•||Tujuh||•

6.5K 290 24
                                    

Ara merasa sangat lelah, lelah berhadapan dengan Sean yang sangat keras kepala dan gampang marah dan selalu berkata seenaknya, tapi tadi Ara tidak melihat Sean yang menyeramkan saat berada di ruangannya.
Kenapa pak Sean? Kenapa dia sulit ditebak, kadang cuek menyebalkan menyeramkan dan juga terkadang dia sangat manis.

Isi kepala Ara sekarang dipenuhi oleh Sean, maksudnya dengan sifat Sean, yang menurutnya aneh. Mudah berubah dan sulit ditebak.

Ara membaringkan tubuhnya di kasur, mencoba untuk menenangkan pikirannya sedikit agar tenang dan menghilangkan Sean dari otaknya. Kenapa dengan Ara, kenapa dia harus memikirkan orang yang ingin ia jauhi? Entahlah

Tadi setelah keluar dari ruangan nya Sean dia sedikit khawatir dengan keadaan Sean. Tangannya masih diperban, lukanya cukup parah tadi. Ara tipe orang yang tidak tegaan dengan orang, apalagi jika melihat orang itu terluka, mengingatkannya pada traumanya dimasa lalu, dimana orang yang sangat ia sayangi harus pergi karna kebodohannya. Ara sangat menyesal pada waktu itu.

Saat Ara masih sibuk dengan pikirannya tentang Sean, suara ketukan pintu terdengar dari luar.

Ara beranjak dari tempat dia berbaring saat ini berjalan menuju pintu.

"Iya bentar" Ara membukakan pintu, ternyata Milly sahabat kesayangannya yang mengetuk, dia sudah tau jika itu Milly, siapa lagi kalau bukan Milly. Di rumah ini hanya dia dan Milly yang menempatinya.

"Kenapa Mil?" Tanya Ara saat melihat wajah bete Milly

"Aan geblek gue sebelllllm banget sama dia!" Ucap Milly lalu masuk dan duduk kasur milik Ara.

Ara yang tidak mengerti apa masalahnya hanya mengikuti Milly dari belakang dan duduk di samping Milly.

"Dia kenapa emang? Kan emang dia itu geblek dari dulu" jawab Ara santai. Karna yang ia tau, sahabat cowok nya yang satu itu memang geblek. Otaknya suka nyasar dan pulang kalau keadaan sedang genting.

"Ihh gak gitu Ra. Iya sih dia emang geblek dari orok. Tapi ini beda"

"Beda gimana coba? Emang gebleknya Aan ada berapa?"

"Ish Ra. Bete deh ah!" Ucap Milly cemberut manja. Ya Milly kalau sudah di situasi seperti ini akan manja manja gak jelas, masalah dengan Aan maksudnya.

"Yaudah lo jelasin apa gimana nih gue gak ngerti soalnya" tanya Ara mulai serius dengan pembicaraan Milly.

"Aan tuh begoooooo! Sinting otaknya kering! Gue benciiiii banget sama dia!" Milly masih dengan api dikepalanya yang menyala dan membara. Eh gak deng cuma kiasan.

Ara menghela nafas panjang. Jika Milly sudah curhat pasti bertele tele dan berlama lama, pasti tidak langsung ke inti permasalahannya. Alias tidak too the point. Ara sabar cukup sabar jika menghadapi Milly ini. Dia akan menunggu sampai Milly selesai mengeluarkan semua kata kata kesalnya untuk Aan.

"Jadi gini loh Ra. Si Aan geblek yang otaknya kering keriting kejepit kepiting itu SE-LI-NG-KUH" masih dengan nada berapi api. Dan dia menekankan kata selingkuh di ucapannya

Sontak mata Ara melebar saat mendengarnya. Dia masih tidak menyangka jika Aan pacarnya Milly itu selingkuh? Gak mungkin lah. Orang Aan itu susah payah mendapatkan Milly. Berjuang selama tiga tahun dan berakhir dengan dia selingkuh? Sungguh tolol sekali si Aan geblek itu.

"Ah gak mungkin Mil dia selingkuh. Emang lo tau dari mana?"Ara tidak mau terbawa emosi. Yang dia tau Aan itu tidak akan mungkin melakukan hal terlacnut itu. Tidak mendydyk sekali perbuatannya.

Dia tau Aan itu memang suka menggoda wanita wanita kurang belaian. Tapi dia tidak akan mungkin tega menghianati Milly yang sudah diperjuangkannya susah payah itu.

"Ih lo gak pecayaan banget ya Ra. Lo lihat ini. Nih lihat sendiri" Milly menunjukan layar ponselnya yang menampilkan gambar seorang laki laki dan seorang perempuan sedang duduk berdua di sebuah cafe di akun instagram

"Noh lihat kelakuannya di sana. Masa baru jadian berapa minggu udah keganjenan sama bule bening. Mana di post lagi kan bego. Mau selingkuh gak gini juga kali caranya!"

"Emang lo udah tanya kalau dia itu beneran selingkuh?"

"Eh buset dah. Emang gue harus ya nanya kalau dia itu emang beneran selingkuh. Maling mana ada yang mau ngaku Ra please berpikir jernih" Milly geram dengan Ara. Dia gregetan. Gregetan dengan Aan yang asumsinya itu berselingkuh dan juga Ara tidak membelanya, malah menjengkelkan seperti ini

"Please Mil, lo yang harus berpikir jernih. Ini tuh mungkin bukan selingkuhannya mungkin saja kalau ini bule temennya atau mungkin ya dosen nya atau gimana lah di sana gue gak ngerti juga. Saran gue nih ya mending lo tanya langsung dia itu siapa!"

"Gak males banget gue nanya nanya. Emang gue cewek apaan. Gue gak bakal ya ngemis ngemis cintanya cowok brengsek kayak si Aan ini. Gue udah nyesel banget nerima dia waktu itu"

"Sabar Milly sabar elah. Lo jangan terlalu gengsian dong! Lo harus tanya dia. Cewek itu siapa nya Aan"

"Tau ah pusing! Mending gue tidur" ucap Milly lalu beranjak dari tempat tidurnya Ara. Ara hanya menghembuskan nafas pasrah dan geleng geleng melihat Milly yang akan merengek tidak jelas hanya karna masalah percintaan? Mana Milly yang dulunya cuek jutek kuat dan tidak manja tidak cengeng seperti ini.

Cinta emang mengubah semuanya


Dosen Nano-NanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang