah dimulai, terlihat dari suasana kelas yang tenang.
"Lo masuk buruan, mumpung sepi ini." Suruh Rey tepat di samping kelasku.
"Kalau ada gurunya gimana?" Tanyaku cemas. Aku takut memang, pelajaran pertama pelajarannya Bu Rini, guru bahasa yang tak tanggung tanggung dalam menghukum.
"Bilang aja lo dari uks apa gimana. Gue ke kantin dulu." Ucapnya lalu pergi meninggalkan aku.
"Loh, kamu gak masuk kelas?"
"Enggak, males belajar. Gurunya gak asik." Dasar. Ah... aku hampir lupa.
"Rey!" Panggilku, dia pun menghentikan langkahnya dan menghadapku. "Makasih ya."
"Oh... iya, santai aja." Ujarnya lantas melanjutkan langkahnya dan menghilang di ujung koridor.
Setelah Rey pergi, aku memutuskan untuk masuk ke kelas. Takut. Ini pertama kalinya aku telat masuk sekolah. Jika saja tadi aku pesan gojek saja, mungkin tidak akan seperti tadi.
Tok... tok... tok...
"Assalamualaikum." Salamku di depan pintu.
"Waalaikumsalam. Aisyahhh! Kamu kemana aja? Kenapa baru datang? Terus kenapa tas kamu, kamu titipin ke Dodi?" Tanya Devi menghakimiku. Kulihat tidak ada Bu Rini di sini.
"Bu Rini mana?" Tanyaku.
"Bu Rini ada kepentingan, jadi cuma dikasih tugas. Ih.. jawab dulu pertanyaan aku. Kamu kenapa telat?"
"Tadi ada yang ganggu aku di jalan. Untung ada Rey yang nolongin aku." Jelasku sambil menahan tawa. Sebab saat aku mengatakan Rey, teman-temanku yang mengidolakannya refleks menatapku terkejut.
"Rey? Kamu berangkat sekolah bareng dia?" Aku mengangguk. "Kenapa mau sih?! Bukannya kamu takut sama Rey?"
"Kan situasinya beda Dev. Udah lah, aku mau ngerjain tugas aja. Risih diliatin fansnya Rey dari tadi. Hahaha..."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You For The Sake Of Allah
Ficção AdolescenteAwalnya hidup gue biasa biasa aja. Semuanya berubah semenjak gue kenal sama lo. "Sebrengsek-brengseknya cowok, pasti pengen dapet cewek yang baik. termasuk juga gue." Aldiano Rey Barack "Kalau cowok brengsek pengen dapet cewek baik. Lantas apakah ce...