Mungkin ini hari apes Ara yang kesekian kalinya mungkin ya?
Berharap dosen Rey yang ganteng ramah baik pemaaf manis lembut dengan wanita suka senyum dikuras habis lah pokoknya sama Rey yang idaman semua wanitalah pokoknya, eh tau taunya siapa yang datang?.SEAN GALAN! Orang yang paling Ara Ashita hindari dan yang paling Ara ingin jauhi. Dan entah kenapa dia ada didepannya sekarang ini. Sedang duduk dihadapan Ara! And karena Ara Ashita terlambat masuk kelas.
Ara menghembuskan nafas kesal sekaligus takut berhadapan dengan mata elang si Sean itu. Dia menggigit bibir bawahnya gemetaran. Ara memainkan bibirnya menggigit-gigitnya menghilangkan grogi dan dengan cara apapun menghindari tatapan dari Sean.
Sudah lima menit Ara berdiri di depan nya, tapi dia hanya diam tidak berbicara sedikitpun kecuali tadi saat dia menyuruh Ara berdiri di depan nya.
Teman-teman sekelasnya diam tidak ada yang membuka suara, karna mereka juga takut sekaligus segan dengan Sean yang sangat terkenal ya, tau lah cuek nya sekutub dan seseram harimau betina kalau lagi pms, eh?."Kenapa bisa telat?" Akhirnya setelah sekian lama menunggu kalimat dari bibir emasnya Sean keluar juga, saking mahalnya suara dia. Ara kaget dengan ucapan Sean yang terlalu tiba-tiba itu, dan dingin.
"Emm aa ii iiituu..."Ara sampai tergagap menjawabnya
"Aiueo? Saya gak lagi les vokal!"
Nadanya datar tapi berhasil membuat teman-teman sekelasnya mengulum senyum. Yaa hanya senyum senyum doang, mau ngakak takut dilucnat.
Ara membelalakkan matanya tak percaya, dia salah menjawab? Tadi cuma grogi pak grogi! Bukan les vokal iya saya tau bukan les vokal!. Saya mau jawab tapi saya grogi plus kaget juga sama bapak yang tiba tiba itu!
And itu cuma ada di dalam hatinya Ara saja. Pengen marah tapi masih takut dengan tatapannya Sean.
"Kenapa diam saja!" Tanya Sean lagi, tapi sekarang nadanya tidak datar dan tidak biasa biasa saja, agak meningkat
"Ini juga lagi mau ngomooooong!" Ara kesal! Secepat itu moodnya berubah jika sudah berhadapan dengan Sean, apalagi jika berbicara dengan nada kasar atau nyaring. Dia paling tidak suka!
"Mau ngomong tapi kenapa masih diam aja?" Sean masih memojokkan nya
"Sabar elahh cerewet banget jadi cowok"
Sean mengangkat alisnya, isyarat. Apa?
"Tadi saya telat,,"
"Kenapa bisa telat? Kamu punya jam kan?"
Ara menarik nafas dalam, berusaha untuk tidak terpancing emosi, "saya belum selesai ngomoooooonggggg, heuuhhh"
Ara gregetan sendiri."Kalau ngomong yang cepat gak usah lambat!"
Ara mengepalkan tangannya, ingin nonjok takut dosa, "gimanamaungomongkalaudipotong!sayaitutelatkarnasayagakpunyauangbuatnaikojekjadisayakesinidarirumahjalankakiudahcapecapelecetdatangkeainimalahdimarahin!kankesel!"ucap Ara cepat tanpa space sedikitpun.
Sean jadi mengernyit memahami dan meresapi ucapan dari Ara tadi. What? Dia ngomong apa tadi?
* * * *
"Kesel.kesel.keseeeeeeeeell, guee tau gak sih!"
"Sabar Ra sabar, tarik nafas hembuskan," Ara mengikuti instruksi dari Aan, dia menarik nafas lalu menghembuskannya, "tarik buang, tariiiiikkkk.... lempar!" Sontak Ara dan Milly menoleh kearah Aan, yang hanya nyengir.
"Kok tarik hembuskan tarik buang tarik lempar sih. Random banget bahasa lo" tanya Milly kesal sekaligus jengkel dengan pacarnya yang rada geblek itu sambil menyendok redvalvetnya.
"Ya biar lebih bervariasi aja. Gak gitu-gitu aja. Kan hidup harus dibikin lebih berwarna. Ya gak?" Tanya nya sambil memainkan alisnya naik turun.
"Serah lo deh. Urus aja tuh bule keriting yang rambutnya pirang-pirang berjemur lo diAus sana!"
"Yaelah masih juga dibahas, kan udah dijelasin tadi Mil"
"Tau deh jadi aus gue" Milly mengambil minum jus alpukatnya dan meminumnya. Sepertinya dia masih belum bisa move on dari kejadian foto bareng nya Aan dengan bule kayaknya.
"Kalian tu apaan sih a aahh! Gue lagi bete juga malah asik pacaran!" Ara merasa double kesal, dimana ia ingin curhat malah melihat orang pacaran.
"Makanya pacaran!" jawab Milly dan Aan kompak, lalu mereka berdua saling pandang.
"Apasih ikut ikutan!" Milly melotot pada Aan.
"Kayaknya emang jodoh deh" jawab Aan sambil nyengir dan memperhatikan wajah Milly tanpa berkedip.
"Sedeeng lo!" Milly mengalihkan fokusnya kembali pada Ara yang sedari sudah cemberut tujuh sumur. Eh gimana ya?
"Jadi gimana sih Ra ceritanya. Cerita yang jelas dong. Datang-datang udah kesel aja lo"
"Gimana gak kesel coba. Pokoknya aahh panjang deh ceritanya!"
Milly mengernyit bingung. Gimana sih? Mau cerita apa enggak? Kok gue jadi bingung gini ya?
"Jadi gimana awalnya?"
Ara menghembuskan nafas panjang sebelum dia memulai untuk menceritakan semuanya, semua dari awal dia di rumah sampai ia di depan Sean!
"Ohh jadi gitu" Milly mengangguk angguk paham setelah mendengar cerita Ara.
"Gimana gak kesel coba. Gue di suruh keruangannya Mil. Disuruh ngerjain tugas apa lah itu gue gak ngerti sama sekali"
"Tapi tadi lo bilang pak Rey yang ngajar. Tapi kok Sean yang masuk?"
"Ya ituuu pak Rey sibuk. Dan pak Sean yang gantiin pak Rey"
"Emang parah sih sean itu Ra. Ada di mana-mana hidup lo berada kayaknya"
"Jodoh kalau gitu" bukan suara Milly tapi Aan yang sedari tadi diam, ternyata dia juga menyimak.
_TBC_
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen Nano-Nano
Romance"Pak Sean?" Tiba-tiba Elsa memanggil Sean yang sedang menjelaskan materi di depan. Ara dan yang lain menolehkan pandangan kearah Elsa. Alah palingan cari perhatian doang! Batin Ara yang sudah bisa menebak maksud Si tukang modus. "Ya? respon singkat...