•||Empat||•

6.7K 340 18
                                    

Ara berada ditoilet mengelap bajunya yang basah karna ketumpahan air yang di sengaja oleh Elsa. Untung saja hanya air mineral. Bukan air yang mengandung gula.

Ara melirik pada jas yang tadi diberikan oleh Sean padanya. Lalu dia tersenyum mengingat adegan tadi, "Pak Sean kalau jinak gitu romantis juga ya?"

"Duhh ngapain mikirin pak Sean sih! Ngaco ngaco!" Dengan cepat dia menepis pemikirannya yang mengatakan Sean romantis

"Tapi kalau dilihat lihat pak Sean ganteng banget deh. Cool, romantis, berkarisma dan...." belum selesai dia menyelesaikan kata katanya di kembali menggeleng

"Ngapain mikirin dia lagi sih!"
Dia mengetuk ngetuk kepalanya dengan tangannya agar membuang jauh jauh pemikirannya tentang pujian pada Sean. Yang dia harus ingat adalah Sean itu menyebalkan! Titik.

Dia keluar dari toilet karna baju nya sudah mulai mengering. Tidak lupa dia membawa jas dari Sean.
Dia menepuk jidatnya karna melupakan sesuatu. Lalu dia dengan cepat merogoh saku rok nya mencari benda pipih dan mengetikkan pesan

Setelah selesai mengetikkan pesan dia mengirimnya pada Sean
Tapi sayangnya ada pesan masuk memberitahukan kalau pulsa Ara tidak mencukupi untuk mengirim pesan.

Ara mendengus kesal melihat pesan itu. Lalu dia berjalan melewati koridor.
Namun belum jauh Ara berjalan. Ada seseorang yang memanggilnya.

Bu Rinta, Salah satu dosen yang mengurus administrasi, "iya bu kenapa ya?"  Tanyaya saat melihat kearah Rinta.

Dosen yang masih berumur dua puluh lima tahun itu terlihat sangat cantik dan sexy.

"Kamu belum melunasi uang pendaftaran. Jadi saya harap kamu secepatnya melunasinya"

Ara menepuk jidatnya. Dia baru teringat pada hutangnya, "i-iya Bu secepatnya nanti saya lunasi ya Bu"

"Bulan depan harus sudah lunas ya Ara"

"Siap Bu"

Rinta mengangguk dan berjalan menuju kelas yang akan ia masuki.

Ara berjalan malas kearah kantin. Dia juga malas untuk masuk ke kelasnya. Soalnya Sean yang sedang mengajar. Dia masih sedikit malu bertemu Sean. Karna hal tadi-saat sean melihat kearah bajunya yang transparan-.

***
Saat sedang asik memberi materi kepada mahasiswanya handphone Sean bergetar di saku celanannya.
Ia merogoh sakunya mengambil handphone nya.

Ada pesan masuk. Namun bukan pesan dari orang yang ia kenal. Namun pesan dari operator yang mengabarkan kalau seseorang dijauh sana meminta belas kasihan pada Sean untuk membayarkan pesannya.

Sean mengernyit bingung. Siapa yang tidak punya modal seperti ini. Berani nya mengirim pesan tapi minta dibayarkan. Ucap Sean dalam hati. Dengan malas Sean membalas YA pada pesan operator tersebut agar pesan dari seberang sana bisa masuk dan terbaca olehnya.

Selang beberapa detik handphone Sean berbunyi ada pesan masuk.
Namun kali ini pesan tersebut dari nomor yang dia ketahui. Ara Ashita

Sean membuka pesan tersebut dan membacanya

Ara ashita_ pak Sean ganteng maaf ya saya absen dulu masuk jam ini. Baju saya belum kering, saya malu kalau mau masuk. Nanti Bapak gak fokus ngasih materinya lagi. Bapak nanti fokusnya kebaju saya lagi nanti. Jadi lebih baik saya absen saja ya pak sean yang ganteng dan baik hati 😚😚
Entah mengapa Ara mengetikan pesan seperti itu pada Sean. Dia juga memberi emoticon kecup diakhir kalimatnya.

Setelah membaca pesan tersebut sean jadi teringat kejadian beberapa menit yang lalu. Dan benar saja fokusnya jadi kembali pada baju Ara yang menampakan bra nya.

Dosen Nano-NanoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang