Kalian tau bagaimana rasanya terus menerus di salahkan?. Tidak enak. Sungguh.
Ingin menjadi lebih baik, namun selalu di nilai paling buruk, rasanya selalu ingin marah pada diri sendiri.
Selalu berpikir agar bisa membahagiakan, namun selalu di nilai kurang.
Ketika capek yang di salahkan saya. Padahal saya tidak membuatnya merasa jengkel. Beliau yang selalu melebih-lebihkan agar aku menjadi salah.
Bagaimana tidak sakit? Rasanya perih, menusuk. Ingin menangis, tapi tak mampu menperlihatkan isakan.
Tak ingin di nilai cengeng karena saya sudah dewasa, saya memutuskan kembali ke peradaban paling nyaman. Kamar saya sendiri. Dimana saya bisa mengeluarkan isakan tanpa ada siapapun yang mengetahui.
Kesedihan yang selalu tersimpan, mendorong hati segenap pikiran dan raga untuk menceritakan, dan membagikannya kepada kalian.
Menjadi lebih baik memang sulit, menjadi penyabar memang sakit, menjadi rendah hati memang pahit, tapi jika kita tidak memiliki sikap seperti itu, apa bedanya dengan hewan yang tak punya akal pikiran?. Kita manusia, paling sempurna dari semua ciptaan tuhan.
Semua akar yang akan membawa luka memang selalu tumbuh di hati. Bersabarlah, akan ada jalan untuk melewati masa-masa sulit. Jika tak ada bahu untuk bersandar masih ada kiblat untuk bersujud. Jika tak ada teman untuk di ajak bicara masih ada Allah untuk mendengar keluh kesahmu.
-Surabaya, 06 April 2019
Shf 🌼
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Waktu
RomanceSebuah media untuk menuliskan beberapa hal yang memang perlu dituliskan. ✨