empat puluh satu.

29 0 0
                                    

Pasti kalian yang membaca sepenggal sajak di cerita ini bertanya-tanya apakah aku membuat cerita ini dengan pikiranku sendiri atau mencuri hasil karya orang lain?.

Jawabannya adalah aku menulis dengan apa yang aku rasakan. Tidak ada keterpaksaan sama sekali. Aku menjadikan beberapa penulis yang menurutku ceritanya sedikit menarik dan dapat diceritakan kembali untuk memotivasiku menulis. Kalau yang ku tuliskan adalah milik orang lain maka di bawah tulisanku akan ku cantumkan nama penulis tersebut.

Aku juga terinspirasi coretan teman kelasku di bangku sma ini. Aku tidak mencuri hasil karyanya tapi hanya sedikit ku kembangkan kembali.

Intinya begini, aku menulis dengan apa yang kurasakan saat ini. Ketika aku sedang sedih, marah, kecewa dan bahagia. Aku belajar dengan karya-karya mereka seorang penulis yang sekarang telah berhasil membawa hasil coretannya untuk dibaca oleh pengikutnya. Aku hanya sedang bermain dengan kata demi kata. Ini mengalir begitu saja, aku hanya perlu mengikuti alurnya tanpa bersusah-susah untuk mencegahnya. Kenapa sisi kreatif ini harus di cegah?. Banyak di luar sana yang ingin menyampaikan tulisannya tapi tidak pernah di terima, sedangkan aku, aku menulis ini menurut suasana hati dan sedikit berhasil mencuri ketertarikan pembaca.

Jadi jika kamu ingin menulis, tulislah semua apa yang kamu rasakan, tidak usah malu untuk memulai.

-Surabaya, 23 Maret 2019
Shf 🌼

Ruang WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang